alah satu cara menyegarkan fikiran adalah dengan melakukan perjalanan wisata, dan Dataran Tinggi Dieng bisa menjadi salah satu pilihan.
Berada di daerah pegunungan, keberadaan candi dan bangunan purbakala, ditambah kekayaan geologi berupa beberapa kawah yang masih aktif, merupakan pesona alam yang unik, dan jarang bisa ditemukan di tempat lain.
Secara geografis, Dataran Tinggi Dieng berada di dua wilayah kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Wonosobo dan Banjarnegara. Berada di kawasan gunung vulkanik yang masih aktif, menjadikan Dieng sebagai kawasan pertanian yang hijau dan subur. Inilah yang menjadikan Kecantikan alam Dieng sudah bisa kita nikmati jauh sebelum kita sampai di lokasi wisatanya.
5 Destinasi Wisata Populer di Dataran Tinggi Dieng
Popularitas Dieng sebagai kawasan wisata tak perlu diragukan lagi. Wajar, karena di dataran tinggi ini terdapat banyak tempat wisata alam yang unik dan menarik. Berikut, 5 obyek wisata populer yang bisa kamu sambangi di sini:
Puncak Sikunir
Puncak Sikunir berada di Desa Sembungan, desa yang dikenal sebagai desa tertinggi di Pulau Jawa dan merupakan spot favorit untuk mengawali hari. Berada di ketinggian 2306 mdpl, hampir semua wisatawan datang ke Puncak Sikunir ini untuk menyaksikan proses matahari terbit/sunrise.
Biasanya wisatawan akan datang dan menginap di homestay yang berada di sekitar lokasi, baru kemudian datang ke pos pendakian menjelang Subuh. Pos pendakian Sikunir sendiri, mulai dibuka pada pukul 2 dinihari.
Butuh waktu berjalan sekitar 30 menit untuk bisa mencapai puncak. Meskipun menanjak, tapi rute/jalan sudah dibuat seperti tangga/berundak untuk memudahkan wisatawan. Selain semburat jingga matahari terbit, kecantikan lain yang bisa dinikmati dari Puncak Sikunir adalah pemandangan Telaga Cebong, Gunung Sindoro dan juga Gunung Sumbing.
Waktu terbaik untuk datang ke Puncak Sikunir adalah pada musim kemarau, atau sekitar bulan Juli-Agustus. Harapannya, tentu saja langit yang bersih tanpa mendung. Nggak seru kan, kalau sudah naik, sampai atas dan ternyata matahari tertutup awan.
Kompleks Candi Arjuna
Kompleks Candi Arjuna terletak di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Kompleks candi ini merupakan Kompleks candi Hindu dengan 4 candi sebagai bangunan utama yaitu Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa. Secara garis besar, keempat bangunan memiliki ornamen yang sama, dengan pemfungsian yang berbeda. Candi Arjuna, Puntadewa, dan Candi Sembadra merupakan candi yang dibuat untuk menyembah Dewa Syiwa. Sementara Candi Srikandi dibangun untuk menyembah tiga dewa, yaitu Syiwa, Brahma, dan Wisnu.
Mengagumi keindahan bangunan yang diperkirakan sebagai candi tertua, paling tidak itulah yang bisa kita lakukan di Kompleks Candi Arjuna. Kondisi di sekitar kawasan Candi Arjuna juga terlihat asri dengan beragam tanaman bunga. Tentu ini menjadi poin plus, karena selama ini candi identik dengan kawasan yang gersang tanpa tanaman.
Bagi yang gemar melakukan penelusuran sejarah dengan mendatangi situs-situs kuno, maka tak salah memilih tempat ini sebagai salah satu destinasi tujuan wisata di Dataran Tinggi Dieng.
Kawah Sikidang
Daya tarik tempat ini, tentu saja kawah aktif . Bedanya, di sini teman-teman bisa menyaksikan kawah secara dekat tanpa harus melakukan pendakian terlebih dahulu. Yup, inilah salah satu kawah berukuran besar yang berada di tanah datar. Fenomena ini menjadi daya tarik utama Kawah Sikidang.
Saat ini, pihak pengelola telah melengkapi kawasan wisata Kawah Sikidang dengan jembatan kayu yang estetik. Tak hanya membantu pengunjung untuk mencapai bibir kawah, jembatan juga seringkali difungsikan sebagai spot foto pengunjung untuk mengabadikan kenangan. Satu hal yang banyak membuat pengunjung kecewa (termasuk saya) adalah jalur keluar yang dibuat terlalu panjang dan berputar-putar.
Berada di Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, obyek wisata Kawah Sikidang bisa dijangkau dengan mudah dengan transportasi umum maupun kendaraan pribadi. Tiket untuk masuk ke kawasan kawah bersifat terusan dengan tiket untuk masuk kawasan candi, dengan harga 20,000/pengunjung (bulan Juli 2021)
Telaga Warna dan Telaga Pengilon
Ingin menyaksikan dua kawah yang secara posisi berdekatan, tapi dengan dua warna yang jauh berbeda? Cobalah mampir ke dua telaga ini, Telaga Warna dan Telaga Pengilon. Tak perlu berpindah lokasi parkir ataupun berganti loket pembelian tiket, karena telaga warna dan telaga pengilon berada dalam satu kawasan, dan terletak berdampingan. Untuk bisa menikmati keindahan dua telaga ini, pengunjung harus membeli tiket terusan seharga 20.000/pengunjung.
Telaga Warna dikenal sebagai telaga dengan warna air yang bisa berubah-ubah. Perubahan warna ini secara ilmiah dikarenakan air telaga yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Warna hijau menjadi warna yang paling dominan, ketika saya mengunjungi telaga ini beberapa waktu yang lalu. Dua hal yang terlihat mencolok membedakan dua telaga ini di samping warna airnya, juga suasana telaga. Telaga warna yang lebih dekat dengan akses pintu masuk, terkesan lebih tertata. Sementara Telaga Pengilon yang terletak lebih ke dalam, terkesan seadanya, alami begitu saja.
Disamping dua telaga, hal lain yang bisa kita temui di kawasan telaga ini adalah beberapa gua yang katanya sering digunakan untuk bertapa. Ada Gua Sumur, Gua Semar yang konon pernah digunakan mantan Presiden Soeharto untuk bertapa, dan juga Gua Jaran. Masing-masing gua sudah dibangun sedemikian rupa, tapi sepertinya hanya orang-orang tertentu yang boleh masuk.
Telaga Menjer
Secara historis, Telaga Menjer terbentuk dari letusan vulkanik Gunung Pakuwaja. Dulunya berukuran kecil, dan kemudian menjadi semakin besar setelah dibangun bendungan dan juga PLTA Garung.
Image : @taufikwijayanto |
Inilah telaga terluas, dan berada di kaki pegunungan Dieng. Berada di ketinggian, membuat udara di sekitar telaga terasa sejuk dan cennderung dingin. Secara lokasi, Telaga Menjer berada di Desa Maron, Kecamatan Garung, atau 8 km dari pusat kota Wonosobo. Selain menikmati suasana yang asri dan alami, di Telaga Menjer pengunjung bisa memancing dan juga menikmati pemandangan dari atas air dengan menaiki gethek atau perahu dari bambu.
Nice post mb, semoga saya bisa ngajak keluarga ke sana nih. Seru pastinya ya
BalasHapus