Lama nggak ngapdete blog….alhamdullilah kabar keluarga kami baik-baik saja. Raka sempat terkena sedikit batuk sebagai imbas pancaroba, tapi untunglah cuma sesaat. Ibu yang sempat beberapa hari batuk-pilek –tapi itu semua membuat sadar –betapa nikmatnya sehat dan pentingnya menjaga kesehatan (untuk point yang ini, ayah ga boleh protes kalo ibu tetep kekeh ga mo pake rompi ato jaket kulit kalo brngkt-pulang kerja; ga mau seperti robocop! He..he)
By the way......banyak cerita yang sudah terkumpul dan siap untuk dibagikan. Masih ingat shopping centre Yogyakarta? Saat saya masih kuliah, disanalah tempat strategis untuk mencari buku-buku entah itu baru ataupun bekas dengan harga murah. Di tahun 2005 ato 2006 (lupa!) para pedagang di pasar buku ini direlokasi (dirapikan juga)oleh pemerintah kota yogya, dan di lokasi lama di bangun taman pintar –-sarana publik yang menurut kami sarat pendidikan.
Minggu, untuk kedua kalinya kami ajak Raka ke Taman Pintar, setelah beberapa minggu sebelumnya kami ajak raka menikmati liburan di tempat yang sama. Meski tahap pembangunan dan penyempurnaan masih terus berlangsung, tapi sarana publik ini memang selalu ramai di hari libur, entah itu wisatawan asli jogja atau luar kota/daerah. Menarik dan murah! Itulah kunci utamanya menurut kami.
Secara garis besar, Taman pintar terdiri dari beberapa bagian, dengan Gedung Oval sebagai pusat. Disinilah daya tarik utama tempat ini ditawarkan kepada pengunjung. Dengan hanya 3000 rupiah/orang, pengunjung akan disambut aquarium raksasa dengan ikan darat yang bersliweran diatas kepala, kemudian dilanjutkan dengan aneka koleksi yang berkaitan ilmu sejarah, ilmu sosial, dan ilmu alam. Di gedung ini pula pengunjung bisa menikmati akses internet gratis, beberapa permainan terkait dengan bumi yang kita tinggali, dan yang lebih penting penemuan2 pelajar Jogja yang berkaitan dengan teknologi dan informasi dipamerkan di ruang ini.
By the way......banyak cerita yang sudah terkumpul dan siap untuk dibagikan. Masih ingat shopping centre Yogyakarta? Saat saya masih kuliah, disanalah tempat strategis untuk mencari buku-buku entah itu baru ataupun bekas dengan harga murah. Di tahun 2005 ato 2006 (lupa!) para pedagang di pasar buku ini direlokasi (dirapikan juga)oleh pemerintah kota yogya, dan di lokasi lama di bangun taman pintar –-sarana publik yang menurut kami sarat pendidikan.
Minggu, untuk kedua kalinya kami ajak Raka ke Taman Pintar, setelah beberapa minggu sebelumnya kami ajak raka menikmati liburan di tempat yang sama. Meski tahap pembangunan dan penyempurnaan masih terus berlangsung, tapi sarana publik ini memang selalu ramai di hari libur, entah itu wisatawan asli jogja atau luar kota/daerah. Menarik dan murah! Itulah kunci utamanya menurut kami.
Secara garis besar, Taman pintar terdiri dari beberapa bagian, dengan Gedung Oval sebagai pusat. Disinilah daya tarik utama tempat ini ditawarkan kepada pengunjung. Dengan hanya 3000 rupiah/orang, pengunjung akan disambut aquarium raksasa dengan ikan darat yang bersliweran diatas kepala, kemudian dilanjutkan dengan aneka koleksi yang berkaitan ilmu sejarah, ilmu sosial, dan ilmu alam. Di gedung ini pula pengunjung bisa menikmati akses internet gratis, beberapa permainan terkait dengan bumi yang kita tinggali, dan yang lebih penting penemuan2 pelajar Jogja yang berkaitan dengan teknologi dan informasi dipamerkan di ruang ini.
Sebagai pendukung kenyamanan, gedung oval juga dilengkapi dengan foodcourt yang menjajakan aneka makanan. Kalo kita menyusuri gedung oval sampai tuntas, maka akan tembus ke kios-kios buku para pedagang yang dulunya berjualan di shopping centre. Nah, di sini kita bisa memilih aneka buku, majalah dengan harga cukup bersaing. Tidak ada larangan bagi pembeli untuk menawar. Atau mo cari jiblakan makalah/skripsi? Ada juga!!!
Di sayap barat dan sayap timur, terdapat gedung PAUD (Pedidikan Anak Usia Dini). Harga tiket di sini jauh lebih murah, hanya 500 rupiah/anak. Harusnya, gedung ini diperuntukkan hanya untuk anak 2 tahun keatas, dan orang tua menunggui diluar, namun karena sudah terlanjur membeli tiket dgn alasan penasaran...akhirnya Raka diperbolehkan masuk. Didampingi ibu tentunya..Ayah nunggu di luar.
Apa yang ditawarkan gedung PAUD? Masuk kedalamnya..serasa masuk dalam lingkungan playgroup atau TK. Dinding-dinding yang bergambar warna-warni, mainan perosotan, ayunan, rumah-rumahan, dan juga banyak komputer dengan game-game edukatif yang bisa digunakan anak sampai bosan. Bayangkan, 500 rupiah sampai bosan!! Asyik kan??
Di luar gedung-gedung itulah, sebuah taman bermain bisa diakses gratis dan sepuasnya oleh pengunjung. Tak sembarang alat permainan, rata-rata alat permainan yang ada memiliki tujuan “memberikan ilmu” bagi yang menggunakannya, misalnya saja dinding berdendang. Tembok yang dilengkapi alat musik ini bertujuan melatih indra pendengaran anak, agar mereka bisa membedakan suara drum yang berukuran besar dan yang kecil. Ada juga permainan air yang melatih motorik anak. Sebenarnya raka pengen main ini...nunjuk2 setiap melewati dan melihat anak2 yang tengah berbasah2 ria, tapi takut masuk angin dan baju ganti terbatas...”besok lain kali aja ya le..” begitu ayah bilang.
Asyik menikmati suasana dan berbagai permainan, tak terasa rupanya hari semakin siang. Panas dikulit pun makin terasa menyengat. Sementara, masih ada satu agenda lagi yang harus kami selesaikan hari itu. Simbah Raka di Bantul kangen, jadilah dari taman pintar kami bablas ke Bantul –kampung tumpah darahnya ibu. Kebiasaan dirumah sepi, gak banyak teman, raka menemukan suasana yang betul-betul beda. Di rumah simbah, raka betul2 dimanja...bebas bermain tanah bersama mas pram (sepupu raka), mas amin, dan juga teman-teman barunya yang lain.. Senangnya melihat raka yang begitu riang!
Di sayap barat dan sayap timur, terdapat gedung PAUD (Pedidikan Anak Usia Dini). Harga tiket di sini jauh lebih murah, hanya 500 rupiah/anak. Harusnya, gedung ini diperuntukkan hanya untuk anak 2 tahun keatas, dan orang tua menunggui diluar, namun karena sudah terlanjur membeli tiket dgn alasan penasaran...akhirnya Raka diperbolehkan masuk. Didampingi ibu tentunya..Ayah nunggu di luar.
Apa yang ditawarkan gedung PAUD? Masuk kedalamnya..serasa masuk dalam lingkungan playgroup atau TK. Dinding-dinding yang bergambar warna-warni, mainan perosotan, ayunan, rumah-rumahan, dan juga banyak komputer dengan game-game edukatif yang bisa digunakan anak sampai bosan. Bayangkan, 500 rupiah sampai bosan!! Asyik kan??
Di luar gedung-gedung itulah, sebuah taman bermain bisa diakses gratis dan sepuasnya oleh pengunjung. Tak sembarang alat permainan, rata-rata alat permainan yang ada memiliki tujuan “memberikan ilmu” bagi yang menggunakannya, misalnya saja dinding berdendang. Tembok yang dilengkapi alat musik ini bertujuan melatih indra pendengaran anak, agar mereka bisa membedakan suara drum yang berukuran besar dan yang kecil. Ada juga permainan air yang melatih motorik anak. Sebenarnya raka pengen main ini...nunjuk2 setiap melewati dan melihat anak2 yang tengah berbasah2 ria, tapi takut masuk angin dan baju ganti terbatas...”besok lain kali aja ya le..” begitu ayah bilang.
Asyik menikmati suasana dan berbagai permainan, tak terasa rupanya hari semakin siang. Panas dikulit pun makin terasa menyengat. Sementara, masih ada satu agenda lagi yang harus kami selesaikan hari itu. Simbah Raka di Bantul kangen, jadilah dari taman pintar kami bablas ke Bantul –kampung tumpah darahnya ibu. Kebiasaan dirumah sepi, gak banyak teman, raka menemukan suasana yang betul-betul beda. Di rumah simbah, raka betul2 dimanja...bebas bermain tanah bersama mas pram (sepupu raka), mas amin, dan juga teman-teman barunya yang lain.. Senangnya melihat raka yang begitu riang!
wah raka udah besar ya.. doa'in tante juga cepat punya adik ya biar bisa ngelog kayak raka hehehe..
BalasHapus