Selain laju informasi dan teknologi yang begitu cepat, salah satu fenomena sosial yang belakangan mengusik perhatian saya adalah pergeseran fungsi lahan. Nggak di kota, nggak di desa semuanya kena.
Sederhana saja dan nggak perlu jauh-jauh. Dulu, di sekitaran rumah, masih banyak area yang difungsikan sebagai lahan perkebunan atau sawah. Sekarang, pelan tapi pasti pemfungsiannya mulai berganti. Semakin banyak lahan yang dipegang pengembang, diubah menjadi kapling-kapling tanah untuk hunian, atau dengan cepat sudah berubah wujud menjadi bangunan untuk kawasan pertokoan.
Dampaknya? Ya jelas ada. Kawasan pedesaan yang saya tinggali, mau tak mau mengalami apa yang saya namakan proses "kotanisasi". Ada enaknya juga proses ini. Misalnya, untuk pemenuhan kebutuhan hidup, semuanya menjadi semakin mudah, karena segala sesuatu yang dulunya hanya ada di kota, kini semakin mudah dijangkau. Semua seolah mendekat, dan semakin mudah didapat.
Tapi jangan salah, tetap ada dampak ikutan yang hadir berbarengan dengan proses pergeseran fungsi lahan dan "kotanisasi" tadi. Dari hari ke hari tempat tinggal yang sebenarnya berada di kaki Merapi ini menjadi lebih panas. Udara yang awalnya relatif sejuk, dingin, berangsur menjadi lebih cepat berasa gerah.
Ketidakseimbangan, menurut saya adalah biang kerok utama yang layak jadi tersangka. Luasan tanah yang difungsikan sebagai ruang terbuka hijau, jumlahnya tak sebanding dengan luas lahan yang sudah tertutup aspal, cor, atau beton. Bumi semakin panas. Ini fakta dan juga realita.
Masih yakin Air Conditioner (AC) atau penyejuk ruangan akan selamanya jadi barang sekunder? Beberapa tahun yang lalu, mungkin iya. Kebutuhan rumah tangga akan kepemilikan Air Conditioner adalah sesuatu yang bisa ditunda atau bahkan ditiadakan. Tapi beberapa tahun ke depan? Sangat mungkin, AC akan menjadi barang elektronik yang derajat kebutuhan atau kepemilikannya seperti sebuah magic com dalam rumah tangga, bisa jadi repot kalau nggak punya.
Waduh. Tapi biaya listrik mahal. AC butuh listrik kan? Untungnya sekarang produsen AC semakin mengerti keadaan konsumen. AC Daikin hadir sebagai jawaban. Daikin dipercaya sebagai produsen penyejuk ruangan yang berpengalaman, sehingga kualitas produknya tak perlu diragukan lagi. Salah satu jenis produk dari Daikin yang mengusung teknologi AC hemat energi adalah Daikin Hi-Inverter AC. Kelebihan dari Daikin Hi-Inverter ini benar-benar memihak kepada konsumen yang beneran butuh penghematan dari segi biaya operasional, diantaranya:
- Teknologi inventer, memungkinkan penghematan listrik hingga 50%.
- Teknologi eye-tipe mampu mendeteksi pergerakan manusia di dalam ruangan, guna mencegah pemborosan energi
- 3D air flow, memungkinkan perangkat ini mendinginkan seluruh ruangan secara sempurna karena mampu mengkombinasi sirkulasi udara secara vertikal atau horizontal
- AC jenis inverter mampu mendinginkan ruangan lebih cepat.
Dengan Daikin, bahkan ketika suatu hari nanti keberadaan sebuah penyejuk udara menjadi keniscayaan dalam rumah tangga, saya sudah tidak perlu was-was dan khawatir lagi. Kalau AC ya Daikin.
Saya malah lebih suka kalau nggak pakai AC mbak. Soalnya saya sering bersin-bersin gitu kalau kedinginan pakai AC. Memang katrok saya ini haha -_-
BalasHapusTerima kasih atas sharingnya mbak :D
Alhamdulillah saya sampai saat ini belum perlu AC mbak Sulis, hanya kipas angin saja. Memang sih saat ini hawa panas tidak terjadi pas musim kemarau saja, bahkan musim hujanpun masih terasa panas.
BalasHapusIya biaya listrik mahal mbak, harus lebih berhemat. Tapi apabila suatu saat memang urgent butuh AC, saya sudah ada rekomendasi dari mbak Sulis nih :)
iya mba skrg AC bukan lagi kebutuhan sekunder. di setiap perumahan, hampir semua rumah sudah ber-AC
BalasHapusMasih belum ada niatan buat pakai ac. Lha wong di sini udah adem. :'D Tapi bisa di save deh, buat nyaranin sodaraku yang di Surabaya
BalasHapusAC sudah menjadi kebutuhan penting bagi masyarakat perkotaan yang udaranya wow deh
BalasHapusya harus cerdas memilih demi kenyamanan buah hati dan sesuai dg kantong
Sekarang AC memang jadi kebutuhan. Udara makin hari makin panas,
BalasHapusperlu banget sekarang mencari elektronik2 yang hemat listrik ditengah mahalnya token listrik
BalasHapusAC yang ok buat keluarga nih...
BalasHapusHemat listrik sampai 50%, waaah... boleh neeeh...
BalasHapusSemenjak tinggal di luar Jawa, aku baru pake AC mb. Dulu gak pernah kepikiran. Awalnya pas di Banjarmasin. Kan emang lebih panas disana. Terus pernah kena kabut asap beberapa kali. Jadilah pake AC. Lumayan cukup membantu menyaring udara kotor apalagi ada filternya kan
BalasHapusIya mbak, dulu di daerah tempat tinggalku rasanya juga nggak panas-panas banget.
BalasHapusTapi sekarang, ya Allah...kalau tipas angin nggak nyala sedetik aja keringet udah netes banyak banget.
Boleh juga ini, AC Daikin. Ada teknologi buat hemat listrik sebesar 50