Bagi banyak rumah tangga, mie instant bisa jadi semacam kebutuhan wajib. Meskipun nggak banyak, tapi selalu terselip beberapa pack kemasan mie instant saat belaja bulanan.
Sifat mie instant yang mudah dimasak alias praktis, plus rasanya yang enak adalah dua alasan utama. Sementara alasan berikutnya adalah, melalui mie instant, kita bisa mencicip beragam kekayaan kuliner nusantara. Langsung ingat dengan brand mie instant yang memiliki varian rasa begitu lengkap kan?
Intinya, kebutuhan akan mie instant ini sebenarnya penting. Tapi, terlalu sering makan mie instant juga tidak dianjurkan. Alasannya karena kebanyakan mie instant kandungan gizinya tidak lengkap. Mengenyangkan, namun miskin kandungan nutrisi. Banyak yang bilang sih begitu.
Selain dari segi nutrisi, mie instant juga dikenal sebagai bahan makanan yang “kaya” akan bahan yang kurang bagus untuk kesehatan. Ada MSG atau penyedap rasa, kandungan pengawet, dan juga zat pewarna, yang apabila terakumulasi secara terus-terusan dalam tubuh, justru akan merusak tubuh.
Itu juga yang menjadikan saya sedikit menjaga jarak dengan apa yang dinamakan mie instant, apalagi untuk dua bocah saya. Maksimal satu Minggu sekali, itu juga kalau mereka minta. Jujur saja, dibalik rasanya yang gurih dan segar, tetep ada rasa was-was takut kalau ke depannya berbagai bahan tambahan dalam mie instant memiliki efek yang tidak baik.
Tapi semangkuk mie instant plus irisan cabe dikala hujan itu, serius, nikmat banget. Apalagi pas anak-anak tidur... Trus sambil lihat channel TV favorit. Nyam..nyam...
Mencoba Lemonilo, Mie Pendatang Baru
Pertama tahu tentang mie Lemonilo ini adalah beberapa bulan lalu saat mengedit sebuah placement post, dengan link yang mengarah ke webnya Lemonilo. Cuma karena memang belum nemu mie ini di rak-rak swalayan atau supermarket tempat biasanya belanja, ya hanya sebatas tau saja.
Hingga kemudian iklannya mulai bermunculan di TV dengan frekuensi yang lumayan sering. Anak-anak yang awalnya tidak tahu pun, kemudian menjadi penasaran.
“Besok aku dibeliin Lemonilo yaa... Kalau Lemonilo boleh kok dimakan setiap hari..” Mulailah si bocah sering merajuk, sementara peredaran mie di pasaran Jogja sepertinya masih terbatas. Sempat mencari di Indogrosir, dan ternyata merk ini belum masuk di daftar barang mereka hingga kemudian justru nggak sengaja nemu di sebuah minimarket.
Tentang Mie Instant Lemonilo
Mie ini termasuk pendatang baru di “belantara” per mie instant an di Nusantara. Seperti mie instant kebanyakan, mie Lemonilo juga hadir dalam 2 varian, yaitu mie goreng dan mie rebus. Untuk varian rasa, baru ada ada dua untuk mie rebusnya, yaitu rasa ayam bawang dan kari ayam, sementara hanya satu rasa untuk mie goreng.
Karena tempo hari saya nemu di Tokonya baru mie goreng, saya nyobainnya baru mie goreng. Mie rebusnya belum pernah.
Dari sisi harga, kemarin saya membeli dengan harga 7000 rupiah/pieces. Ya, itungannya lumayan mahal, apalagi kalau pembandingnya adalah mie instant serupa indomie, sarimi, abc, sedaap, atau produk-produk sejenis lainnya. Tapi ternyata, mie ini bisa didapatkan dengan harga yang lebih bersahabat dengan membelinya langsung secara online
Harga lemonilo di web nya lamgsung
Lantas apa yang membedakan instant Lemonilo ini dengan mie instant kebanyakan?
Secara tampilan, mie dikemas satuan dengan berat 77 gram. Saat dibuka kemasannya, didalamnya ada 1 buah mie berbentuk bulat (nggak keritting), bentuk mie juga bulat (bukan pipih), plus bumbu kering yang terdiri dari bumbu pokok+serbuk cabe, kecap, da juga minyak. Mirip dengan mie-mie instant lainnya. Yang membedakan adalah bentuk dan ukuran mie yang cenderung lebih kecil, dan juga warna mie yang sedikit kehijauan. Setelah saya cek di bagian komposisi, ternyata warna kehijauan ini berasal dari bubuk bayam.
Yang membedakan dengan banyak mie goreng instat kebanyakan, Lemonilo mengklaim sebagai mie instant yang sehat, bahkan membranding sebagai mie yang bisa dikonsumsi oleh semua anggota keluarga setiap saat tanpa rasa kuatir. Selain karena proses pembuatannya yang tanpa melalui proses penggorengan, mie istant lemonilo juga mengklaim sebagai mie yang tidak menggunakan bahan pengawet.
Selain itu, Lemonilo juga mengkampanyekan diri sebagai mie instant tanpa penguat rasa, tanpa pewarna sintetis, dan juga tanpa pengawet.
Nah, bagian perbumbuan ini saya yang penasaran. Soalnya pernah nemu merk mie instant yang mengklaim sebagai mie instant non-MSG, tapi teryata di bagian komposisi mencantumkan bahan kimia lain yang fungsinya sama.
Secara komposisi, mie Lemonilo terbuat dari : air, tepung mocaf, garam, bubuk bayam, klorofil, pengembang, natrium bikarbonat. Sementara bumbu terdiri dari: gula, garam, bubuk bawang putih, bubuk bawang bombai, ayam bubuk, bubuk cabai, minyak nabati, bawang merah, dan juga kecap.
Kalau saya bandingkan dengan mie instant yang umum ditemukan di pasaran, mie lemonilo ini dari segi komposisi lebih minim istilah-istilah kimianya. Mudah-mudahan, beneran lebih alami, sehingga lebih sehat untuk dikonsumsi.
Dari sisi rasa, apakah mie Lemonilo seenak mie instant kebanyakan?
Bukan rahasia lagi, kalau salah satu kunci “nagih”nya kebanyakan mie instant adalah kandungan penguat rasa, atau vetsin nya. Seandainya unsur itu, dihilangkan..bagaimana rasanya?
“Mie Lemonilo enak nggak..?” saya nyoba nanya ke Alya.
“Enak...” Jawab bocah tujuh tahun itu sambil terus mengunyah mie goreng, dan memakannya sampai habis.
Di lidah Alya, meski tanpa penguat rasa mie Lemonilo ini enak. Menurutnya, rasanya ya sama dengan mie instan-mie instant lainnya. Kenapa? Karena setiap membuatkan mie untuk anak-anak, saya hanya menggunakan sedikit bumbu aslinya, selebihnya saya tambahkan garam dan sedikit kaldu jamur untuk mendapatkan rasa gurih.
Untuk lidah dewasa yang sudah pernah mencicip mie instant full bumbu, kerasa kalau dalam segi rasa mie lemonilo ini kurang mantep. Rasa bumbunya memang jadi kurang “menggigit”. Tapi bisa dirasakan bumbu dari mie instant ini lebih alami.
Kehadiran mie Lemonilo di tengah pasaran, tentu saja memberi opsi baru bagi penggemar mie. Pilihanpun makin beragam. Tinggal milih, mie yang (katanya) sehat tapi (sayangnya) harga berlipat, atau mie instant standard yang banyak dijual dipasaran. Kamu sendiri, pilih yang mana?
Mi instan menang bikin dilema. Gencar promosinya, murah pol harganya, nagih rasanya, gampang dapatnya. Kayaknya kok ga ada produk lain yg selengkap mi instan, ya.
BalasHapusBaru tahu ini ada lemonilo. Kirain lemon.
7.000? Weh, mihil juga.
Kalau mau coba, yang tua-tua aja deh. Anak-anak jangan. Soalnya ntar kl pada ketagihan kan bisa tekor. Hihihi...
Saya malah belum pernah coba sama sekali :) ga tau kenapa tapi sudah ga terlalu suka dengan mie instan
BalasHapus