Serius, Mau Ngopi Make Termos Bambu? Ada, dan Bisa Dicoba di Kopi Bumbung, Sleman

23 komentar
Warug-Kopi-Unik-Sleman

Pintar menangkap peluang pasar. Itulah kesan yang saya dapatkan ketika berhasil mampir di salah satu kedai kopi unik, di wilayah Garon Mranggen, Margodadi, Sayegan Sleman.

Sepertinya, sang owner sadar, klo rata-rata masyarakat sekarang punya ekspektasi lebih ketika datang ke suatu warung makan, resto, kedai kopi, atau apapun bentuknya. Rata-rata dari mereka tidak sekedar butuh rasa kenyang atau dahaga hilang ketika datang, tapi bisa menikmati sesuatu yang lain yang di suguhkan. Keunikan misalnya.

Maka jadilah Kedai Kopi Bumbung ini. Beroperasi sejak awal tahun 2018,   kedai yang berada di tengah lingkungan pedesaan ini memang sengaja menjadikan keasrian alam pedesaan sebagai salah satu kekuatan. Datanglah menjelang sore, maka semilir angin akan menjadi teman menyantap hidangan yang menyenangkan.
Lokasi-warung-kopi-bumbung
Musholla yang dimiliki Kopi Bumbung Sleman

Tempat makan berupa satu ruangan utama berkonsep jawa kental, plus dua gasebo dengan bentuk bangunan menyerupai kandang sapi tempo dulu menjadi ciri khas lain dari tempat ini. Tentu saja, plus backsound uyon-uyon gending jawa, yang jujur saja membawa saya ke suasana njagong manten ala pedesaan. Njawani banget!

Ngantuk? Nggak bakalan. Karena selama nongkrong di kedai ini, hidung saya dimanjakan dengan aroma kopi yang menggugah selera. Mau ngobrol-ngobrol dengan teman, atau keluarga, suasananya nyaman.

Rugi datang ke kedai ini tanpa mencicip menu istimewa. Yup! Kopi bumbung. Bumbung yang dalam bahasa Jawa artinya potongan bambu, memang sengaja digunakan sebagai tempat untuk menyeduh kopi  sebelum dituang ke dalam cangkir saji. Bukan sembarang bambu tentunya. Untuk mendapatkan citarasa terbaik, jenis bambu yang digunakan adalah bambu Ampel.

"Gulanya mau dipisah atau dijadikan satu...?"
Dengan ramah, seorang pramusaji mengkonfirmasi ulang setelah saya menuliskan beberapa jenis menu, termasuk satu porsi kopi bumbung tentunya.

"Pisah saja mba..." Jawab saya sambil sesekali mengedarkan pandangan ke luar, arena berfoto-ria. Rupanya anak-anak betah bermain di sana.

area berfoto, berasal dari limbah akar-akar pohon


Sebagai teman minum, saya milih nasi pecel dan penasaran dengan sate belut. Serius, ini pertama kali saya nemu belut diolah dalam bentuk sate, dan rasanya tidak mengecewakan kok.


Kopi-bumbu-sleman
Penampakan kopi bumbung, kopi diseduh dalam tabung yang berasal dari bumbung/potongan bambu ampel. 


Kopi jenis kopi robusta, dilengkapi gula batu (yang sudah dihaluskan), plus sagon kering sebagai cemilan manis. 

sayuran-kuah-bumbu-kacang
pecel cobek

daftar-menu-kopi-bumbung-sleman
daftar menu

sate-belut-kopi-bumbung
sate belut. Pesen ini karena unik. Ini pertamakalinya makan sate belut. 

Njajan di kedai kopi Bumbung ini secara ekonomis aman. Menunya cukup bervariasi, dengan harga yang tentu saja ramah di kantong. Cuma sayang, lokasinya memang agak masuk ke dalam kampung,  jadi memang harus jeli membaca papan petunjuk arah. Atau, manfaatkan saja aplikasi peta di smartphone. 

Waktu paling enak untuk mencecap nikmatnya kopi, atau merasakan hangatnya wedang ronde buat saya adalah di malam hari. Pengusir dingin. Tapi sayang, kedai kopi ini justru beroperasi di siang hari, mulai pukul 09.00 pagi sampai 18.00 petang. Yup, mungkin suatu hari nanti saya mesti kembali. Sambil menikmati rintik hujan, meski siang hari, pasti kopi atau wedhang ronde akan berasa lebih nikmat.
minuman-penghangat-badan
Wedang Ronde

kopi-bumbung-jogja
Numpang foto di Kopi Bumbung

Lokasi Kopi Bumbung



Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

23 komentar

  1. Betul, Mba. Ada banyak pertimbangan konsumen saat memilih sesuatu, salah satunya ada keunikan produk yang akan dibelinya. Makanya gak heran sekarang banyak bermunculan orang-orang kreatif ��

    Btw jadi penasaran juga dengan rasa kopinya ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mb..makin bnyk orang kreatif sekarang. Rasa kopinya? Berasa kopi bnget klo ini...krn mmng kopi asli
      *Biasa nyeduh kopi sachet instant..he2

      Hapus
  2. apa di bumbung ini panas lama hilangnya gak ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Klo kemampuan nahan panasnya..mmng tidak bisa dibandingkan dengan termos pabrik mb..jd bumbungnya mmng cuma dipke untuk masa transisi saja sbnrnya...dr dapur kedai kopi ke meja konsumen. Klo dibiarkannya dlm hitungan jam...ya dingin

      Hapus
  3. wah kopi yang diseduh didalam bambu? ini menarik, dan menjadi daya tarik. Jadi penasaran seperti apakah rasanya nanti. Selain itu konsep yang ditawarkan juga menarik ya, serba bambu dan alam. JAdi instagramable banget

    BalasHapus
  4. Pengalaman Baru nih kalo sempat ke sini, salam kenal. kunjung balik ya

    BalasHapus
  5. Wah pasti rasa dari kopinya khas banget ya, saya belum pernah cobain kopi yang di seduh di dalam bambu seperti itu, unik banget mbak.

    BalasHapus
  6. Jadi penasaran pengen kesana nih mbak hihi.

    BalasHapus
  7. Kopi Bumbungnya menarik banget mbak, recomended banget deh kayaknya untuk menghilangkan stres.

    BalasHapus
  8. Kopi Bumbung ini jadi mengingatkan saya dengan dengan film-film zaman dahulu, wadah minumnya dari bambu. Jadi penasaran rasanya seperti apa.

    BalasHapus
  9. Unik banget ya, kayaknya belum pernah ada deh kopi yang di seduh di dalam bambu seperti itu. Menarik banget mbak untuk menarik pengunjung.

    BalasHapus
  10. Jadi pengen mampir kesana nih mbak hehe, menghilangkan penat dan beban hidup sejenak sambil menikmati kopi bumbung yang unik itu.

    BalasHapus
  11. Hehehe. Makasih sangat atas reviewnya ka.. Cuman maaf ada yg perlu diralat.. Untuk Wifi kita belum menyediakan mengingat dijaman sekarang itu gadget menjauhkan yang dekat namun mendekatkan yang jauh.. Rasa nongkrong jadi berkurang jika kita sibuk sendiri dengan gadget ..tapi tidak menutup kemungkinan nantinya kita sediakan .. Untuk jam buka juga kita belum berani sampai malam karena. Posisinya ditengah desa .. Ga menutup kemungkinan juga bisa beroprasi malam nantinya ..

    Bisa kepoin IG @Kopibumbung untuk liat beberapa keseruan nya..

    Salam :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oke. Udah dibenerin..salah liat pas mbaca info di dekat kasir kmrn...perasaan liat tulisan free wi fi..
      *Mungkin di tempat njajan yang lain😁😁

      Tp kmrn di sana, aku jarang pegang hp juga sih..buat moto2 doang 😁

      Hapus
  12. Hehe mantapp pokoke ka.. Sukses buat kegiatan dan blog nya.. :")

    BalasHapus
  13. Musiknya nggak bisa request lagu selain dari gending-gending Jawa, mbak? Hehehe...
    Unik. Selain dari segi penyajian, ternyata konsep desain interior dan musik pendukungnya pun terasa nJawani sekali. Omong-omong sate belut, saya juga belum pernah. Pol-polan paling cuma belut goreng & disambal.

    BalasHapus
  14. Pingin nyimut indil2 ronde warna ijo, gleg

    Hmmm klo nuansa alam bar maem ngantug

    BalasHapus
  15. wah, kreatif memanfaatkan bahan alami.
    pingin nyoba….hehehe

    Thank you for sharing

    BalasHapus
  16. Penasaran sama pengaruh bambu di rasa kopinya...

    BalasHapus
  17. Rata-rata tempat kuliner sekarang memang harus berani sedia tempat juga kak. Karena rata-rata orang juga niat awalnya sekedar nongkrong saja, kulinerannya mah nomor dua, hehehe.

    Btw itu penyajian kopinya unik sekali, menggunakan bambu seperti itu. Rasanya seperti Indonesia di zaman-zaman doeloe sekali.

    BalasHapus
  18. dan aku malah merhatiin wedang rondenya. Udah lama nggak ngeronde (apalagi ngeronda :D )

    BalasHapus
  19. Pas banget lusa aku ke Jogja dan belom pernah coba kopi di bambu. Makaci sudah diulaas~~

    BalasHapus

Posting Komentar