Menjadi Pemenang Usaha di Era Digital? Bisa! Ini dia 5 Kuncinya

31 komentar
Ada suatu hari  di belakang, ibu saya bercerita dengan wajah  sumringah, namun penuh keheranan, hanya gara-gara sepeda. Sepeda keponakan lebih tepatnya.  “Wingi ki pit e Dika sing wis ra tau dinggo, didol mbakyumu no toko nggon internet (O*x (dot) com maksudnya) malah payu ki...lha di dol no ngomah malah mung diitung rongsokan. Nek adol nggon internet ki kepie to...?” Tanya  beliau ke saya. Ya, agak sulit memang menjelaskan ini kepada perempuan yang  berusia lebih dari 70 tahun.

Bagi beliau, gambaran internet bisa jadi hanyalah sebuah personal computer yang setiap hari dipakai mengetik. Itu saja. Maklum lah, Ibu saya sudah sepuh atau tua, jadi wajar kalau gaptek.  Sering saya menemukan raut keheranan ketika saya  yang terpisah puluhan kilometer justru tahu lebih cepat  berita lelayu atau berita duka  misalnya, atau bisa berchat ria dengan teman  SD melalui grup WA. 

Maklum, dijamannya Ibu, hampir semua  aktivitas, termasuk transaksi jual-beli dilakukan secara offline. Agar pesan tersampaikan secara cepat, antar orang harus bertatap muka, atau pembeli dan penjual ketemu dalam sebuah pasar yang benar-benar nyata dan terlihat mata.
   
Keheranan ibu saya dengan berbagai model transaksi online, senada dengan  pesimisme kakak tertua, saat saya mengusulkan usaha ternak yang telah digelutinya berpuluh tahun untuk didigitalkan. “Di Boyolali itu ada usaha ternak serupa...lebih gede malah, namanya mirip banget  usahamu ini. Mereka belum punya alamat di dunia maya sepertinya.  Ayo..sebelum keduluaan mereka, sewa domain, sama hosting Indonesia aja sekalian. Sudah era digital begini kok... masak belum punya website” Kata saya ngompori, eh memprovokasi. Memprovokasi asal ke arah yang lebih baik boleh kan?😊

menang usaha di era digital
Image : pixabay.com

Awalnya kakak sulung saya masih ragu. Alasannya adalah, usaha peternakan itu rata-rata digeluti masyarakat desa, dan masyarakat  desa itu tingkat penggunaan internetnya masih rendah. Begitu argumennya. 

Sambil menunggu Bapak yang waktu itu lagi opname, saya ngobrol dengan  Kakak tentang kecenderungan masyarakat sekarang yang banyak mengandalkan mesin pencari saat membutuhkan informasi  dan juga barang tertentu. Buat saya, membawa usaha peternakan ke ranah digital, selain menambah profesionalisme, sebenarnya juga peluang untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

Beberapa bulan kemudian, rupanya Kakak saya berubah pikiran. Dia yang awalnya ragu dan cenderung  malas-malasan, akhirnya mengambil keputusan untuk mendigitalkan usahanya. Nggak sekedar sewa domain, tapi juga sekalian minta jasa wordpress hosting.  Akhirnya bisnis peternakan yang  awalnya terlihat ndeso, punya webnya sendiri. Yang penasaran sama web peternakannya kakak, bisa intip www.mitrabadips.com 😀

“Dik...webnya di ramein. Biar rumah mayanya semarak.”  Pesan kakak ipar  yang  bertugas sebagai admin melalui aplikasi Whats App. “Siap!” balas saya cepat. 

Yup, bisnis dalam bidang peternakan merupakan  salah satu jenis wirausaha yang lahir dari nol dan tumbuh di tengah masyarakat pedesaan, tapi mempunyai cita-cita untuk mengimbangi perubahan jaman. Go nasional, atau bahkan go internasional, karena faktanya, saat ini kita sudah berada di era Globalisasi. Masyarakat digital tepatnya. 




Secara mudah, era  digital bisa diartikan sebagai  era atau masa dimana manusia dapat saling berkomunikasi secara dekat, tanpa terpisahkan jarak. Gejala yang paling mudah dilihat adalah terjadinya proses integrasi internasional dalam hal pemikiran, produk dan aspek kebudayaan lain yang disebabkan oleh kemajuan dalam bidang telekomunikasi, transportasi, dan juga internet.

Adalah Thomas L Friedman, dalam  The World is Flat yang membagi globalisasi berdasarkan jenis teknologi yang mempengaruhi dan menggerakkan kehidupan manusia.  Globalisasi 1.0 adalah masa dimana teknologi yang ada menggunakan tenaga kuda, tenaga uap, tenaga angin, tenaga air, dan sebagainya. Aktor utama pada periode ini adalah negara; bagaimana antar negara saling berhubungan guna memenuhi kebutuhan hidup.

Revolusi industri di abad 18, membawa kita pada globalisasi 2.0, dimana teknologi yang berkembang adalah teknologi mesin.  Sekitar tahun 2000, globalisasi 3.0 dimulai dan ditandai  dengan  kebudayaan masyarakat yang  mulai bergeser dengan semakin banyaknya penggunaan teknologi digital . Ukuran dunia semakin mengecil, nyaris tanpa jarak.  Pada era ini, individu mampu berperan sebagai aktor utama, mereka saling terkoneksi dan bisa secara mudah mendapatkan informasi. Dan kini, kita  tengah bersiap menghadapi globalisasi 4.0.

Digitalisasi, entah langsung maupun tak langsung tentu saja membawa banyak perubahan pada prilaku masyarakat. Hal-hal yang awalnya  terlihat mustahil, menjadi serba mungkin, dan serba bisa saja terjadi.  Banyak kemudahan dan kepraktisan yang kini dinikmati masyarakat, diantaranya:
  • Komunikasi semakin mudah; ada banyak cara antar manusia untuk saling terkoneksi  misalnya melalui media sosial, email, video call, dll
  • Fleksibel, tanpa terhambat jarak.  Saat ini banyak pekerjaan yang sifatnya remote, bisa diselesaikan dari jarak jauh tanpa harus ngantor atau bertatap muka secara langsung. Yang dibutuhkan hanyalah media yang sifatnya online
  • Terjadinya perubahan prilaku & lebih menyukai hal-hal yang sifatnya praktis, misalnya lebih memilih belanja online demi alasan kepraktisan, termasuk terjadinya perubahan dalam hal interaksi sosial (sibuk dengan gadget, lebih mengandalkan aplikasi, dan sebagainya)
  • Kuota internet menjadi kebutuhan primer, bahkan bisa jadi mengalahkan kebutuhan primer lainnya.

Era Digital Juga Menuntut  Lahirnya Banyak Creativepreneur

Image: pixabay.com

Sebagai salah satu  imbas positif dari era  digital, adalah tuntutan akan lahirnya banyak  creativepreneur  baru. Istilah creativepreneur  merupakan gabungan dari dua kata creative dan preneur.

Secara mudah creativepreneur bisa diartikan sebagai orang yang memulai atau menjalankan bisnis atau usahanya dengan mengunakan ide-ide kreatif. 

Mengapa  creativepreneur  menjadi sesuatu yang vital?  Tentu saja, karena tuntutan jaman. Saat ini, bisa dikatakan menjalankan usaha tanpa kreatifitas hanya akan menjadikannya stagnan atau jalan di tempat. Kalau tidak kreatif siapapun akan kalah atau tertinggal. Memang, kreatifitas mutlak diperlukan di sektor industri kreatif seperti seni, animasi, desain, videografi, fashion, maupun kuliner. Meski begitu, bidang lainnya seperti agrikultur, peternakan, juga membutuhkan komponen kreatif di dalamnya, meskipun porsentasenya memang tidak dominan.  Pada intinya adalah, semua bidang butuh creativpreneur.

Kunci Sukses Creativepreneur

Apakah semua orang bisa menjadi creativepreneur?  Jawabannya bisa. Untuk menjadi seorang creativepreneur, faktor bakat memang bisa berpengaruh. Tapi  jiwa kreatif dan enterpreneurship sebenarnya bisa dilatih dan dipelajari. Yang penting niat atau kemauan.  Merangkum dari beberapa sumber, setidaknya ada 5 kunci untuk bisa menjadi kreativepreneur yang  berhasil, yaitu:

Kreatif, bisa menelurkan ide-ide yang sifatnya out of the box. 
Dalam bahasanya Raditya Dika, creativepreneur yang berhasil adalah apabila ia bisa membuat karya yang berbeda; bahkan apa yang sebelumnya tidak pernah dipikirkan orang lain.

Inovasi tiada henti
Ha..ha, mirip tagline perusahaan motor ya! Tapi ini bener kok. Creativepreneur itu harus fokus dan konsisten, dan juga terus melakukan inovasi.

Mampu merespon perubahan dengan cepat

Pergerakan roda bisnis itu dinamis gengs. Apabila ingin maju, tentunya seorang creativepreneur harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan tersebut secara cepat. 

Pelajari Kompetitor
Dunia usaha ibarat ajang untuk berlaga. Mempelajari  siapa kompetitor, apa keunggulan mereka, termasuk bagaimana strategi mereka dalam menghadapi persaingan  adalah salah satu cara kita untuk menjadi pemenang. Caranya? Pelajari kelemahan kompetitor, dan gunakan itu sebagai celah untuk memenangkan pasar

Selalu Produktif, dan terapkan deadline
Creativepreneur yang baik, dituntut untuk selalu produktif dalam menelurkan karya/usaha dan juga produktif dalam memanfaatkan waktu. Batasan waktu atau deadline akan membiasakan kita untuk taat dan disiplin dalam mengelola waktu.

Memang butuh usaha dan perjuangan yang tidak ringan untuk menerapkan itu semua. Tapi saya yakin, asal kita benar-benar punya tekad kuat, kita bisa. Semangat ya, kita sama-sama berusaha!💪💪 Blogger juga termasuk  creativepreneur kan??


Qwords Cloud Web Hosting, Mendukung Creativepreneur  di Era Digital



Sebagai salah satu penyedia web hosting dan nama domain di Indonesia, tentu saja Qwords siap menjadi partner terbaik dalam memberikan  layanan web hosting yang berkualitas serta bisa diandalkan, demi terwujudnya masyarakat go online di era digital. Dukungan tersebut diwujudkan dalam peningkatan layanan melalui pembaharuan fitur serta peluncuran produk-produk baru, seperti:
Unlimited Hosting –paket hosting yang dapat diandalkan dan tanpa batasan, sehingga tidak lagi mengisolasi pengguna dengan batasan disk space. Selain itu, paket ini sudah dilengkapi dengan web accelerator yang membuat website lebih cepat untuk diakses
Wordpress hosting, yakni paket hosting yang didesain khusus untuk engine Wordpress yang kini bisa dinikmati dengan disk space yang lebih besar, gratis domain dan SSL, serta dukungan ekstra Cloud Pop, yang membuat website berbasis Wordpress bekerja jauh lebih optimal
Harga lebih terjangkau.  Meskipun telah melakukan upgrade jaringan, tapi dari sisi harga Qwords tetep berpegang sama tagline mereka “Reliable Fast Web Hosting with Reasonable Price”. Mulai dari 10.500/bulan, Qwords memberikan tawaran paket bundling Hosting 1 GB dan domain (dot) com. Ekonomis banget ya!

“Di masa memdatang, kami akan selalu berupaya menjadi partner terbaik bagi pelanggan, komunitas, rekan blogger, pemerintahan, UKM dan perusahaan”-Qwords.


Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

31 komentar

  1. narasi pembuka tulisan ini aku jadi ingat betapa bingungnya menjelaskan profesi content writer kepada tetangga sekitar heheh
    "ngunu wae yo wis oleh dhuwit yo" hehehe

    bener mbak harus tetap konsisten dan ada tujuan jelas
    kalau gak ya tertinggal hehe

    BalasHapus
  2. Bisnis pertanian juga dari beberapa tahun lalu sudah mulai pakai akun medsos. Orang mulai cari informasi harga secara online.

    Ya memang sudah masanya bisnis apapun punya rumah maya, ya.

    Semoga sukses bisnis masmu, ya.

    BalasHapus
  3. Ini PR saya bantuin bapak saya mbak tapi bidang pertanian, bapak ketua Gapoktan dan kukira bisa jual aneka hasil pertanian kelompok yg dihasilkan secara online ya, thanks mbak jadi semangat nih buatnya..

    BalasHapus
  4. Yup, di era digital ini semua jadi makin mudah, termasuk juga dalam hal komunikasi. Aku berkomunikasi dengan anakku yg kuliah di luar kota, bisa vidcall :D

    BalasHapus
  5. Jadi ingat waktu Ibu Mertua sebulan di rumah..alhasil curiga saya banyak ((sok)) sibuk di depan laptop atau HP..kwkwkw. Malah curhat ke ipar dikira saya macam-macam. Padahal jadi creativepreuneur lho saya #halah
    Setuju banget era digital jika kita manfaatkan sebaik mungkin pasti akan banyak keuntungannya. Diantaranya dengan menerapkan kelima kunci di atas:)

    BalasHapus
  6. keren mba tipsnya.. semoga kita semua bisa jadi pemenang usaha di era digital ya

    BalasHapus
  7. In this digital life, we have so many ways to do things practically in easily. I love doing everything online and it’s so fast and simple

    BalasHapus
  8. Langkah tepat yang diambil kakaknya Mbak. Iya sekarang apa-apa serba digital sehingga kita dituntut menyesuaikan dengan keadaan zaman yang makin serba digital serba internet.

    BalasHapus
  9. Bisa mbak termasuk. Selain dikejar deadline kita juga harus punya ide yang out of the box untuk menelurkan sebuah konten diblog. Hehe. Semangat mbak

    BalasHapus
  10. Wah, Qwords sih memang andalanku. Sejak pake Qwords, aku pun jadi bisa ngasilin materi dari rumah. Sebuah impian yang gak nyangka banget bisa terealisasi. Aku yang gakpetk, dibimbing sama CS-CS Qwords yang ramah. Ada gangguan dikit, langsung respons. Dan yang jelas, gak pernah ada masalah soal ngakses. Rezeki pun lancaaar. Bikin betah. Gak mau pindah ke lain hosting deh. :D

    BalasHapus
  11. Aku jadi penasaran sama usaha peternakan kakaknya, Mbak. Juga webnya, alamatnya mana? Hihihi. Ya cuma karena aku asli Solo dan bulikku juga ada yang rumahnya Boyolali, sih, hihi.. jadi penasaran ��
    Btw makasih sharing ilmunya ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alamat webnya di www.mitraabadips.com mb..

      Bisnis peternakan puyuh

      Hapus
  12. Eh, aku juga pakai Qwords Mba dari awal beli domain. Alhamdulillah walaupun ngeblog buat aku hanya sampingan, tapi aku seneng banget bisa menghasilkan dan bermanfaat dari blog. Semoga pelayanan dan inovasinya Qwords semakin baik, biar aku nggak pindah ke lain hati nih hahaha!

    BalasHapus
  13. mantap tipsnya mbaa
    aia Qwords udh kupake buat dua domain blog dan selama ini alhamdulillah aku puas dengan servisnya :)

    BalasHapus
  14. Zaman skrg segalanya serba digital ya mba. Langkah yg tepat sekali. Semoga qword makin sukses dan makin sip buat mendampingi para blogger.

    BalasHapus
  15. Sebenarnya dari semua kunci sukses itu bagaimana cara kita mengkomunikasikan dan memaintain. Tadi aku habis ikutan acara dan ada tips juga dari yang punya kepiting nyonyir.

    BalasHapus
  16. Pinjem dong kuncinya Mbak, biar saya bisa menang juga,hahah...

    BalasHapus
  17. Nah, mencari ide out of the box ini yang paling crucial ya mba. Kadang produk yang dibuat bagus, namun sudah banyak yang membuatnya juga. Harus jeli menangkap celah pasar yang bisa dimasuki. Anak jaman sekarang makin kreatif sih menurutku, banyak sekali pengusaha muda yang bermunculan dengan ide-ide segarnya.

    BalasHapus
  18. emang udah jamannya digital ya, mba...usaha yang didukung digital cenderung lebih sukses karena bisa menjangkau lebih banyak orang...
    kalau cuma ngandelin manual hari gini kayanya suse ya :)

    BalasHapus
  19. Kakaknya ternak apa mbak? Sukses berati ya ini, hasil "ngomoprinnya". Hehe...

    Bener ya Allah, sekarang hidup tanpa kuota internet berasa hampa. Sehari nggak ada koneksi, langsung ketinggalan info-info terkini.

    BalasHapus
  20. Setuju banget, zaman now kalau gak ada internet udah kyk gak ada ir ya mbak. Zamanku pindah rumah aku bingung gk ada jaringan masuk, sampai bolak balik neror perusahaan provider buat masang jaringan haha, alhamdulillah bisa.
    Trus yg penting tentu aja memanfaatkan inet itu buat ie bisnis yang ok, supaya gak cuma buat medsosan aja tapi ya emang buat nambah penghasilan :D

    BalasHapus
  21. Betul juga ya, Mbak. Untuk zaman sekarang, kuota internet sudah menjadi kebutuhan pokok. Semua butuh kuota, karena semua serba online. Dan ini bisa dijadikan peluang usaha juga.

    BalasHapus
  22. I feel you mbak, sampai sekarang saya masih sulit untuk menjelaskan aktifitas ngeblog kepada mertua. Mereka heran bagaimana bisa saya dapat uang padahal di rumah aja ngelonin anak. Teknologi internet ini memang memudahkan banyak hal ya mbak, mulai dari personal sampai bisnis. Tinggal kitanya aja lagi yang kudu pintar memanfaatkannya.

    BalasHapus
  23. era digital memang kasih banyak kemudahan ya mba, yang penting kita bisa semakin kreatif dan produktif ya.

    BalasHapus
  24. Jadi pingin coba nulis di wordpress dan membeli hosting dan domain di Qwords.
    Berharap ada yang memandu juga siih...

    BalasHapus
  25. Wah qword ini teenyata banyak yang make dan rekomended ya mba. Aku mau bikin blog khusus bisnisku mba. Tapi masih belum pede karena masih maju mundur di e commercenya

    BalasHapus
  26. Semoga sukses usaha kakaknya ya Mbak Sulis. Memang internet saat ini sudah menjadi hal pokok ya apalagi untuk dunia usaha/bisnis, pengaruhnya sangat besar :).

    BalasHapus
  27. Digital savvy di era sekarang harus kreatif biar nggak ketinggalan updatenya ya.
    Qwords teman para blogger nih.

    BalasHapus

Posting Komentar