Beberapa Profesi Baru di Era Digital, Tertarik Untuk Menjadi Salah Satu Diantaranya?

1 komentar

Digitalisasi sangat berdampak pada prilaku dan gaya hidup manusia.  Secara tak langsung, rupanya perubahan prilaku dan gaya hidup itu kemudian menciptakan pekerjaan atau profesi-profesi baru yang bisa jadi tak pernah dibayangkan sebelumnya.

Profesi baru di era digital


Diera 90an dan awal 2000an, definisi bekerja bisa jadi hanya disematkan pada orang yang bekerja di luar rumah, punya kantor, berseragam dan memang terlihat aktivitas fisiknya. Ya, semacam guru, dokter, jaksa, hakim, arsitek, pengusaha, dll. 

Lalu, ketika perkembangan IT sedemikian pesat, munculah profesi-profesi baru, yang mungkin masih menjadi tanda tanya bagi banyak orang, misalnya tentang kegiatan seperti apa yang ia lakukan,  apakah dapat uang/ siapa yang menggaji, perlu sekolah khusus apa tidak, dan sebagainya. 

Beberapa profesi yang timbul sebagai akibat dari perubahan perilaku masyarakat tersebut antara lain content creator, social media specialist, dan juga buzzer. 


Content Creator

Content creator merupakan sebutan bagi seseorang yang melahirkan berbagai konten kreatif.  Content ini bisa beragam format, bisa video, foto, suara maupun tulisan. Atau malah gabungan dari semuanya. 

Video-video di youtube yang tiap hari teman-teman lihat, foto-foto beserta caption menarik di Instagram, ataupun tulisan-tulisan informatif di blog yang sering teman-teman butuhkan, dibuat oleh seorang/beberapa content creator. 

Kalau dulunya seorang content creator harus bekerja pada sebuah perusahaan penyiaran, sekarang content creator ini bisa membuat ruang sendiri untuk berkreasi melalui media sosial seperti  Facebook, Youtube, Instagram, Tik Tok ataupun Blog

Di “ruangan” tadi mereka lebih bebas berekspresi dengan memilih topik sesuai dengan minat masing-masing. 

Darimana para content creator ini mendapatkan penghasilan? Para pembuat konten ini memperoleh uang/penghasilan bisa dari beberapa sumber seperti Adsense (iklan dari Google, Endorsement, Sponsored Post, maupun Placement post. 

Agar bisa menghasilkan karya-karya yang diterima dan digemari masyarakat, modal utama seorang content kreator harus kreatif. Bisa menulis dengan runtut , mengambil foto/video dan juga menyunting video adalah ketrampilan yang wajib dimiliki.  Seorang pembuat konten bisa bekerja dan terikat dengan perusahaan, tapi banyak juga yang bekerja secara individu. 

Saat ini, seorang kreatif konten banyak digunakan/ bekerjasama dengan perusahaan dan berperan penting dalam sebuah campaign/penjualan produk. 

Banyak content creator di Indonesia yang profesi utamanya adalah seorang artis/selebritis. Meski begitu, teman-teman tidak harus menjadi seorang selebritis dahulu, lantas bisa menjadi seorang content creator. 

Buktinya banyak sekali youtuber, vlogger, blogger yang bisa menghasilkan karya-karya yang berguna dan menghibur dan mereka berasal dari masyarakat biasa/bukan dari kalangan artis/selebritis.

Baca juga : 5 Blogger Indonesia Favorit


Social Media Specialist

Hari gini, siapa sih yang tidak memiliki akun di media sosial? Nah, kesempatan ini merupakan celah bagi hadirnya profesi baru yang sangat dibutuhkan saat ini, yakni media specialist. Kalau dulunya corong komunikasi sebuauh perusahaan ada di tangan seorang public relation atau humas, saat ini peran ini dihandle oleh satu atau beberapa orang yang bekerja dibalik desk Sosial Media Specialist. 

Profesi baru di era digital


Seorang media specialist bertugas dan bertanggung jawab untuk mengelola seluruh media sosial perusahaan. Melalui platform media sosial  seperti twitter, facebook, instragram ataupun facebook mereka ini wajib mempromosikan produk/event dan juga membangun personal connection dengan pelanggan/klien.

Membuat caption doang digaji ? Tentu tidak!  Ya meskipun membuat caption juga butuh mikir, tapi seorang media specialist juga harus memiliki beberapa skill sekaligus. Yang pasti dan wajib, ia harus menguasai fitur-fitur sebuah platform media sosial.  Selain itu, social media specialist juga harus memiliki kemampuan analisis yang bagus, kemampuan copywriting dan storytelling, pengetahuan SEO, dan juga harus kreatif. 

Baca juga  : Media Sosial; Bisa Jadi Gancu Bisa Jadi Candu


Buzzer

Pernah melihat film nasional Republik Twitter? Di film tersebut...terdapat gambaran cara kerja seorang buzzer. 

Profesi buzzer ini  belakangan sering muncul dan jadi topik perbincangan, terkait keberadaan buzzer rupiah alias buzzer yang dibayar (untuk kepentingan suatu campaign). Mengutip dari sebuah artikel di liputan6.com, buzzer adalah orang yang mempunyai pengaruh tertentu untuk menyatakan suatu kepentingan. Buzzer bisa bergerak dengan sendirinya, atau bisa juga karena setingan. 

Sarana yang paling kerap digunakan para buzzer adalah media sosial yang memiliki banyak pengguna, seperti twitter, facebook, maupun Instagram. Meskipun di dunia politik citra profesi buzzer cenderung negatif, tapi dalam sebuah perusahaan buzzer mampu meningkatkan brand awareness sebuah perusahaan. 

Sebagai contoh, saat memiliki produk atau program baru yang hendak atau tengah diluncurkan di pasaran, biasanya perusahaan menggunakan jasa buzzer agar produk tersebut lebih cepat terserap ke masyarakat. Lantas persyaratan seperti apa yang harus dimiliki seorang buzzer?

Yang pasti, harus mempunyai akun di media sosial dengan jumlah followers yang cukup banyak. Selain itu buzzer harus memiliki kemampuan membangun pembicaraan; mengkonsep sebuah promosi menjadi sesuatu yang bersifat softselling. 

Itu tadi 3 profesi baru yang hari ini semakin banyak dicari dan juga semakin banyak pula peminatnya. Kamu tertarik menjadi salah satunya? 

Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

1 komentar

Posting Komentar