Sesi penimbangan sampah |
"Bu..jangan lupa, besok pagi Alya bawa sampah ya..untuk ditabung."
"Nabung sampah? Maksudnya?"
Jujur. Kening saya berkerut mendengar permintaan guru di PAUDnya Alya beberapa minggu lalu.
benda yang bisa didaur ulang."
***
Gambar dari itsmen.wordpres.com |
Sampah, dimanapun memang sering jadi masalah, termasuk pada level rumah tangga. Walau begitu, banyak juga cara atau metode yang digunakan masyarakat untuk mengolah sampah.
Beberapa tahun silam, saya pernah datang ke sebuah kampung dimana masyarakatnya menurut saya top banget dalam hal pengelolaan sampah. Dari level keluarga, sampah sudah dipilah. Kemudian dibeberapa titik kampung, tersedia tong-tong besar untuk menampung sampah-sampah tadi berdasarkan jenisnya. Oleh karang taruna, sampah kemudian diolah. Sampah basah menjadi pupuk, sampah an-organik masuk tempat daur ulang, dan plastik-plastik kemasan disulap ibu-ibu PKK menjadi aneka kerajinan. Uangnya? Masuk uang kas kampung. Keren kan?
Sayang, lingkungan tempat tinggal saya masih memilih sistem kelola sampah yang paling mudah, cepat, dan praktis. Langganan tukang ambil sampah, bayar tiap bulan, dan beres. Atau ada beberapa juga yang milih dengan membakar atau menimbunnya di halaman rumah, dan selesai.
Makanya, saat gadis cilik saya di sekolah di edukasi untuk memperlakukan sampah dengan bijak, ya pasti terimakasih. Selama ini, yang kami lakukan dirumah sebatas membiasakan anak-anak membuang sampah di tempat sampah, dan sudah. Tidak pernah terlintas untuk mengelola lebih lanjut, atau bahkan menyulap sampah menjadi tabungan. Bagaimana dengan teman-teman, sudah bijakkah dalam mengelola sampah? Jujur..saya belum. Ini lagi belajar.☺
waah... sekolahnya hebat. seandainya semua sekolah sudah melakukan tindakan ini
BalasHapusSayangnya di sini blm banyak yang njalanin program ini mbak..
Hapusnice infohnya mba
BalasHapusMaturnuwun mbak Milda...
HapusKreatif nih mba..
BalasHapusMungkin, aku bisa usul ke satgas adiwiyata di sekolahku buat nerapin sistem ini
Menginspirasi hehe :D
Boleh di usulkan Zalfa. Klo lingkungannya bersih, sampah terkelola dengan baik...lingkungan bljr akan lebih nyaman
Hapuswahh, keratif banget tuh sekolahnya Alya Mba *jempol*
BalasHapussayapun baru tahap mengajarkan Wahyu untuk membuang sampah pada tempatnya. Patut dicontoh nih cara ibu gurunya Alya :)
Iya mbak Ira. Semoga apa yang diajarkan pada bocah2 ini membelas diingatan mereka, sampai kelak mereka dewasa
HapusPunyaku tukang ambilnya dateng tiap 2 hari sekali, datengnya pagi mruput..nah pas aku ketinggalan , blom sempet nyantelin di pager...huaaa rasanya nyesek ahhahah
BalasHapusIyo. Tempatku juga mruput. Pake ember bertutup itu aja Nit...ndak perlu lagi nyantelke pager☺☺
HapusGurunya kreatif ya mba, bisa ngajarin anak untuk peduli dengan sampah
BalasHapusTerimakasih mbak. Semoga anak2 nantinya tumbuh jadi anak yang peduli sampah
HapusMetode yang sangat edukatif dan bermanfaat, tentunya. Oiya, kalo saya pribadi, salut banget ama masyarakat di kota Majalengka. Hampir semua warga-nya tertib soal sampah ini. Enggak heran kota ini sering dijuluki kota paling bersih.
BalasHapusDi jogja juga ada masyarakat yang kayaknya seperti kamu critain di Majalengka. Nama desanya Sukunan.
HapusHebat euy baru PAUD tapi sudah menerapkan metode yang edukatif. Semoga sampai besar siswa-siswanya bisa tetap disiplin buang sampah pada tempatnya.
BalasHapusAamiin..semoga mbak..☺☺
HapusWaaah keren banget nih idenya, masih PAUD padahal ya Maaaak.. Jadi mulai berdampak positif juga nih untuk ibu-ibunya, jadi mulai bisa milah-milah sampah dirumah yaaaa. Inspiratif banget nih idenya :D
BalasHapusIya mbak. Ini level PAUD. Semoga ibu-ibunya pada ikut juga manage sampah dengan baik.☺
HapusSejak beberapa tahun yang lalu kita sudah dianjurkan memilah sampah berdasarkan jenisnya ya mbak Sulis. Tapi itu masih belum sepenuhnya dilakukan. Di mall atau tempat umum misalnya, sebenarnya sudah ada tong sampah tersendiri untuk sampah organik dan non organik, namun kita masih sering salah memasukkannya. Mungkin sosialisasinya harus lebih jelas dan terus-menerus, mana jenis sampah organik atau bukan.
BalasHapusDan bagus sekali kalau hal itu sudah diajarkan sejak PAUD diharapkan anak-anak bisa memilah dan memilah jenis sampah, sehingga kebiasaan ini akan terbawa sampai dewasa :)
Iya mbak.. Semoga bisa kebawa sampai anak-anak dewasa. Biasanya klo milah-milah gitu..godaan terbesar adalah nggak tlaten. Jadi mmng harus ada niat kuat.. Sosialisasi yang kontinyu. Biasanya masyarakat akan menjadi tertib menjaga lingkungan kalau sudah merasakan manfaatnya.
Hapus