Brucea Javanica atau Woh Makasar, Tanaman Obat dengan Beragam Khasiat

3 komentar

 

Tanaman makasar



Pernah melihat tanaman seperti di atas? Di tempat saya tinggal, kami menamainya dengan  wit atau pohon makasar. Ia istimewa, karena berguna. Biasanya masyarakat memanfaatkan buah dari tanaman ini sebagai obat diare yang cukup ampuh. 

Apakah  dinamakan demikian karena ia berasal dari Makasar? Ternyata bukan.

Lebih dekat dengan Tanaman Makasar


Konon, tanaman ini berasal dari Srilanka, kemudian menyebar ke banyak negara, termasuk Indonesia. 

Di negeri kita, ada yang menyebut nya amber merica. Masyarakat lampung mengenal tanaman ini dengan berul, di Sunda di kenal sebagai walot, tambara merica di Makassar. Sementara di Jogja, tanaman ini di kenal sebagai tanaman makasar.

Sebelum dibudidayakan, tanaman bernama latin Brucea Javanica tumbuh sebagai semak belukar,  liar di hutan atau perkebunan, atau difungsikan sebagai tanaman pagar.

Berkembang biak dengan biji, bisa dikatakan persebaran tanaman ini cukup luas. Uniknya, hampir semua bagian dari tanaman makasar, bisa dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Mirip-mirip sirih, tanaman yang banyak di tanam dan memiliki beragam manfaat kesehatan.

Manfaat Tanaman Makasar Untuk Kesehatan


Di tempat saya tinggal, penduduk menamainya woh makasar atau buah makasar. Tak banyak yang menanam tanaman ini, tapi ada satu atau dua warga yang sengaja menanam ini karena tahu akan manfaatnya. 

Gampang sekali menanam tanaman ini. Kadang, tanaman makasar yang sudah besar akan merontokkan buahnya yang tua, ditandai dengan warnanya yang kehitaman. Tak lama kemudian, tanaman2 kecil akan muncul di sekitarnya. Yup, pohon ini berkembang biak dengan bijinya. 

Buah makasar
Buahnya yang sudah tua (berwarna hitam) menjadi obat tradisional untuk mengatasi diare



Bagian yang paling banyak digunakan adalah buahnya. Daging buah makasar yang sudah tua, biasanya digunakan sebagai pertolongan pertama untuk mengobati diare kronis.

Caranya pun sangat praktis, yaitu mengupas kulit luar, dan kemudian langsung menelannya utuh. Sekali konsumsi, untuk ukuran tubuh dewasa dengan berat badan normal sekitar 3 sampai 5 butir. 

Rasanya pahit. Bagi yang tidak bisa berkompromi dengan rasa pahit, bisa membungkus daging buah makasar dengan bantuan kapsul.

Selain langsung menelannya, buah makasar bisa juga dikonsumsi dengan dibuat semacam kopi. Menjemur buah yang sudah tua,  menggilingnya hingga halus, dan kemudian baru di konsumsi. 

Disamping mengatasi diare, air rebusan buah makasar dipercaya mampu menurunkan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes melitus,  mengatasi  keputihan dan bahkan kanker serviks.


Daun tanaman makasar
Bentuk daun tanaman makasar



Daun buah makasar  bisa juga dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Cara yang lazim digunakan adalah dengan merebus, lalu diambil sarinya. Khasiat ramuan ini adalah untuk mengatasi keluhan sakit pinggang. Tumbukan daun makasar, bisa juga digunakan untuk mengompres  bagian tubuh yang bengkak atau memar akibat benturan atau pukulan benda keras.

Sementara akar, bisa digunakan untuk penanganan terhadap kasus pengobatan malaria. Cara yang digunakanpun relatif sama, yaitu merebusnya untuk kemudian diambil sarinya.
Merujuk pada www.informatika.lipi.go.id, Buah makasar mengandung alkaloid (brucamarine, yatanine), glikosida (brucealin, yatanoside A dan B, kosamine), dan phenol (brucenol, bruceolic acid). Bijinya mengandung brusatol dan bruceine A, B, C, E, F, G, H. Daging buahnya mengandung minyak lemak, asam oleat, asam linoleat, asam stearat, dan asam palmitoleat. Buah dan daunnya mengandung tanin

Bahaya dan efek samping Tanaman Makasar

Apapun yang berlebihan, pasti akan memiliki efek samping atau bahaya ikutan. Demikian pula dengan pemanfaatan bagian-bagian tanaman makasar ini. Ada beberapa gejala yang timbul sebagai tanda tengah mengalami keracunan akibat tanaman ini, diantaranya mual, pusing, muntah, koma yang bisa berujung ke kematian. Hmm..mirip sebilah mata pisau. Berguna, tapi bisa juga berbahaya. Sekedar saran, meski relatif lebih aman, tetap gunakan ramuan herbal apapun dengan bijak. Kurangi resiko, dengan tidak mengujicobakan pada bayi, anak-anak dan perempuan hamil.



Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

3 komentar

  1. Mbak, pengen lihat jelas foto daunnya, ada? Spertinya di belakang rumah ortu pernah tumbuh liar tp lama-lama mati sendiri, ga tau jg bisa dimanfaatkan utk obat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu mba...udah tak tambahi foto gambar daun makasar

      Hapus
  2. Oalah kemungkinan benar mbak.. sama bentukan daunnya. Sayang sudah mati

    BalasHapus

Posting Komentar