"Sugeng rawuh, monggo pinarak.."
Sapaan hangat dari seorang waiter menyambut kedatangan kami dan juga para pengunjung lainnya. Dalam bahasa Indonesia, artinya "selamat datang, silakan masuk..."
Rasa lapar dan penasaranlah yang mengantar saya, pak suami, dan dua krucil Raka-Alya, untuk mampir di resto ini. Lapar karena memang sudah jam makan siang. Penasaran karena Warung Konco nDeso masih baru banget; belum sebulan dilaunching tapi sudah ramai. Apa tho istimewanya? Begitulah kira-kira.
Tampilan bentuk resto yang depannya berbentuk rumah tradisional Jawa, para waiter yang mengenakan baju surjan-lurik, dan namanya Warung Konco nDeso, menjadikan tempat ini auranya nJawani...atau nJogja banget. Mirip-mirip suasana di Kopi Panggang Dhaharan nDeso
"Yang lesehan ada mas..?" Tanya Pak Suami berikutnya. Biasanya kami milih lesehan, karena untuk anak-anak berasa lebih nyaman aja duduknya.
"Oh, yang belakang itu untuk lesehan, tapi untuk yang sifatnya rombongan. Minumal 14 orang. Kalau untuk keluarga atau rombongan kecil, di depan pak" Penjelasan dari waiter berikutnya.
Oke lah kalau begitu. Nggak begitu masalah juga sebenarnya. Meskipun sudah ramai, tapi bagian depan masih banyak space kosong. Duduklah kami di meja no 7. Satu buah meja makan gaya jaman dulu, dengan 4 kursi kayu jadul pula.
Di atas meja, ada snack tunggu berupa ceriping singkong dalam toples kaca jadul, 4 piring, kalau saya nyebutnya "piring blek"..atau semacam seng yang ngingetin saya dengan piring-piring budhe saya sekitar 30 tahun silam.
Sebentar menikmati suasana, seorang waiter kembali menghampiri kami sambil membawa daftar menu dan memberi penjelasan tentang sistem order di warung ini. Intinya, nasi+sayur di kemas dalam menu yang namanya Dhahar Sadumugunipun, atau dalam bahasa Indonesia, makan sepuasnya, ambil sendiri-sendiri, milih sayur menurut selera..harganya sama rata, per porsi 12 ribu.
Lumayan juga untuk ukuran kantong saya. Diblanjain di warung padang, udah satu porsi nasi-sayur, plus lauk😎😎. Dasar emak-emak, kemana-mana bawa kalkulator.
Ada dua macam nasi, nasi putih dan nasi beras merah. Sayurnya, ada beberapa macam, dengan pilihan menu ala dapurnya masyarakat desa seperti lodeh, bening, asem-asem dan juga sop. Jadi nasi sayur ambil sendiri, sementara lauk, minum, jajan pasar/snack dianter ke meja.
Pak suami milih makan siang dengan sayur lodeh dan nila, plus jeruk panas. Raka make sop, ayam goreng, jeruk panas. Sementara Alya saya ambilin sayur bening bayam, plus telur dadar. Saya tertarik nyobain wedhang secang, jenis minuman hangat yang jarang ada di warung-warung makan atau restoran. Oh..iya, gulanya di sediain terpisah, make gula batu. Jadi semua minuman diantarkan ke meja, dalam kondisi tawar, tanpa gula.
Baca juga : 5 Minuman Ini Enak dinikmati di Saat Hujan
Namanya selera, tentu saja antar orang perorang akan beda. Kata pak suami sih rasa makanan di tempat ini biasa. "Kurang mantep bumbunya", begitu komentarnya. Untuk lidah saya yang cenderung "gampangan" alias apa saja doyan... Ya...paling nggak rasa masakan chef-chef di Warung Konco nDeso ini lebih enak dari masakan saya. Soal variasi menu..jujur menu-menu tadi sudah akrab untuk lidah saya. Jadi ya biasa. Orang saya tinggal di Desa😀😀 Untuk anak-anak saya sih menu-menu nya juga berasa biasa, karena mereka sering saya masakin sayur lodeh, sop, atau sayur bening saat di rumah.
Makan di Warung Konco nDeso ini pas banget untuk yang lagi kangen atau mau kangen-kangenan dengan suasana ruang makan orang Jogja tempo dulu. Dengan menu-menu Ndeso dan juga jajan pasar seperti lemet, mentho, dan juga pisang goreng.
Melihat jenis menu yang ada, tampilan penyajian, dan suasana resto, yang lebih enjoy disini mungkin pengunjung-pengunjung usia 30an tahun ke atas. Atau yang lagi kangen sama masakan-masakan rumahan...
Sambil nyuci tangan yang krannya terletak di belakang, saya sempat ambil foto resto bagian belakang, yang dipake untuk rombongan. Asri tempatnya. Cakep!! Masih dalam tahap penyempurnaan juga, karena masih ada tumpukan material kayu-kayu yang belum terpasang.
Kesimpulannya?? Penasaran saya dengan Warung Konco nDeso ini sudah terjawab. Kalau menurut saya pribadi, resto ini lebih menjual suasana tempat makan, dibanding variasi makanannya.
Kedua, rasa lapar saya juga dah ilang begitu meninggalkan resto ini. Ha..ha, soalnya saya ngambil nasi+sayurnya buanyak, mumpung sistem prasmanan...jadi saya manfaatin, ambil satu piring berdua, sekalian buat nyuapin Alya.😀😀
Penasaran Warung Konco nDeso ada dimana?? Gampang banget dicari. Utaranya terminal Jombor persis atau tepatnya di Jalan Magelang Km 6,8 Sleman, Yogyakarta
Sedikit tahu nih tentang tempat makan ini, boleh kapan-kapan tak mampir kesini..
BalasHapusAsiknya itu memang suasananya ya, Teh. Berbeda dengan yang lainnya..
Masih ndeso banget ya, sampai pelayannya pun pakai bahasa jawa :D
BalasHapusSaya kalau ke Jogja mesti ke sini deh kayaknya, hihi :D
BalasHapusmmm,,piringnya itu loh..... antik sekali. Makanannya pasti membuat ketagihan. Betul ?
BalasHapuspasti makanannya enak enak nih, karna suasananya msh pedesaan haha;D
BalasHapusmarketnya emang makanan yg simpel dan rumahan gitu ya, plus tempatnya yg enak buat nongkrong liat suasananya, tsahhh
BalasHapusSekarang lagi rame ya, model resto ala warung gini. Paling pas dinikmati sama keluarga besar hehe.
BalasHapusTapi mumpung deket, boleh deh mampir icip masakannya. 😉
Asikk tambah rekomendasi makan lagi mbak. Dan sayur beningnya itu menggoda sekali...tambahin tempe goreng dan sambel terasi.. :)
BalasHapusMenunya rumahan ya cocok dengan lidahku itu peralatannya jadi obat kangen suasana ndeso ku hehe
BalasHapussekarang sedang trend ala-ala tempe doloe