Makan, Trus Belanja Tanaman?Ato Belanja Tanaman Lalu Makan? Keduanya bisa dilakukan di Kampung Flory

19 komentar
Hiasan plus barang dagangan
Kampung Flory. Nama yang begitu feminin menurut saya. Melihat banyak tanaman bunga di halaman depan, saya main tebak..mungkin dari kata florist.

Upps..ternyata saya keliru. Ternyata, nama ini diambil dari kata 'flora' yang artinya tumbuhan, karena pada  awal keberadaannya, fokus  tempat ini adalah sentra agribisnis untuk tanaman bunga dan juga berbagai tanaman buah. (Hasil ngobrol dengan salah satu pengelola, tapi bodohnya, saya lupa nanya nama narasumber. Contoh yang tidak patut ditiru, kalo mau nulis  berita)

Berdiri diatas tanah kas desa seluas kurang lebih satu hektar,  latar belakang lahirnya Kampung Flory cukup mulia; mewadahi para generasi muda yang belum mendapatkan tempat di dunia kerja, mengajak mereka untuk lebih mencintai dunia pertanian dan memberikan skill kepada mereka, hingga kemudian usaha ini maju pesat.



Beberapa tanaman buah. 
Murni berada pada jalur agribisnis hampir dua tahun, hingga kemudian Kampung Flory merangkul sebuah managemen restoran yang cukup ternama di Jogja, Iwak Kalen Resto hingga lahirlah tempat makan yang asri dengan nama Iwak Kalen Kampung Flory.


Begitu nyampe lokasi, hasrat untuk segera berkeliling nggak bisa dibendung.  Melihat-lihat tanaman, ambil foto, dan ngobrol lumayan lama dengan salah satu pengelola. Bersyukur, karena 2 bocil  dan order makanan, di handle pak suami. *karena  keburu lapar katanya.





Perpaduan agribisnis-resto, ternyata memunculkan perpaduan yang cantik. Landscape alam yang hijau, ditambah pernak-pernik yang nJawani membuat pengunjung seperti saya semakin betah. Di tempat ini, untuk pertama kali anak-anak saya ngerti yang namanya lesung (alat penumbuk padi tempo dulu) --yang awalnya dikira Raka perahu -- dan juga luku & garu (alat untuk membajak sawah, sebelum tergeser oleh traktor).

Saya tinggal berkeliling..ternyata udah pada asyik makan.
Sembari makan, biasalah emak-emak. Cek daftar menu beserta harga. Aman, ternyata rate harganya bersahabat banget dengan kondisi dompet  di saat kelender sudah mendekati angka 20. 


Selain bisa melakukan transaksi kuliner maupun belanja-belanja tanaman, di tempat ini di sediakan pula 2 kolam ukuran lumayan lebar plus ikan-ikan mungil yang khusus bagi pengunjung yang ingin mencoba sensasi terapi ikan. Free alias gratis tanpa biaya tambahan. Mau coba? Hi..hi. Geli. Itu kesan saya pas nyoba.


Sayang, lokasi kampung flory memang tergolong agak tersembunyi,  lumayan jauh dari jalan besar, ditengah kampung Jugang Pangukan, Tridadi, Sleman.

"Selama ini pengunjung itu pada salah, mereka nyarinya dusun flory...yo nggak bakalan ketemu. Kampung Flory itu brand...bukan nama dusun atau kampung"

Begitu penjelasan dari mas pengelola. Saya manggut-manggut. Paham mas. Kalau menurut saya,  asal nggak males nanya aja...nyari sebuah lokasi di kawasan pedesaan itu jauh lebih gampang daripada nyari alamat di kota, bahkan tanpa bantuan aplikasi atau navigator sekalipun.

Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

19 komentar

  1. wah keren banget mba, makan di tempat yang asri dan sejuk, apalagi harga makanannya aman di dompet :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. He eh bener. Sejuk dan asri. Harganya nggak bikin jebol dompet..😀

      Hapus
  2. Jadi, Kampung Flory itu memang namanya ya, Mbak, bukan nama dusun atau desa. Boleh juga neh, apalagi datang rame-rame. Seger dan nikmat :)

    Ohya, Mbak, mohon izin yaa.., baru saja saya follow blog ini. Terima kasih...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya. Rame2 makin seru.. Sering pada dipke outbond. Pas kmrn dateng juga lagi dipake anak2 TK..Oke pak...sudah saya folbek juga. Trimakasih..😀

      Hapus
  3. Agak susah dicari lokasinya ya mak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak juga kok mbak.. Ini berada tak jauh dari pusat kotanya Sleman

      Hapus
  4. Wkkkk kampung itu ternyata brand hihi bukan sinonim dusun ya mb sulis
    Aku kok kemlecer ama yang digoreng tepung dalsm piring

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wader goreng kui Nit... Mungil2 sih, tapi yang pasti gurih..😀

      Hapus
  5. Numpang nanya mba, itu kampung flory daerah mana?? Jakarta, Bandung apa dimana?

    BalasHapus
  6. kayak diithik-ithik yo lis? trus setelah diciumi ikan rasanya gimana?

    ancer-ancer lokasi dwong lis. dari jalan magelang apa mana ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Geli..tapi jadinya mirip semuten gitu mbak. Iya ini nggak jauh dari komplek pemda nya Sleman. Deket2 Denggung..

      Hapus
  7. duhhh cakep tempatnya, aku bisa kalap makan sama borong tanaman nih kalo ke sana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pasti mbak..opo neh dirimu ahli ttng tanaman...
      Mampir aja klo pas ke Jogja yaa..

      Hapus
  8. dilihat dari foto, memang kelihatan suasananya hijau dan tenang banget cocok untuk orang yang tidak suka keramaian :)

    jadi penasaran pengen diterapi ikan-ikan kecil itu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak. Btw, aku mmng nggak suka keramaian kayaknya... Tapi ke tempat ini rame2 asyik kok mbak😀

      Hapus
  9. Tempat yang cocok untuk bersantai bersama keluarga ya mbak Sulis. Setelah tiap hari berjibaku dengan kegiatan rutin, disini bisa santai sambil berkuliner ria. Dan pulangnya bawa oleh-oleh beberapa jenis tanaman :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sip! Iya mbak. Bener banget...sayangnya space kebunku dah penuh..padahal pngen beli bibit buah...

      Hapus
  10. Bakalan seger melihat yang warna-warni kalau ke sana, nih :)

    BalasHapus

Posting Komentar