Menapakkan kaki, dan kemudian melangkah mantap, bagi bayi tentu saja merupakan sesuatu yang sulit. Untuk mencapai tahap tersebut, dibutuhkan proses yang cukup panjang, Di hari-hari pertamanya, kemampuan motorik bayi hanya sebatas menggerakkan tangan, kaki, dan tubuhnya dalam posisi telentang. Menginjak dua atau tiga bulan, kebanyakan bayi telah mampu memiringkan badan, dan kemudian tengkurap. Kemampuan tersebut lantas dilanjutkan dengan kemampuan-kemampuannya yang lain seperti membolak-balik badan dari tengkurap-telentang, duduk, merayap, merangkak, berdiri sambil berpegangan, melangkahkan kaki ke samping,dan kemudian berjalan. Bagi orang tua, berjalan bisa jadi merupakan puncak dari perkembangan motorik seorang anak.
Raka, anak kami baru saja melewatkan ulang tahun pertamanya. Kini usianya 12 bulan lebih beberapa hari. “Anaknya sudah bisa jalan belum??” Pertanyaan yang amat jamak dilontarkan para tetangga, saudara, teman kepada kami. Tak hanya kami yang mengalaminya, berani taruhan..pasti banyak orang tua-orangtua lain yang mengalami pengalaman serupa. Kalau sudah begitu, jadi ingat ketika masih menjalani masa-masa kuliah, begitu akrab dengan pertanyaan “kapan wisuda”...atau selepas wisuda “kerja dimana sekarang?”....”kapan nikah?”....atau setelah nikah “kapan punya anak?”. Aduuh, pusing!!
Sedikit flashback, raka pertama kali tengkurap di usia 3 bulan 10 hr, duduk di usia 6 bulan, kemudian merayap, merangkak dan merambat di usia 8 bulan. Di awal 9 bulan, raka mulai gemar di tetah. Menilik perkembangan demi perkembangan yang dilalui, sebenarnya tak ada yang salah dengan perkembangan motorik raka. Semuanya lancar sesuai milestone perkembangan motorik. Dari beberapa artikel yang kami baca, setiap anak memiliki pola perkembangan yang berbeda, selama masih dalam tahap normal, tak perlu ada yang dicemaskan. Konon, rata-rata anak akan berjalan di usia 13 atau 14 bulan dan melangkahkan kaki secara mantap di bulan ke 15. Dari segi medis, kalau sampai 2 tahun belum bisa berjalan, baru mesti diwaspadai. Tapi namanya orang tua, kekhawatiran itu masih saja ada, apalagi kalau ada yang bercerita “anak saya 11 bulan sudah bisa jalan”.
Apa raka kurang stimulus?? Sepertinya tidak, kami selalu mewanti-wanti mbak rus untuk membiarkan raka bergerak bebas (tidak banyak gendong, kecuali lg sakit). Raka juga amat jarang sakit, kalaupun ke dokter...biasanya masalah kulit yang masih sensitif. Jadi sepertinya, hanya kami yang terlalu khawatir. Untuk alat melatih berjalan, sejak awal, kami sengaja tak menggunakan baby walker. Banyak tulisan yang berkisah tentang negative effect baby walker, membuat kami lebih memilih alat tradisional dari bambu. Simbah raka menyebutnya GERITAN. Murah, meriah..dan buktinya raka suka. Sempat beberapa saat tidak digunakan karena rusak, tanggal 6 januari kmrn GERITAN buatan Simbah Raka difungsikan lagi (setelah diperbaiki tentunya) dan...ooo, raka senang sekali memakainya. AYO, SEMANGAT LATIHANNYA KA!!KAMU PASTI BISA!!
Posting Komentar
Posting Komentar