Ah, nostagia lagi. Ha..ha, biarin ya.. Memang kadang mengenang sesuatu itu perlu kok. Buat melatih daya ingat..ha..ha.
Jadi, ketika beberapa saat blog ini sepi update an tulisan gara-gara miskin ide mau nulis apa, tiba-tiba saat main di facebook nemu status seorang teman yang bunyinya gini “Pertama kali punya nomer hp tahun 2000, harga 400 ribu”.
Jelas percaya, tahun 2000-an awal, harga simcard memang masih mahal banget.
Itu baru satu trigger.
Setelah mbaca FB, pindah ke status WA . Memang lagi selo, main di medsos melulu.
Eh, ternyata diantara sekian banyak status WA teman-teman, ada yang menurut saya menarik. Seorang teman membagikan sebuah video repost-an yang pesan utamanya mbandingin fungsi hp jaman dulu, dengan fungsi smartphone jaman sekarang.
Poinnya sih kalau hp dulu itu meski fiturnya terbatas, tapi beneran “mendekatkan” yang jauh. Fungsi Connecting people nya dapat. Berbeda dengan smartphone yang karena kepintarannya, justru sering menjauhkan yang dekat.
Ehm.. tapi bener juga kali ya. Buktinya, saat ini janjian untuk ketemuan secara fisik memang jadi lebih mudah dengan adanya smartphone dengan begitu banyak jejaring medsos yang bisa dimanfaatkan. Tapi, kalau sudah pada ketemu... alokasi waktu biasanya 10% ngobrol, 40% foto-foto, 50 % liat notif di layar, update status, posting di medsos :-D
Tapi serius, status dua teman tadi sempat membuat saya senyum-senyum sendiri. Terus jadi ingat, kalau sebelum ada ponsel pintar, dengan berbagai merk handphone seperti Ericsson, Siemens, Nokia, Samsung, remaja-remaja kala itu hidupnya nggak kalah berwarna. Tetep seru dengan kebiasaan bertelepon ria ala anak 90-an atau 2000 awal.
Selain itu, meskipun fiturnya terbatas, tapi di saat itu kita-kita tetap bisa kreatif kok. Lewat asesoris hp, seperti misalnya:
Gonta Ganti Casing
Berbeda dengan smartphone sekarang yang kalau kita bosan, kita tinggal ganti theme ataupun soft-casenya, maka “baju” hp jadul adalah casing. Mau tampil beda, ya tinggal ganti casing.
Hape jaman dulu (tahun 2000 an awal) gampang dibuka tutup, dipisahin antara batere, mesin dan casingnya. Ini ada untungnya, seandainya ponsel tiba-tiba jatuh, jarang yang kemudian pecah layarnya. Palingan nyebar aja antara batere, casing, mesin dan simcardnya.
Saat kita mulai bosan dengan tampilannya tinggal beli casing dengan warna lain, dan casing dengan berbagai warna dan corak ini banyak dijual di counter-conter hape maupun toko yang khusus menjual asesoris hp. Saya ingat, dulu pernah memakai ponsel tipe Erricson T10 (tahun 2003) dan saya ganti dengan casing warna transparan. Jadi, kalau hp lagi dipake, tombol keyboardnya lagi dipencet kelihatan nyala lampunya. Gitu aja udah seru lho!
Gantungan Hp itu Penting
Dari segi ukuran, Ponsel GSM ataupun CDMA jaman dulu berukuran mungil. Lha iya wong fungsinya juga palingan buat nulis sms sama telponan. Gampang dimasukin saku sebenarnya, tapi rawan jatuh atau takut ikut kerendam kalau lupa ngambil pas baju/celana panjang mau dicuci. Agar lebiih enak pas megang hp, asesoris yang sering ditambahkan yaitu strap/tali hp.
Kalau untuk saya pribadi, strap hp ini penting. Kalau sudah dipasang strap, tinggal kalungin di leher bareng flashdisk dan kunci motor. Sudah aman dan nggak direpotkan lagi dengan urusan “lupa naruh”.
Stiker lampu Kelap-Kelip
Ingat asesoris satu ini? Istilah lainnya lampu sinyal. Bentuknya mirip stiker yang kemudian dipasang di area belakang (sekitar) antena ponsel. Saat sedang ada sms masuk atau melakukan/menerima panggilan, lampu sinyal ini akan menyala kelap-kelip.
Biasanya cewek yang lebih banyak menggunakan aksesoris ini. Imut dan lucu kesannya.
Saat siang hari, keberadaan lampu sinyal memang tak begitu terlihat, tapi akan menjadi menarik perhatian di malam hari. Penasaran, kalau lampu sinyal ini dipasang di smartphone sekarang, bisa nyala nggak ya?
Ringtone buatan sendiri lebih keren
Ringtone Monoponic adalah jenis ringtone yang umum. Poliponic adalah jenis ringtone yang lumayan canggih kala itu.
Generasi 90an pasti ngalami bagaimana serunya acara bikin ringtone dan kemudian memasangnya sebagai nada dering pribadi. Untuk membuat ringtone ini, seingat saya beda merk, beda “kunci” dan berbagai rumus rigtone/kunci ringtone bisa kita dapatkan di tabloid-tabloid yang mengulas dunia ponsel. Tinggal liat dan tiru saja. Hayo ngaku, apa ringtone favoritmu kala itu?
Gonta-ganti casing, haha bener banget konyol kalau diingat. Sekarang malah jarang ganti sekalinya pengin ganti kalau casing beneran udah rusak aja.
BalasHapusWkwkwkwkwkwk masih inget bangettttt termasuk yg bikin ringtone sendiri. Fav ku dulu ringtonenya band rock Red Hot Chilli Peppers 🤣🤣🤣. Aghhhhh kereeen ringtone itu. Apalagi ga banyak yg pake, Krn cewe yg suka rock di sekolah, kayaknya aku doang 🤣.
BalasHapusMemang seru ya mba, termasuk Gonta ganti casing. Nth bro banyak casing yg aku beli dulu 🤣🤭