Virus Corona (Covid-19) saat ini tengah menjadi topik hangat pada banyak perbincangan di hampir semua lini masyarakat. Tentu saja, karena persebaran virus yang semakin luas.
Mewabah pertama di Wuhan Tiongkok pada bulan Desember 2019, sampai saat ini setidaknya 64 negara melaporkan bahwa negaranya telah terpapar virus Novel Corona atau N-cov.
Senin, 2 Maret 2020 Presiden Jokowi mengumumkan bahwa dua warga negara Indonesia yang sempat melakukan kontak langsung dengan seorang warga negara Jepang, positif terkena Virus Corona. Meski tidak diharapkan, tapi ini sebuah kenyataan yang harus dihadapi.
Sebagai manusia biasa, tentu lah saya ada rasa khawatir juga. Apalagi, gejala terinfeksi virus Corona mirip dengan gejala flu dan juga batuk; penyakit yang sering muncul di musim penghujan seperti sekarang. Bedanya, efek dari virus ini bisa dikatakan jauh lebih fatal, yakni bisa berujung ke kematian
Beruntung, tempo hari saya berkesempatan untuk datang di acara Temu Netizen yang digelar Kementrian Kesehatan RI di Yogyakarta. Diikuti puluhan peserta dari berbagai kalangan, terutama tenaga kesehatan, pelaku wisata, para mahasiswa kesehatan, generasi milenial yang akrab dengan sosial media, Temu Netizen ini menghadirkan beberapa narasumber yaitu drg. Widayawati dari Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes RI, dr. Ika Trisnawati selaku ketua Tim Viral Airborne RSUP Dr Sardjito, Sri Purwaningsih selaku Perawat RSUP Dr. Sardjito, drg. Pembayun Setyaning Astutie sebagai kepala Dinas Kesehatan Propinsi DIY, Prof Dr. drh Wayan Tunas Artama dari Indonesia One health University Network UGM serta Bapak Wartadi sebagai pelaku wisata sekaligus pengurus PHRI DIY.
Narasumber yang hadir dalam Temu Netizen Cerdas dan Aman Hadapi Covid 19, di The Rich Jogja 29 Februari 2020 |
Para peserta mengikuti senam otak, sebelum acara dibuka secara resmi |
Selain untuk lebih mengedukasi masyarakat, acara ini juga digelar untuk menyamakan persepsi masyarakat tentang Virus Corona, karena dalam kenyataannya, fixed virus ini sudah meresahkan masyarakat. Masker yang tiba-tiba hilang dari pasaran atau bahkan kalau ada harus ditebus dengan harga yang sedemikan mahal atau hand-sanitizer yang naik harga berkali-kali lipat, adalah dua contoh simpel.
Wisata Jogjapun, ikut terdampak. Tingkat hunian hotel yang turun salah satunya. Dalam kesempatan ini, Wartadi selaku wakil ketua Bidang SDM Pelatihan dan SErtifikasi PHRI berharap agar selain memaksimalkan fungsi posko Waspada Covid19, anggotanya lebiih memperhatikan kebersihan lingkungan, dan segera menghubungi layanan kesehatan terdekat apabila diketahui ada yang sakit.
Widayawati, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes |
Dari sekitar 3 jam pemaparan para narasumber, hingga kemudian saya mengambil kesimpulan bahwa benar kita mesti siaga dengan virus ini. Tapi semuanya akan lebih enak, kalau berjalan dalam situasi yang tenang tanpa kepanikan.
Panik, justru akan membuat suasana semakin kacau. Salah satu cara yang bisa kita lakukan adalah berikan kepercayaan kepada pemerintah selaku pengambil kebijakan. Percaya, kalau mereka tidak tinggal diam.
Untuk wilayah Jogja sendiri, saat ini ada dua rumah sakit rujukan yang disiagakan untuk menangani pasien yang diduga terjangkit virus Corona, yaitu RSUP DR. Sardjito dan RS Paembahan Senopati. Selain kesiapan berupa fasilitas medis, upaya antisipasipun sebenarnya sudah dilakukan mulai dari pintu-pintu masuk, seperti bandara.
"Kita sudah sesuai prosedur WHO...apalagi yang diragukan. Kita tidak boleh meragukan kekuatan kita sendiri... " --Widayawati, kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes RI
Selain diberikan pemaparan tentang apa sejatinya virus Corona, bagaimana penularannya, peserta juga diberikan bekal bagaimana agar virus ini tidak mendekat ke tubuh manusia. Cara yang paling efektif adalah dengan menerapkan prilaku hidup sehat, seperti misalnya: makan dengan nutrisi seimbang, olahraga dan istirahat cukup, jaga kebersihn lingkungan, memasak makanan dengan kematangan sempurna, menutup mulut saat batuk atau gunakan masker bila sedang sakit dan juga berdoa tentu saja.
Baca Juga : Jeruk Nipis, Pertolongan Pertama Saat Batuk Mendera
Baca Juga : Jeruk Nipis, Pertolongan Pertama Saat Batuk Mendera
Hal yang bisa kita lakukan untuk menangkal virus Corona |
Hal lain yang tak lebih penting untuk diingat adalah tahan jari. Saring berita atau informasi sebelum menyebarkannya sebagai konsumsi publik. Stop peredaran berita yang hanya bersumber pada “katanya”, melainkan gali informasi pada saluran-saluran berita yang terpercaya. Meskipun dalam beberapa kasus pasien yang terinfeksi virus Corona meninggal, tapi sebenarnya ia tidak se-ngeri yang ada dalam bayangan banyak orang.
Bentengi diri dengan nutrisi, perkuat daya tahan tubuh dengan sayuran, buah, dan juga cahaya matahari bisa menjadi cara paling mudah dan aman kita menjauh dari virus Corona.
Baca juga : Kesulitan Saat Si Kecil Mesti Minum Obat? Coba Trik Ini
Baca juga : Kesulitan Saat Si Kecil Mesti Minum Obat? Coba Trik Ini
'Akhirnya' muncul juga si corona ini. Heboh bin geger tentu saja. Grup WA jadi full info+hoaks. Jadi bikin bingung mana yang harus dipercaya.
BalasHapusTapi intinya tetap di daya tahan tubuh.
Hidup sehat dan bersih, plus doa. Insya Alloh cukup.
Semoga tidak mewabah di Indonesia.
Virus ini luar biasa dampaknya ya mbak. Yang paling keterlaluan adalah ketika maskerpun ikut-ikutan langka. Anak saya yang biasa pakai masker ketika berkendara pergi dan pulang sekolah, ikutan heran kok di semua apotik dan mini market yang biasanya masker tuh banyak, tiba-tiba hilang sama sekali. Ketika mau beli onlenpun harganya sudah di luar akal sehat :(
BalasHapusPadahal di Singapura justru masker ini dibagikan secara gratis. Semoga keadaan dan harga-harga yang tiba-tiba naik terkait virus corona ini segera stabil kembali yaa, kasihan masyarakat kecil juga.