Kulirik jam dinding. Hampir pukul duabelas siang. Sejak 3 jam terakhir, entah berapa lembar tisu telah berpindah ke tepat sampah di sudut ruangan.
Menyebalkan! Sudah dua hari ini tubuhku dilanda flu serta batuk. Tak ada naskah yang kejar tayang, hingga tanganku pun hanya menari tak menentu diatas keybord. Asal ngetik. Sesekali membuka file-file lama, adakalnya membuka folder foto, saat sedang memproduksi sebuah tayangan Tv atau foto-foto anakku yang aku dokumentasikan dengan rapi di pc ini.
Menyebalkan! Sudah dua hari ini tubuhku dilanda flu serta batuk. Tak ada naskah yang kejar tayang, hingga tanganku pun hanya menari tak menentu diatas keybord. Asal ngetik. Sesekali membuka file-file lama, adakalnya membuka folder foto, saat sedang memproduksi sebuah tayangan Tv atau foto-foto anakku yang aku dokumentasikan dengan rapi di pc ini.
Aku pikir, dua hari terakhir stamina tubuhku memang sedang benar-benar drop. Meski libur panjang dari kantor baru saja aku miliki, tapi sepertinya raga ini belum benar-benar bisa menikmati liburan lebaran. Menjelang lebaran, anakku, Raka sakit, sedikit demam disertai diare. Diagnosa dokter, raka terkena disentri ringan. Meski kerewelannya tak menjadi-jadi, tapi tetap saja naluri keibuanku tak bisa tinggal diam. Untunglah, beberapa hari setelah itu raka bisa kembali sehat.
Silaturahmi ke tetangga, sanak saudara serta keluarga adalah ritual biasa yang senantiasa mewarnai suasana Lebaran. Itu pula yang kami lakukan beberapa hari lalu. Sungguh indah merajut benang persaudaraan yang sekian lama terputus oleh kesibukan dan berbagai kepentingan. Namun sepertinya keindahan itu harus aku bayar dengan menurunnya kondisi tubuhku secara drastis.
Ah, sudahlah! Kenapa sesuatu yang dianjurkan justru aku kambing hitamkan. Mungkin bukan karena aku yang terlalu capek, tapi cuaca musim pancaroba kali ini memang sedang tak bersahabat.
Ah, sudahlah! Kenapa sesuatu yang dianjurkan justru aku kambing hitamkan. Mungkin bukan karena aku yang terlalu capek, tapi cuaca musim pancaroba kali ini memang sedang tak bersahabat.
Kembali ku ambil selembar tisu. Kuseka ingus yang mulai memenuhi lubang hidung, hingga akhirnya tisu yang telah kotor itu kembali mengisi tempat sampah di sudut ruangan. Sepertinya otak ini masih malas untuk berpikir terlalu berat.
Hanya satu yang dipaksa berpikir keras hari ini, satu komputer tak jauh dari tempatku duduk. Dengan kemampuan procesor yang pas-pasan serta jaringan internet yang sangat lambat, beberapa teman tampak googling lowongan CPNS tingkat pusat yang memang lagi marak. Sepertinya apa yang pernah dikatakan salah satu temanku ada benarnya juga, “fasilitas internet yang disediakan kantor, mayoritas justru digunakan karyawannya untuk berburu pekerjaan baru”.
Aku tersenyum. Hampir lima tahun menjadi bagian perusahaan ini, menjadikanku tahu mengapa sebagian besar karyawan hanya menjadikan tempat ini sebagai batu loncatan, persinggahan sementara. Andaikan ada yang bertahan lama, pastilah karena keberuntungan yang belum berpihak. Seperti halnya nasibku dan beberapa karyawan senior di ruangan ini.
Tapi dibalik kesemrawutan managemen yang seringkali jadi gunjingan para pekerja disini, aku harus akui juga, banyak hal yang aku dapatkan selama aku bekerja di tempat ini. Ilmu, persahabatan, segelintir rupiah, dan berjuta pengalaman yang takkan terlupa.
Tapi dibalik kesemrawutan managemen yang seringkali jadi gunjingan para pekerja disini, aku harus akui juga, banyak hal yang aku dapatkan selama aku bekerja di tempat ini. Ilmu, persahabatan, segelintir rupiah, dan berjuta pengalaman yang takkan terlupa.
“..ada film baru nih,” kata salah satu teman satu profesi, satu angkatan. Rupanya si pencinta film itu baru datang. Tak banyak menunggu, ku pinjam kepingan Vcd darinya.... Nonton Film Ahhhh....
***
Posting Komentar
Posting Komentar