Pantai Bugel. Familiar dengan namanya? Rata-rata mungkin akan jawab nggak. Kayaknya pantai ini menang jarang jadi bahan perbincangan. Sampai saat ini asset wisata pantai Kulon Progo yang paling terkenal, sepertinya masih pantai Glagah Indah.
Datang ke Pantai Bugel juga benernya spontan, tanpa rencana karena niatan awal adalah njagong bayinya teman di daerah Panjatan. Begitu acara njagong kelar, bingung mau ngapain. Mosok langsung pulang? Lokasi wisata terdekat, pantai Bugel. Lagian, terakhir ke Bugel sudah lama banget, jaman masih kerja, jaman masih jadi anak lapangan yang tiap hari kerjaannya dolan. Jadi sekalian aja liat perkembangan lokasi, pasti udah banyak perubahan.
Sudah sejak lebih dari 10 tahun yang lalu, kawasan Bugel merupakan kawasan transmigrasi lokal di wilayah kulonprogo. Sekitar tahun 2008 saya kesana, belum ada listrik yang masuk ke kawasan pemukiman transmigran. Mereka hanya mengandalkan panel tenaga surya sebagai satu-satunya sumber energi listrik.
Dipesisir pantai itu juga, para transmigran bercocok tanam memanfaatkan lahan pasir. Untuk pengairan mereka menggunakan sistem sumur renteng, jadi pke buis yang di tata berderet, dan difungsikan sebagai tandon air. Yang ditanam, sayuran dan buah seperti cabe, terong, gambas, dan semangka. Subur-subur kok.
Pas kemaren ke sana, alhamdulillah akses jalan dari jalan utama sampai pintu masuk pantai sudah lumayan. Jadi nggak takut rodanya kejebak di pasir kayak pas pertama kali datang dulu. Aliran listrik dari PLN juga sudah ada. Untuk mata pencaharian, namanya pedesaan di pesisir, rata-rata petani dan juga nelayan. Di lahan pertanian warga, sembari lewat saya bisa melihat banyak glundungan semangka yang siap panen.
Kawasan wisata pantai Bugel sendiri tampak sepi. Mungkin karena sudah teralu siang, karena Pantai Bugel seringnya nya ramai kalau pagi hari, sementara nyampe sekitar pukul 12, padahal pas hari Minggu. Hanya ada beberapa warga lokal yang bertugas narik karcis parkir. Seingat saya, kami cuma kena charge parkir, 5 ribu rupiah. Mendekat ke bibir pantai, tampak satu warga lokal menjajakan semangka hasil panen. Cuma sekitar 5 buah, minim pilihan, saya nggak tertarik. Ada beberapa warung yang buka, tapi yang mereka jual makanan instan, semacam mie instan, jadi sengaja kami skip. Untung bawa bekal roti dan air putih dari rumah. Ada juga rombongan remaja, sekitar 5 orang tampak asyik bermain ombak dan mandi di laut.
Pantai Bugel. Mau bermain air? Hati-hati ya 😊 |
Angin kencang menyapu wajah, menerbangkan ujung-ujung jilbab dan baju yang saya kenakan. Beberapa pohon cemara terlihat rindang, menahan hempasan angin pantai.Selain menahan abrasi pantai, beberapa pohon cemara udang ini menjadikan pantai Bugel sebagai pantai yang teduh. Ombak yang besar menahan langkah kaki saya untuk mendekat ke air. Lebih aman duduk duduk di tepian saja, melihat anak-anak yang asyik bermain.
Di rumah..nggak ada tempat untuk main panjat-panjatan |
Menuliskan nama di atas pasir..betah banget |
Sebenarnya pantai Bugel ini mempunyai potensi untuk dikembangkan lagi. Nyaman kok pantainya. Teduh. Saya mbayangin, kalo datangnya kesini rame-rame, gelar tikar, bisa pesen ikan trus dibakar, kayaknya seru. Kalau sekarang situasinya masih sepi, mungkin karena minim publikasi atau karena sarana akomodasi yang ada juga masih minim. Hanya ada sedikit warung. MCK dan musholla ada, tapi juga kondisinya seadanya.
Padahal sebenarnya di Bugel ini bisa juga lho digabung sama wisata agro. Jarak pantai dengan rumah-rumah penduduk transmigran lokal tidak begitu jauh. Jadi kalau misalnya tertarik, bisa saja jalan-jalan ke pantai, trus lihat aktivitas para petani di sana. Melihat kegigihan mereka menyulap lahan pasir menjadi lahan pertanian yang subur, bagi saya itu sesuatu yang menarik. Sayangnya anak-anak sudah betah ngendon dibawah keteduhan pohon cemara udang. Mendekati jam dua siang, barulah kami beranjak pulang. Keburu lapar judulnya😀
Kalo masih penasaran ma pantai Bugel, datang aja ke sini.. biar pantainya tambah rame.
Waaah, cocok ke sini bawa laptop trus nulis sepuasnya sambil menikmati indahnya pantai :)
BalasHapusIya pak. Klo sekedar nulis..bisa. Tp klo mesti pke sinyal operator telp seluler..kyknya blm semuanya bisa
HapusTransmigrasi lokal darimana, mb ? Baru denger aku ada transmigrasi lokal
BalasHapusPas liat pantainya, kayaknya pantainya langsung dalam ya. Gak kayak Parang Tritis kan masih bisa dipake main
Iya. Transmigrasi lokal..jadinya masih warga kulonprogo mba. Tapi mungkin di daerah asal awalnya mereka ga punya pkerjaan, ga ada lahan, dsb.
HapusDi Bugel..mrk di sediain lahan, rumah sederhana, begitu..
bundaa, pantai bugel ini yang di kulonprogo yg di jalan ke arah purworejo itu kah bun? yang dekat laguna dari muara sungai (lupa nama sungai nya)?
BalasHapusIya mba.. bisa lewat jalur deandels..
HapusWaduh, kok manjat2 pohon. Ati2 ya, nanti jatuh. :)
BalasHapusPemandangannya indah ya mbak, foto pantai dengan pohon-pohon seperti siluet itu dramatis sekali ya :)
BalasHapusIde bagus tuh mbak bakar ikan di tepi pantai bersama keluarga, wah pasti bikin betah :)
Eah murah meriah ya, pdhl enak banget suasananya. Sepi krn memang jalan menuju ke sananya masih minim kendaraan umum kali ya mbak? Jd byk yg blm ngeh
BalasHapusSegerrr euy ngelihat viewnya..
BalasHapusMungkin kapan-kapan dicoba, enggak tau juga ya kenapa akhir-akhir ini saya suka main ke pantai, padahal biasanya ke gunung. Wkwkw
Malah enak kayaknya ya ke pantai yang belum diramaikan. Ombaknya cukup kencang ya? Makanya mesti hati2 berenang.
BalasHapusaku suka liat cemaranya
BalasHapusjarang sih klo ada cemara gitu
keren keren
pantainya adem n sunyi ya. aku lebih suka sepi drpada pantai yg rame padat pengunjung
BalasHapusAnak-anakku kalo ke pantai ya pasti mainan pasir, lamaaaa.
BalasHapusBtw pantainya indah juga ya.
Buat nulis pasti asik nih, Teh, jangan bawa laptop juga gak apa2, bawa aja buku, nanti di rumah baru deh disalin tulisannya, sembari di sempurnakan :)
BalasHapusDitambah minum es kelapa. Beuh mantep bener..he
Dari tempatku lumayan nih, tapi pake motor bisa lah, berangkat pagi-pagi..
Ikut ngebayangin juga ah, pas pergi kesana bawa tiker sambil bakar ikan.. Muantep keknya. Makasih mbak infonya
BalasHapusKeren ya pemandangannya.. kalau pantai bugel ini bisa dibudidayakan dan dikelola pastinya bisa jadi tempat wisata yang menguntungkan ya... karena daerahnya adem dab pantainya kerwb
BalasHapus