Aksi raka yang berdiri di tepian kolam renang, mengingatkan kita pada film dewasa beberapa tahun lalu, BAYWATCH. Tapi ini jelas beda... orang Raka juga masih kecil, mana bisa jadi SAR pantai..
Ceritanya, minggu (13/4) kami mengajak raka ke kolam renang. Ini adalah pelajaran dan pengalaman pertama raka. Beberapa artikel yang menyatakan berenang merupakan olahraga yang baik untuk perkembangan motorik anak-anak, menjadi alasan pertama. Alasan kedua, raka gak boleh seperti ibu; gak bisa berenang sama sekali. Mumpung libur, ada kolam renang umum di dekat rumah, kenapa nggak?
Jadilah kami bertiga(aku, suamiku, Raka) berangkat. Sebelum nyampe lokasi, beli peralatan dulu tentunya; karena raka memang belum punya. Sempat bingung juga..efektif pelampung yang berbentuk bulat menyerupai ban atau baju ya? Dengan beberapa pertimbangan, pilihan kami jatuh pada baju pelampung berwarna orange, masih kebesaran, tapi itulah yang terkecil yang dimiliki toko. Harga lumayan juga, 27.000 rupiah. Tapi tak apalah, demi anak, toh juga tak sekali pakai.
Sore itu kolam renang cukup ramai, maklum hari libur. Tiga kolam dengan kedalaman yang berbeda, meski tak penuh sesak, semuanya terisi. Raka tentu saja kami pilihkan kolam renang yang paling dangkal. Geli waktu melihat reaksi pertama raka saat tubuhnya dicemplungkan ke air... Awalnya, ia ketakutan, pegangan erat dengan tubuh ayah, dan tidak mau dipisah, lengket. Tapi setelah beberapa menit di air, bisa ditebak, sifat alami anak-anak yang begitu menyukai air pun tampak. Tangannya berkecipak..bermain air..mulai berani dijauhkan dari tubuh ayahnya pelan-pelan, dan ogah diajak naik! Ah, dasar anak-anak, bisa aja!!
Ceritanya, minggu (13/4) kami mengajak raka ke kolam renang. Ini adalah pelajaran dan pengalaman pertama raka. Beberapa artikel yang menyatakan berenang merupakan olahraga yang baik untuk perkembangan motorik anak-anak, menjadi alasan pertama. Alasan kedua, raka gak boleh seperti ibu; gak bisa berenang sama sekali. Mumpung libur, ada kolam renang umum di dekat rumah, kenapa nggak?
Jadilah kami bertiga(aku, suamiku, Raka) berangkat. Sebelum nyampe lokasi, beli peralatan dulu tentunya; karena raka memang belum punya. Sempat bingung juga..efektif pelampung yang berbentuk bulat menyerupai ban atau baju ya? Dengan beberapa pertimbangan, pilihan kami jatuh pada baju pelampung berwarna orange, masih kebesaran, tapi itulah yang terkecil yang dimiliki toko. Harga lumayan juga, 27.000 rupiah. Tapi tak apalah, demi anak, toh juga tak sekali pakai.
Sore itu kolam renang cukup ramai, maklum hari libur. Tiga kolam dengan kedalaman yang berbeda, meski tak penuh sesak, semuanya terisi. Raka tentu saja kami pilihkan kolam renang yang paling dangkal. Geli waktu melihat reaksi pertama raka saat tubuhnya dicemplungkan ke air... Awalnya, ia ketakutan, pegangan erat dengan tubuh ayah, dan tidak mau dipisah, lengket. Tapi setelah beberapa menit di air, bisa ditebak, sifat alami anak-anak yang begitu menyukai air pun tampak. Tangannya berkecipak..bermain air..mulai berani dijauhkan dari tubuh ayahnya pelan-pelan, dan ogah diajak naik! Ah, dasar anak-anak, bisa aja!!
Posting Komentar
Posting Komentar