Edisi Valentine; Dari Klepon Ke Bubur Candil

4 komentar


Jum'at malam(13/2) entah kenapa tiba-tiba saya ingat klo pas ke Indogrosir awal bulan kemarin saya iseng mbeli tepung beras ketan ros*br*nd. Waktu ngambil ni tepung dari rak sih cuma kepikiran...kali aja nanti bisa mbuat klepon sendiri, tanpa beli, jadi makannya lebih puasss!! Oh, ya...saya memang pecinta klepon,itu tuh jajanan tradisional berbentuk bulat, biasana berwarna ijo, berasa kenyal dan manis, sedikit gurih juga karena penampilannya akan bertambah cantik dengan balutan kelapa parut di sekujur tubuh:-)

gambar pinjam dari reseponline.info


Truss, apakah obsesi untuk membuat klepon sudah terlaksana? Belum sodara-sodara. Malah, semalem sehabis nemeni Raka ngerjain PR dan belajar perkalian bersusun, yang kemudian berlanjut nonton Cars 2, tiba-tiba naluri keibuan saya muncul...(wkkk...wkkk), "besok pagi masak apa ya?" Pengen sesuatu yang beda di hari yang special! Klo yang lain pada sibuk dengan coklat di hari kasih sayang, saya mbikinin apa ya untuk keluarga? Aha...sesuatu yang berwarna coklat, manis, tapi bukan cokelat. Kok keingat salah satu hasil masakan teman sekantor dulu..... apa coba? Bubur candil! Ha...ha, "pelarian" yang sungguh-sunguh tidak bermutu! :-) Tidak untuk dicontoh. 

Sebenarnya, beberapa kali suami bercerita, klo di masa kecilnya ia senang sekali membeli bubur candil saat ke pasar bersama ibu (mertua). So, mumpung punya bahan utama, kenapa tidak dicoba? Langkah awal, karena memang belum pernah masak jenis bubur ini sebelumnya, minta bantuan mbah gugel tentang bahan-bahan utama dan cara mbuatnya. Upss, ternyata pake air kapur sirih segala. Sempat nanya ke Mak Elly , Blogger yang jago masak, tentang peran air kapur sirih dalam makanan. Ah, ternyata, kapur sirih bisa ditinggalkan. 

Sabtu pagi(14/2) setelah masak standard (nasi, sop, lauk) untuk sarapannya Raka kelar, eksperimen pun dimulai! Berhubung masih tahap uji coba, sedikit saja dulu, karena peluang untuk menjadi makanan gagal produk masih sangat besar:-) Yang saya persiapkan dan lakukan kemudian adalah: Pertama, mencampur sekitar 200gr tepung ketan, sedikit garam, dan sedikit air panas untuk kemudian di bentuk bulatan kecil. Kedua, mendidihkan air, dan memasukkan bulatan-bulatan tersebut, hingga mengambang, pertanda matang. Ketiga, didihkan pula larutan gula Jawa secukupnya, tambahkan daun pandan biar beraroma. Setelahnya, saring biar penampakannya bersih dari bahan-bahan campuran gula dan didihkan kembali. Keempat, masukkan candil dalam larutan gula, dan kentalkan dengan sedikit tepung ketan yang sudah dicampur dengan air dingin. Aduk secukupnya sampai matang. Kelima, bubur pun siap disajikan dalam siraman santan. Begini nih....bubur candil edisi uji coba mak nya Raka dan Alya!
Bagaimana rasanya? "Enaak.....!", itu kata saya. "Terlalu manis, tapi enak kok", kata suami. "Mauuuuuuu!", seru Alya, yang begitu bangun tidur langsung milih acara makan. "Nggak mau bu, bunder-bundernya alot", kata Raka. Ha...ha, meski banyak kurang sana-sini (misal candil yang menurut saya ukurannya terlalu besar, dan rasa manis yang sedikit overdosis)....lumayan lah. Kalau itungan IPK, 3,00 deh! Dosen penilainya saya sendiri lho ya, buktinya belum tengah hari, ni bubur dah habis, laris manis dimaem suami, Alya dan juga saya :-) Porsi terbesar? Bukan saya lho yaaa **sambil geleng-geleng kepala. Eh, by the way, tertarik untuk mencoba juga?


Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

4 komentar

  1. maauuuuu... ....*berasa keselek candil..* seger banget ngeliat kuahnya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ha...ha, ternyata gampang n cepet kok mbak mbuatnya....btw, makasih sudah mampir:-)

      Hapus
  2. tak copas dulu ya. eh ini ya prestasi yg kausebutkn kmrin? good luck bu!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ha..ha, habis gak punya prestasi yang spektakuler mbak....z

      Hapus

Posting Komentar