Selamat Datang 2016!

11 komentar
Sumber gambarterbaru.com


Tinggal hitungan jam 2015 akan segera kita tinggalkan. Kalau sudah begini, jadinya waktu kayak berlari yaa...cepet banget! Rasanya baru kemarin kita melewati tahun baru 2015, eh....sekarang sekarang dah siap- siap untuk menjelang datangnya 2016. Ngomongin tentang tahun baru, beberapa tradisi ini akan segera kita jumpai dan kita temui.

Tradisi pertama, membunyikan terompet.

Toooot...!!

Bunyi ini bakal mendominasi, bersahut-sahutan ditiup, terlebih di malam pergantian tahun. Tahun baru dan terompet? Kok bisa yaa..?
Mengutip dari beberapa sumber, tradisi membunyikan terompet di malam tahun baru berasal dari budaya masyarakat Yahudi. Terompet diperkirakan sudah ada sejak tahun 1.500 sebelum Masehi. Awalnya, alat musik jenis ini diperuntukkan untuk keperluan ritual agama (sebagai alat untuk memanggil umat untuk berkumpul di tempat peribadatan), dan juga digunakan dalam militer terutama saat akan berperang.

Hingga dalam perkembangannya kemudian terompet digunakan sebagai sarana pelengkap bangsa Yahudi saat melakukan malam instrospeksi di penghujung tahun.
Di Indonesia sendiri, saya belum nemu literatur yang menerangkan sejak kapan tradisi ini ada. Tapi seingat saya, sejak kecilpun begitu menjelang tahun baru, maka akan muncul banyak pedagang terompet dengan berbagai bentuk dan desain di pinggir-pinggir jalan.

Oh, ya..malah tiba- tiba jadi ingat pesan via medsos yang beberapa kali saya baca tentang higienitas terompet-terompet yang katanya bisa menjadi media penularan berbagai penyakit berbahaya. Disatu sisi, pesan tersebut mengingatkan kita untuk lebih hati-hati, namun di sisi lainnya, kok pesan itu jadinya malah menyudutkan pedagang terompetnya. Kasian kan, baru mau menambah pendapatan sekali dalam setahun, (calon) pembeli sudah di hantui berita yang entah benar, atau hiperbolis semata.

Seandainya saya di posisi pedagang terompet pasti pengennya yang beredar adalah tips bagaimana membuat ataupun menjaga higienitas terompet...biar aman untuk semua. Dalam posisi saya sebagai ibu dari dua bocil yang bisa saja tiba-tiba ngambek, berhenti grak di depan penjual terompet dan nggak mau pindah sebelum dibelikan...sepertinya pesan berantai tadi juga (agak) berasa sia- sia.

Tradisi kedua, Pesta kembang api.
Menyalakan kembang api di malam tahun baru diyakini berasal dari kebudayaan bangsa China. Beberapa tulisan bahkan menyebutkan bahwa kembang api diawal keberadaannya adalah hasil penemuan seorang koki China yang bersifat tidak sengaja.
Di daerah perkotaan, biasanya pesta kembang api di gelar di beberapa titik keramaian atau obyek wisata. Untuk daerah dimana saya tinggal sekarang, tempat yang paling sering digunakan masyarakat untuk menyongsong tahun baru adalah kawasan Kaliurang, Monumen Jogja Kembali, Alun-alun, dan juga pantai kawasan obyek wisata pantai.

Ramai-ramai merayakan tahun di Puncak gunung. Kalau yang ini, biasanya menjadi pilihan golongan pecinta alam. Merayakan pergantian tahun dengan menyatu dengan alam, mengagumi kebesaran -Nya, adalah sesuatu yang tak terlupakan. Kurang lebihnya seperti itu, ketika saya pernah bertanya kepada teman, kenapa ia lebih suka merayakan pergantian tahun dengan acara mendaki gunung.

Bagaimana dengan tradisi merayakan pergantian tahun di rumah, berkumpul bersama keluarga, nonton tivi sambil nyemil asyik? Ha..ha, nggak menantang! Pasti commentnya gitu.. Tapi banyak juga kok yang milih ini. Alasannya beragam, males macet, tanggal tua, mending tidur apalagi kalau hujan turun, trus apa lagi ya...mm, banyak acara spesial yang ditayangkan di TV dan sayang dilewatkan.

Sstt..kayaknya saya mau milih tradisi yang ini aja deh. Percuma juga mau bela-belain ke pesta kembang api.. anak- anak juga pasti sudah tidur. Di penghujung tahun ini, pengen make a wish aja sama Tuhan..semoga di tahun mendatang, semuanya lancar, dimudahkan..dan diberi kesehatan. Aamiin...

Untuk yang saya sayangi...keluarga, teman-teman semua... Happy New Year yaaa...!! Sukses untuk semuanya
Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

11 komentar

  1. aku tahun baru nanti mau tidur cepat mak biar awet muda hahahahah

    bukanbocahbiasa(dot)com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai..halo mbak. Aku penggemar tulisan2mu...terutama Bimbang itu :-)

      Ha...ha, penggiat gerakan bobok gasik? Every day is a new day kok ya. Salam buat sidqi :-)

      Hapus
  2. Yupppi hampir sama dengan yang di Kudus nih, semoga aja nanti gak disiram hujan deras ya mbak..hehehe pesta kembang apinya langsung bubar kocar kacir :D

    BalasHapus
  3. aku malah tahun baru ketiduran mak hahaha

    BalasHapus
  4. aku udh 2 thnan mba ga lg ngerayain thn baru... udh ga jamannya lah ;p. trakhir ngerayain 3 thn lalu, bikin kapok bgt soalnya.. kita kejebak macet di GI , dan baru bisa sampe rmh di rawamangun jam 4 pagi -__-.. OMG.. itu gila... sjk itu ga pgn lg lah... enakan di rumah, masak, makan ama suami dan anak :D.. ya ga... :D

    BalasHapus
  5. Saya diundang tetangga ultah di malam taun baru (mgk sekalian merayakan taun baru) tp mendadak kasitau nya jam 8.30 malam br kasitau. Waduuuuh mana sempt beli buah tangan anak2 jam segitu udah pd bobo krn emang ga dibiasain tdr larut. Alhamdlh ga dateng :p cuma kirim doa jadinya

    BalasHapus
  6. meriahnya perayaan tahun baru dimna-mana.
    Saya sudah bbrp tahun yll meninggalkan perayaan tahun baru, no terompet, no kembang api, no petasan. Stay @home.

    Alhamdulilah, tidak merasa "kehilangan".

    Smoga Allah senantiasa melimpahkan taufik dan barakahNya kpd kita semua di sepanjang tahun ini.

    terimakasih, liputan yg menarik mbak :)

    BalasHapus
  7. Kadang dilema mbak..satu sisi kasian dengan penjual kembang api dan terompet tapi sisi lain tidak setuju dengan perayaan hura-hura tahun baru....amiin, semoga tahun ini dan selanjutnya diberi kemudahan dalam setiap urusan yaa mbak :)

    BalasHapus
  8. apa bener bunyi trompet itu tooot///wakakaak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Trus pie mbak unine...mosok prittt! Ah..keno tilang yen kui...wkkk wkkk..

      Hapus
  9. Saya malam tahun baru kemarin kumpul bersama keluarga, orang tua, adik, ipar dan keponakan-2...makan-makan..seruu deh mbak... :)

    BalasHapus

Posting Komentar