Perahu Sepet

2 komentar
Sekitar pukul 10 pagi tadi , saya menyuapi Alya snack  sembari menemaninya melihat ikan-ikan di kolam samping rumah. Tak lama kemudian, Raka anak saya yang dari pagi pamitan bermain muncul bersama Noval, anak tetangga yang kebetulan seumuran. Sekitar satu tahunan ini saya lihat mereka memang akrab satu sama lain. Namanya anak-anak, libur sekolah...ya gitu, puas-puasin bermain :-)

Eits, bukannya pulang ke rumah masing-masing, rupanya mereka masih mau melanjutkan acara bermain, tapi pindah lokasi aja, di kolam! Di tangan mereka saya lihat ada beberapa potong sabut kelapa, atau dalam bahasa kami sepet. Wong sepet yang tengah dijemur tetangga kok ya asal dicomot aja. "Mau mbuat perahu", kata anak-anak ini. "Boleh, tapi setelah selesai main, sepet nya balikin ke yang punya", pesan saya.

"Eh, Fal...kok perahunya nggak seimbang ya...." celetuk Raka saat melihat perahunya oleng saat diletakkan di atas air. "Dibenerin di belakang rumah yuk mas?" ajak Noval. Meski usianya lebih kecil dari Raka, tapi sepertinya, bakat memimpin Noval lebih terlihat.


Dan ternyata...beginilah cara dua bocah ini berkreasi dengan sepet-sepet mereka. Potongan kayu, tali, hiasan dari daun, mereka gunakan agar perahu mereka tidak oleng dan tampak lebih gagah.


Daripada di utak-atik sendiri, kalau dilakukan #berdua, lebih hebat kan?  Tak lama kemudian, saya lihat sulung saya dan Noval --sang teman akrab --asyik bermain dengan perahu hasil karya mereka.



Jumlah kata: 222
Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

2 komentar

  1. mak, lombanya di blog NUB, bukan di blog pribadi :) saya juga sempet salah peraturannya terlewat kebaca

    BalasHapus
  2. Wah, perahu sepet yang oke ituuu, saya ikut main boleh yaaa :)

    BalasHapus

Posting Komentar