Takut Operasi? Nggak Lagi

5 komentar
tips hadapi operasi


"Eti, nggak jadi operasi..takut, mau di cancel aja.."  Kabar dari kakak, beberapa hari yang lalu. Istrinya ( kakak ipar) memang sedang dalam persiapan menjalani operasi miom, di salah satu rumah sakit di Bandung. Lha kok? Pas di Jogja beberapa minggu lalu, sepertinya sudah siap. Ternyata dua hari menjelang operasi, nyalinya drop.

Tapi ya begitulah, bagi banyak orang, tindakan surgery, pembedahan atau operasi adalah vonis dokter yang menakutkan. Saya juga pernah kok, ketakutan dengan kata "operasi" yang diucapkan dokter. Kalau "operasi" yang  di jalan raya, saya tenang, wong surat kendaraan lengkap. *apa hubungannya, dan siapa pula yang nanya.

Sampai detik ini, 3x saya menjalani operasi, dan semoga nggak ada lagi ke depannya. Aamiin. Operasi pertama, Sectio Caesar (SC) 10 tahun silam. Raka adalah bayi yang lahir dengan masalah air ketuban sedikit dan hampir kering. Kalau nggak salah, istilah medisnya oligohidromnion. Padahal sebelumnya saya sudah madep mantep bisa lairan normal, tapi ternyata baru bukaan awal saya sudah nggak kuat. Sakit poll! Namanya pengalaman pertama,  begitu masuk ruang operasi, saya takut. Tapi akhirnya terjalani juga. Operasi yang ke dua (ambil gigi graham bugsu yang impacted, numbuh miring), dan ketiga, operasi sesarnya Alya. Pas Alya, kondisi bayi sebenarnya tidak masalah, tapi lebih ke saya yang nggak mau gambling. Ya..kalau lancar, kalau mogok di tengah? Akhirnya saya minta SC terjadwal ke dokter. 

Dibandingkan yang pertama, pengalaman operasi kedua dan ketiga tentu beda.  Ada beberapa alasan sebenarnya yang kemudian membuat saya lebih siap untuk maju, dan kemudian masuk ke ruang operasi dengan berani.

Lima Hal ini Menjadikan Saya Berani Operasi



1. Yakin, ilmu kedokteran semakin maju
Iya, saya yakin banget dengan ini. Mungkin, 30 atau 40 tahun silam, vonis operasi sesar bagi perempuan hamil, terasa begitu menakutkan. Operasi, itu artinya siap dengan resiko yang paling buruk, alias kematian. Tapi, saya merasa bahwa kemajuan dunia medis bergerak secepat perkembangan teknologi. Jadi, percaya dan yakin dengan dokter yang menangani, semua akan baik-baik saja.


2. Bayangkan Saat Tersakit, Saat sumber penyakit mau diambil.

Tips ini saya terapkan saat graham bungsu saya mau diambil melalui operasi karena posisinya yang numbuh miring, dan kemudian nabrak graham di depannya, hingga jadinya berlubang. Dua-duanya. Kalau pas udara dingin, jadinya sering nyut-nyutan. Pernah saya sakit gigi, yang menurut saya levelnya jauh lebih sakit dari nyut-nyutan pasca operasi sesar. Rasa sakit itulah, yang kemudian memantapkan saya untuk ikhlas dan rela, dua graham dicabut bersamaan. Mending ngilangin sumber penyakit, daripada merasakan rasa sakit yang berulang.

"Nggak sakit..saat gigi di cabut? Meski ada pengaruh bius..tetap kerasa kan?" tanya pak suami kala itu.  Maklum, suami juga  termasuk golongan takut hal-hal yang berbau medis.
"Kerasa. Sakit juga..tapi akan lebih sakit jika gigi bermasalah ini tetap ada. Pas dicabut, aku mbayangin pas sakit gigi yang semalem aku nggak tidur itu.."

3. Tenang...ada obat penghilang rasa sakit kan?

Untuk ini, saya nggak perlu munafik. Beberapa jam pasca tindakan, pengaruh bius akan hilang. Yang tertinggal kemudian adalah  rasa nyeri bekas luka/sayatan. Untungnya, dokter pasti meresepkan pasiennya dengan obat-obatan anti infeksi plus anti nyeri. Memang tidak hilang sama sekali, tapi lumayan kan, nyerinya jadi jauh berkurang.

4. Bayangkan, bahwa kedepannya hidup akan lebih Indah.

Saya paling nggak suka nyimpen penyakit. Makanya sering gemes aja kalau lihat ada teman, sodara yang ketahuan "nyimpen" penyakit, tapi mundur-mundur atau bahkan nggak mau diberesin penyakitnya sama dokter, n alasan "takut" . Kalau alasannya karena belum tercukupi dana, itu beda lagi.. 

5. Pasrah. Di atas sana, Tuhan pasti sudah berencana. 

Kembali ke ide awal postingan ini ada; kakak ipar yang ketakutan menjelang operasi pengangkatan miom. Wajar, dan manusiawi sekali. Tapi untungnya..dengan segala bujuk rayu dan berbagai pencerahan, kakak  ipar akhirnya maju, berani menjalani operasi. Ada miom sebesar bakso yang akhirnya dikeluarkan di dr. RSP Hasan Sadikin Bandung (Kakak ngantor di Cimahi soalnya). Dua jempol dari Jogja. Yes, akhirnya berani juga! Yakinlah, bahwa Tuhan pasti punya rencana atas semuanya.

Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

5 komentar

  1. Yang operasi graham miring gimana tu mb rasanya, bius toyal kan yak?bayangin pergigian aku jadi linu linu sedap, ada grahamku yang rompal setengah tapi baru tahap nambal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bius lokal dong yaa.. Pipi bagian dalam n gusi aja disuntik...nanti berasa kebas. Klo dah gitu..baru deh gigi diubek2..😀😀

      Hapus
    2. Mbun, berapa sih tarif operasi miom dirumah sakit hasan sadikin ?

      Hapus
  2. Saya belum pernah dioperasi mbak Sulis, semoga nggak akan pernah untuk seterusnya, aamiin :)

    Adik saya malah 2 kali operasi caesar karena pinggulnya sempit, jadi waktu melahirkan anak pertama dan kedua harus dicaesar.

    Iya setuju bahwa saat ini dunia kedokteran sudah mengalami kemajuan yang luar biasa, sehingga nggak perlu lagi takut operasi kalau memang hal tersebut harus dilakukan :)


    BalasHapus
  3. Alhamdulillah hingga saat ini saya belum pernah Operasi besar, kecuali Khitan. heee
    saya Yakin bahwa Ilmu Medis sudah sangat berkembang dan meyakini bahwa hal tersebut merupakan bagian dari Ikhtiar untuk Sehat. so .... Jangan pernah takut untuk Operasi demi kesempatan kita untuk dapat terus beribadah ....

    BalasHapus

Posting Komentar