Percaya kan, Kebahagiaan Itu Sederhana!

1 komentar

Bahagia. Apa sih??  Perasaan dimana kemudian kita merasa senang, senyum tersungging, dan beban terasa lebih ringan. Kalau saya mendefinisikan seperti itu.  Dan saya percaya, kebahagiaan antar orang perorang itu akan berbeda.

Tempo hari saya ke pasar tradisional. Disana saya melihat banyak orang, banyak profesi, dan bisa jadi beragam latar belakang ekonomi.  Ada nenek penjual jajan pasar, yang sepertinya seneng banget saat ada calon pembeli menghampiri , dan kemudian membeli barang dagangannya. Ada pula ibu muda, yang bahagia saat menemukan seikat bayam dengan harga murah; bisa jadi ada anggota keluarganya yang hobi makan bayam. Keluar pasar, saya ketemu dengan bapak penjaga parkir. 

“Maturnuwun....” Senyumnya terkembang saat saya menyerahkan sekeping uang logam seribuan. Di  pasar, tarif parkir memang masih seribu rupiah. Bapak itu terlihat bahagia.

Nenek yang sumringah ketika melihat kedatangan cucunya. Seorang kakek yang tampak bersemangat bercerita  saat ada yang menanyakaan kondisi kesehatannya. Atau anak-anak yang riang menerima oleh-oleh dari ibunya. Pasti ada kebahagiaan yang terpancar di wajah-wajah mereka. Dan bahagia itu terkadang sederhana. 


Begitupun saya, kadang saya ngerasa bahagia itu nggak selalu identik dengan materi yang berlimpah .  Lima kebahagiaan sederhana, misalnya:

1. Bisa nonton film atau konser musik di tv dari awal sampai selesai.
Ini moment yang lumayan "mahal" buat emak-emak berbocil kayak saya. Rata-rata kebahagiaan "terpotong" karena tv yang kemudian di bajak anak-anak, atau  anak yang duluan ngantuk , trus minta ditemeni bobok.

2. Melihat senyum orang-orang  terdekat.
Ini sepele banget. Misalnya pas saya saya ke rumah orang tua, trus mbawain apa sebagai buah tangan. Nggak seberapa sebenarnya harganya...tapi kok sepertinya bahagia banget. Sama persis kayak anak-anak yang ditinggal lembur ayahnya, trus pulangnya dibawain snack rapat. Gitu aja udah pada seneng.

3. Jajan bakso dan bisa menikmatinya dalam kondisi masih panas. Biasanya, kalau kami serumah jajan, Alya masih minta disuapin. Untungnya belakangan dia sudah mau makan sendiri. Jadi emakpun berasa MERDEKA

4. Di kamar mandi tanpa digedor
Pas lagi di kamar mandi trus digedor pintunya diminta bergegas itu buat saya nyebelin banget. Apalagi biasanya saya mandi juga cepet, trus dapat jatah mandinya belakangan karena mesti beberes duluan.

5. Mbaca Novel sampe kelar.
Ini nyenengin lho. Dan pernah kok saya nyelesain satu novel ratusan halaman dalam jangka satu malam. Pas semua sudah tidur. Ya memang, mengorbankan waktu tidur karena mesti begadang. Tapi itu menyenangkan.

Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

1 komentar

  1. Nek liat simbah2 sumringsh jualan ktemu pembeli, kdg kitanya jg ikutan maknyes seneng yo mb lis
    Jmn bocah tu ibuk klo pulang kantor selslu bawa snack rspat kotaksn, orang tus ms bgitu ya, yg dipikirin pesti anaknya hehe

    BalasHapus

Posting Komentar