Setelah beberapa bulan lalu pernah nulis tentang beberapa lagu yang bercerita tentang Jogja, nah hari ini saya pengen ngelist beberapa film Indonesia yang mengambil Yogyakarta sebagai latar belakang cerita.
Memang kenapa? Yang pernah tinggal di Jogja, trus lagi kangen dengan Jogja atau segala hal yang ada di Jogja, kan bisa bernostalgia. Atau yang lagi kepengen ke Jogja karena punya belahan jiwa di sana...atau acara wisata tertunda, nyicil dulu lah, melihat potongan-potongan Jogja dalam cinema.
Yuk, ah mulai! Berikut beberapa film nasional yang berlatarbelakang kota Jogja/mengambil Jogja sebagai lokasi syuting.
Bumi Manusia
Film garapan Hanung Bramantyo ini tayang di bioskop pada bulan Agustus 2019. Bercerita tentang kisah hidup pemuda pribumi dan kisah cintanya dengan Annelies, film ini merupakan adopsi dari Novel dengan judul yang sama karangan Pramoedya Ananta Toer.
Meskipun setting aslinya adalah kehidupan masa kolonial Belanda di daerah Wonokromo, Surabaya tapi Hanung Bramantyo menggunakan Studio alam Gamplong, Sleman Yogyakarta sebagai lokasi pengambilan gambar
Selain melakukan pengambilan gambar di studio alam Gamplong, kecantikan alam Jogja yang bisa kamu lihat adalah Waduk Sermo. Waduk ini digunakan sebagai lokasi saat Minke-Annelis memadu cinta alias pacaran. Buat kamu yang pernah ke waduk ini dengan some one special trus nonton film ini, nggak nanggung resiko ya kalau kemudian jadi baper 😀
Di Film Bumi Manusia, ada juga adegan yang memperlihatkan adegan ketika Minke sedang menikmati senja yang diambil dengan mengeksplore kecantikan alam Pantai Goa Cemara Bantul. Kalau yang kamu mau adalah pantai dengan daya tarik deretan pohon cemara udang yang rimbun, maka pantai inilah yang kamu cari
Selain waduk dan pantai, sisi lain Jogja yang juga terlihat dalam film Bumi Manusia ini adalah angkringan -- atau lebih pasnya angkringan yang dibuat mirip keraton -- angkringan pendopo dalem. Jogja dan angkringan, dua sisi yang tak terpisahkan bukan?
Ada Apa Dengan Cinta 2
Generasi 90-an atau awal 2000an pasti familiar banget dengan judul film nasional bertokoh utama Rangga dan Cinta ini. Dan gara-gara film ini juga, beberapa lokasi di Jogja yang awal/dulunya terliha biasa-biasa aja, kini menjadi semacam obyek wisata dengan pengujung yang rata-rata kepengen napak tilas petualangannya Rangga-Cinta saat mereka berada di Jogja.
Cinta dan Rangga, lokasi Keraton Ratu Boko, image idntimes.com |
Istana Ratu Boko, Makam Kotagede, merupakan dua obyek wisata sejarah yang digunakan sebagai lokasi pengambilan gambar. Tak hanya itu, penonton juga sekaligus berwisata kuliner di beberapa tempat makan yang memang hits (dan semakin hits setelah digunakan sebagai lokasi syuting) seperti Sate Klatak Pak Bari, Klinik Kopi, dan juga Sellie Coffee
Raksasa dari Jogja
Sesuai dengan judulnya, mayoritas pengambilan gambar untuk film ini dilakukan di Yogyakarta. Bergenre drama remaja, Raksasa dari Jogja merupakan adopsi dari novel berjudul sama karangan Dwitasari dengan topik utama kehidupan percintaan ala-ala mahasiswa.
Film yang diproduksi Starvision ini berkisah tentang gadis Jakarta yang kuliah di Jogja dan kemudian jatuh cinta dengan pria bertubuh besar, namun merasa bimbang karena sebuah trauma masa lalu. Dibintangi oleh Karina Salim, Abrar Adrian, Ray Sahetapy dan juga Unique Priscillia Raksasa dari Jogja ini termasuk film agak lama dan tayang di bioskop lebih dari 4 tahun silam.
Mengambil lokasi syuting di kawasan kampus (kalau tidak salah seputaran UNY/UGM) sisi jogja yang juga ditampilkan dalam film ini adalah kawasan Candi Prambanan. So, yang lagi kangen sama Prambanan, boleh lah melihat dulu via film 😀
Kemegahan Candi Prambanan yang muncul dalam film Raksasa dari Jogja, image: TheJakartaPost.com |
Surga yang Tak Dirindukan 1
Setting film yang dibintangi Fedi Nuril dan Laudya Cyntya Bella ini memang Yogyakarta, jadi nuansa Jogja tampak begitu kentara di film ini. Salah satu spot pengambilan gambar yang dinilai paling menarik adalah hamparan kebun tebu yang terletak di kawasan perbukitan Menoreh, tepatnya dusun Sibolong, Jatimulyo, Girimulyo, Kulonprogo. banyak traveller untuk menikmati kecantikan alam.
Cuma 4 film? Nggak lah, masih banyak tentunya.
Masih ada film Sang Perintis, kemudian film remaja/dewaasa Turis Romantis, dan juga Surga yang Tak Dirindukan 2 yang juga beberapa adegannya berlatar belakang Jogja.
Gara-gara kecantikannya yang terekspose melalui film Surga yang Tak Dirindukan, hamparan luas perkebunan tebu milik PG madukismo ini –apalagi saat pohon tebu berbunga—menjadi serbuan Dirindukan 2 yang semuanya menampilkan banyak sisi yang dimiliki kota pelajar . Diantara keempat film di atas..teman-teman sudah melihat semuanya?
Artikel terkait: Review Film Wedding Agreement
Spin Casino is a “one-stop-shop” for on line casino traditionalists and sportsbook vets alike, they usually assure new gamers an individualized but thrilling expertise across the board. Finally, Spin Casino works closely with GamCare to facilitate responsible playing. If you need to|you should|you have to} take a break from the slots, you'll be able to|you probably can} select to lock your gaming account for a while. GambleAware supply gamers and their households advice and steering on playing. They supply information and advice to encourage responsible playing, both to gamers and on line casino operators, and provides assist to those who might need a playing 1xbet korea downside.
BalasHapus