Brrr...dingin! Meski sepertinya sudah memasuki musim pancaroba, tapi beberapa hari terakhir, hampir setiap petang kawasan Jogja utara diguyur hujan. Hawa dingin, kok kayaknya kompakan ma perut ma mulut yang minta diisi (lagi). Paling pas ada cemilan yang kriuk-kriuk, atau anget-anget nikmat. Lengkap lagi, ditemani segelas teh hangat, atau panas mengepul sekalian. Mantap!!
Ngomongin tentang wedang sejuta umat alias teh, belum lama ini saya "berkenalan" dengan Teh Jamus. Ketemunya juga tidak sengaja, gara-gara dibawakan suami, dari seorang teman asli Magetan yang barusan mudik. Terus terang, nama teh Jamus masih asing bagi saya, karena selama ini merk teh yang saya tahu ya yang itu-itu aja, yang banyak dijual di warung-warung, toko, atau diiklankan di televisi. Menilik kemasannya, Teh Jamus cantik juga, terbungkus kotak dos layaknya beberapa merk teh celup * padahal ini bukan teh celup lho. Satu kemasan teh kecil, berisi 40 gram daun teh kering. Untuk keluarga kecil seperti kami, meski mungil, tapi bisa untuk berhari-hari.
Saya bukan termasuk pecandu teh maupun kopi. Meminum keduanya juga jarang, kalau kepengen saja. Selebihnya lebih memilih air putih. Tapi, dengan Teh Jamus ini saya langsung penasaran ingin mencobanya. Di luar kemasan, terpampang dengan jelas TEH JAMUS ALAMI, KHAS RASA KOPI (TANPA KOPI). Walah...teh dan kopi kan jenis tanaman yang berbeda, kok bisa menyatu tanpa bertemu ya? Tanpa banyak menunggu, bisa dibayangkan kan adegan yang terjadi berikutnya? Seduh teh dengan air panas, tambahkan gula...dan nikmati aromanya! Bukan lagi wanginya melati seperti kebanyakan teh, tapi yang mampir di hidung saya benar-benar aroma khas kopi. Dari segi warna, tak banyak berbeda, coklat sedikit kehitaman. Tentang rasa? Serasa minum kopi beneran! Padahal yang saya seduh kan daun teh...Jadilah teh-kopi yang NasGiTel. Panas, legi (manis), dan Kentel!
Setelah mencicip nikmatnya, penasaran juga untuk tahu lebih dalam tentang teh ini. Ternyata oh ternyata, daun kering kecoklatan ini berasal dari perkebunan teh Jamus, perkebunan teh ternama di daerah Ngawi, Jawa Timur. Di produksi oleh KopKar.Sumber Candi Loka Kebun Teh Jamus, teh ini dihasilkan dari pucuk pilihan pohon teh yang sudah berumur ratusan tahun. Hmmm...apa ini ya yang membuat Teh Jamus ini berasa kopi? Mungkin kah ada korelasi antara umur pohon teh dengan kandungan kadar kafein? Mungkin saja kan kadar kafein yang terkandung dalam daun teh pohon "tua" ini mendekati kadar kafein kopi, hingga menjadikan rasa dan aroma mereka benar-benar mirip? Andai suatu hari kami main sampai Ngawi, pengen sekali melihat produksi teh Jamus dan mencari tahu jawaban dari rasa penasaran saya ini.
Selain rasanya yang unik, ternyata teh ini juga menyimpan kelebihan yang lain, yakni diolah tanpa menggunakan bahan kimia. Meski begitu, seduhan teh yang belum dicampur gula tetap tidak basi, meski telah tersimpan selama 2 hari. Asyik ya! Tapi sedihnya....kenapa ya, teh ini tidak di jual bebas di pasaran saja? Nah, klo ada yang ngasih gratisan atau oleh-oleh kayak saya, lumayan. Tapi gimana dong untuk para pecinta teh yang udah kebelet pengen nyicip? Dari hasil tanya sana-sini, rupanya Teh Jamus rasa kopi bisa didapatkan di daerah perkebunan Jamus, Ngawi atau bisa dipesan secara on line di beberapa reseller. Perkebunan Teh Jamus, tunggu kedatangan keluarga kami ya!! :-)
Duh yang baru dapet oleh-oleh... Eh aku mlh baru dengar teh cita rasa kopi. Kl ke jogja lewat ngawi selalu lewat jalur yang bisa ke Jamus. Tapu belum pernah ke sana soalnya naik turun. Secara aku kan tukang mabok gitu. Hihihi
BalasHapusAku ngertine kebun teh terdekat cuma kemuning ma arah dieng itu mbak...jamus blm pernah
Hapuspenasaran sama teh ini....
BalasHapusKlo saya suka mbak..cuma sayang, pemasaran msh terbatas sepertinya:-)
Hapusbaru tau saya ada teh rasa kopi tapi bukan kopi, saya juga suka teh mak, tapi males bikinnya heee
BalasHapusTernyata ada mbak. Bener lho, aromanya kopi banget!! Klo soal males...ada temennya Mbak evrina! * angkat jari tinggi-tinggi :-)
Hapussaya penasaran sama teh rasa kopi ini karena infonya aja saya baru tau sekarang :)
BalasHapusCoba klo pas jalan-jalan ke Ngawi Mbak Nchi... Saya juga tau krn dibawain oleh2 aja.... :-)
HapusWah boleh nih dicoba, jadi penasaran hehehe...kayaknya enak bgt ya mbak, apalagi diminum anget2 bwt teman ngeblog...TFS ya mbak
BalasHapusKlo termasuk pecinta kopi...enak pasti mbak. Merasakan sesuatu yang berbeda. Makasih Mak Yun...:-)
Hapuswah asik nih mba, saya jarang ngeteh seringnya ngopi....jadi pengen coba ini....
BalasHapusTehnya enak. Rasanya khas, kalo bikinnya banyak 2 sendok teh gitu maka rasa pekat kopinya makin terasa. Dan tehnya bisa tahan 2 hari ampasnya bisa diseduh beberapa kali.
BalasHapusKalo teman-teman rindu/kangen sensasi teh ini kebetulan saya domisili Klaten dan memasarkan produk Teh Jamus ini.
Tulisan nya mengalir bagai air bunda, enak membaca nya. Temen, saudara yg mau merasakan sensasi teh Jamus rasa kopi tanpa kopi bisa order online loh. Ternyata ada yg jual dengan harga grosir, ini websitenya distributortehjamus.com
BalasHapus