Alya : "Huu..Mas ki bohong tho...geneo nggak sakit..."
Raka: "Yaa..kan jarumnya beda nok... Yang dipake nyuntik Mas lebih besar"
Alya :"Soalnya Mas kelompok besar..?"
Raka :"Iya..."
Dialog dua bocil barusan, saya dengar dari atas motor, perjalanan dari pulang dari sekolah Raka ke rumah kemaren siang. Saya bonceng Alya di depan, Raka di belakang. Kebetulan tengah melintas di jalanan yang nggak gitu rame, jadi saya bisa mendengar obrolan mereka dengan jelas.
Hari kemaren, kakak- beradik ini dua-duanya sudah merasakan program pemerintah, imunisasi MR di sekolah masing-masing, dan judulnya mereka tengah ngasih testimoni pasca ikut imunsasi MR. SD Raka mendapatkan jadwal imunisasi awal bulan Agustus ini, sementara TKnya Alya baru minggu ke 3 di bulan yang sama. Nah, jeda 2 minggunya ini yang "dimanfaatkan" Raka untuk nggodain adiknya. Yaa, begitulah kakak-adik ini, klo nggak ada saling iseng, nggak afdol.
Salah satu kewajiban orang tua yang utama yaitu menjaga kesehatan anak-anak. Makanya sejak anak-anak bayi saya selalu berusaha hati-hati untuk mereka, termasuk menyangkut bahan makanan yang anak-anak konsumsi. Klo mereka sehat, toh orang tua juga ikut enaknya.
*meski di anak ke dua, saya cenderung lebih kendor, karena faktanya anak sulung saya jadi picky eater karena saya terlalu hati-hati.
Begitu pula mengenai masalah imunisasi. Saat masih bayi, saya berusaha tertib jadwal dalam membawa anak-anak ke kantor layanan medis guna mendapatkan imunisasi wajib.
Makanya ketika kemudian ada program imunisasi MR yang sifatnya nasional pemerintah untuk usia 9 bulan sampe 15 tahun, ya jelas lah saya ngedukung. Apalagi tujuannya juga bagus, biar angka kematian anak akibat campak dan gangguan-gangguan yang ditimbulkan virus rubela dapat ditekan/ berkurang, dan jangka panjangnya Indonesia bebas campak di tahun 2020.
Meski di lapangan sempat nimbulin banyak pro-kontra, beberapa malah menolak pemberian imunisasi dengan alasan keyakinan agama, bagi saya, biarin aja mereka lewat. Toh pendapat itu memang nggak bisa dipaksakan sama.
Menurut pemahaman saya, pemberian imunisasi bagaikan membekali anak dengan tameng/ perisai sebelum ke medan perang. Tapi sayangnya, proses pemberian tameng ini melalui proses yang kadangkala tidak nyaman untuk anak-anak. Melalui suntikan misalnya. Jadi wajarlah klo anak-anak pada takut duluan. Kalo sulung saya, berhubung sudah 10 tahun, maka dia lebih siap. Pengalamannya dengan jarum suntik juga sudah lebih banyak wong perkali-kali pernah njalani test darah.
Beda dengan Alya. Ni anak hampir tidak pernah bersentuhan dengan jarum suntik kecuali pas bayi. Makanya was-was juga saat ada informasi dari sekolah perihal pelaksanaan imunisasi MR. Jangan-jangan nantinya mogok. Ato malah lari begitu mo disuntik.Apalagi ditambahi kakaknya yang justru memeperkeruh keadaan dengan bilang "Nok...sakit lho diimunisasi itu, kayak gigit semut, tapi semutnya banyak.."
Kalau sudah begitu, saya cuma bisa berusaha. Pertama, sebelum hari H imunisasi, saya kasih gambaran ke anak, tentang seluk beluk imunisasi. Teknisnya gimana, tujuannya apa, termasuk me recall ingatannya bahwa dulupun ia pernah diimunisasi berkali-kali.
Kedua, saya bilang bahwa memang mau nggak mau harus melalui suntikan. Bahkan saya tunjukkan posisi dimana nanti ia kan disuntik. Saya nggak mau bohongin anak, misal bilang "Nggak disuntik kok, cuma kasih obat". Nanti klo sudah dilapangan dan anak melihat situasinya berbeda dengan briefing yang diberikan sebelumnya, kan berabe.
Ketiga, sistem reward. Anak-anak suka dengan sistem ini. Untungnya pihak sekolah juga sangat mengerti dengan tipikal anak-anak. Jadi begitu kelar di suntik, anak-anak langsung dikasih jajanan plus susu kotak mirip ada yang ngrayain ultah. Sebagai tambahan, Alya minta ditraktir es krim setelahnya.
Lega, karena dua bocil saya sudah terbekali dengan tamban perisai. InsyaAlloh mereka tumbuh sehat nantinya, jauh dari penyakit berbahaya. Btw, masih ada yang nunggu giliran sang buah hati dapat imunisasi? Semoga lancar yaa..
#update 23/8/2017 setelah beberapa hari pasca imunisasi di kedua anak, tidak terjadi dampak ikutan yang sering dikhawatirkan para orang tua. Tanpa demam atau rewel apapun.
#update 23/8/2017 setelah beberapa hari pasca imunisasi di kedua anak, tidak terjadi dampak ikutan yang sering dikhawatirkan para orang tua. Tanpa demam atau rewel apapun.
Disuntik itu emang nyeremin sih.
BalasHapusPadahal sakitnya dikit doank. Cuma kayak dicucuk jarum.
Keren alya nya berani diimunisasi.
ku rada trauma mba suntik imunisasi buat anak, jadi masih maju mundur nih :D btw nice share mba ^_^
BalasHapusAlhamdulillah ya, sudah diberik vaksin. Bener emang, vaksin itu tameng atau perisai untuk melindungi tubuh dari antigen. Kalau antigennya datang, antibodi yang sudah divaksin jadi kebal, paling tidak sudah terlindungi
BalasHapusIya mba di luar sana bnyak pro kontra dengan vaksin ini. Tpi saya termasuk yang pro. Rrncananya bulan depan anak saya ikut vaksin MR ini
BalasHapusAnak2ku menyusul di puskesmas nanti, insyaaAllah. pas jadwalnya kemarin di sekolah, pas lagi sakit :(
BalasHapusaku ketawa aja kalo liat ponakan aku yang abis disuntik..nangisnya lucu.wkwkwkwk
BalasHapusanak-anak memang sebaiknya di imunisasi, takut? iyalah disuntik itu emang sakit dan bunda selalu punya cara untuk menumbuhkan keberanian pada anak, semoga sehat selalu ya buat ananda yang hebat dan cerdas
BalasHapusjadi kangen megangi anak2 yang girap2 gulung2 di lapangan, hehe
BalasHapusMukae tegang opo pasrah dek alya ehegekkkk
BalasHapusKeke hari ini diimunisasi MR. Nai belum karena saat imunisasi dia lagi demam
BalasHapusAlhamdulillah Mas dan Adek udah suntik MR ya. Moga sehat2 terus ya. Iya selama reward-nya makanan kesukaan mah gpp ah yang penting anak2 mau disuntik ya, haha... Memang serem juga sih disuntik cuma untungnya anak2 paham ya.
BalasHapusBabel juga sudah imunisasi Kamis kemarin. Tinggal adiknya yang belum. Katanya, besok Senin.
BalasHapusSelamat arka dan alya yang sudah di imunisasi!
BalasHapusaduh itu dedenya untuk aja gak nangis.. kebayang suka agak pegel2 gtu yaa mbak.. tp anaknya alhamdulilah pada sholeh yaa ga nangis
BalasHapusDi sekolah adik sampai sekarang belum imunisasi. Mudah-mudahan aja dia gak takut. Pas ditanyain sih jawabnya gak bakal nangis. Tau tuh ntar pas hari H
BalasHapus