Si Penakut

3 komentar

Ini cerita tentang Oyen, kucing di rumah yang sepertinya ada trauma. Sering pasang wajah takut gitu. Rupanya kucing seperti manusia ya, bisa trauma juga. 

Trauma bisa diartikan kondisi psikologis yang membuat merasa tidak aman, tak berdaya dan ini berhubungan dengan peristiwa buruk yang pernah terjadi sebelumnya.

Kalau di video-video instagram banyak yang posting klo kucing berbulu warna orange adalah kucing pemberani, bar-bar, tukang bertualang, tapi rupanya itu tak berlaku dengan Oyen kami. Pernah sih, dia di fase suka bermain di luar, sering nyebrang jalan untuk kemudian sesiangan main ke kebun tetangga...tapi sekarang nggak lagi.

Kucing Oyen

Sudah hampir dua  bulan terakhir  Oyen nggak mau keluar pagar. Kalaupun butuh bermain, paling ia lari ke kebun belakang, manjatin pohon rambutan, jambu biji, atau kadang nakut-nakutin ayam 😀

Ada apa dengan Oyen? 

Semuanya berawal dengan Oyen yang tiba-tiba pulang dengan kaki belakang diseret. Sudah agak lama kejadiannya, sekitar 3 atau 4 bulan lalu.  Saya tidak tahu kejadian pastinya, tapi setelah Maghrib anak bulu itu minta main di teras depan. Banyak laron waktu itu, dan saya lihat ia asyik menangkap laron-laron yang beterbangan di bawah lampu.

Agar laron tak masuk rumah, pintu saya tutup dan tinggal Oyen sendirian di depan. Beberapa menit kemudian, saya terkejut mendengar Oyen mengeong keras. Saya pikir ia bertengkar dengan kucing tetangga. Segera saya cari ke depan dan saya menemukan dia sudah berada di lorong rumah dengan wajah ketakutan dan langsung menghambur masuk begitu tahu pintu terbuka. 

Sedihnya, ia berlari dengan sempoyongan. Saya cek tak ada luka luar, tapi wajah kucing ketakutan. Beberapa menit setelahnya, ia berjalan dengan menyeret kaki belakang. Saya tak tahu apa yang terjadi waktu ia di luar, dipukul orang atau tertabrak kendaraan..entahlah.

Selang beberapa Minggu, Oyen sembuh dan berjalan kembali normal. Suatu pagi saya melihatnya menyeberang jalan menuju kebun tetangga yang posisinya berseberangan dengan rumah. “Wah..bahaya!” batin saya. Pagi hari, jalanan depan rumah ramai kendaraan. Tak lama kemudian saya keluar membawa wetfood dan mainan kucing, niatnya mau manggil Oyen agar mau keluar kebun dan pulang.

Benar..setelah melihat saya, Oyen keluar kebun. Tapi salahnya adalah, ia langsung berlari menghampiri ketika posisi saya masih di seberang. Naasnya, dari lain arah meluncur sepeda motor. Saya melihat dengan mata kepala sendiri sambil melihat tubuhnya berusaha menghindar putaran roda.

Saya menjerit. Penunggang motor berusaha menghindar.  Sama-sama panik. Bagian perut belakang Oyen terlindas, tapi ia masih bisa berlari masuk rumah. 

Setengah hari Oyen bersembunyi di loteng. Ada luka berdarah di bagian mulut, dan ia kembali berjalan pincang. 

Meskipun sedih, kami bersyukur Oyen masih dilindungi. Kucing saya selamat. Dua kali nyawanya di ujung tanduk. Cuma ada perilakunya yang berubah setelah kejadian itu. Kucing yang awalnya pemberani, menjadi cenderung penakut dan sering bersembunyi

Oyen akan langsung lari saat mendengar suara motor yang raungan mesinnya keras. Ia tak mau lagi keluar pagar, apalagi ke jalan. Sudah satu bulan lebih pasca kecelakaan ke-2 nya, tak pernah sekalipun ia main ke seberang. Hampir 24 jam harinya hanya di dalam rumah, kalaupun ke luar ia hanya bermain di belakang rumah. Kasihan, tapi bersyukur juga..minimal mengurangi bahaya saat di luar rumah.

Baca juga : Duh..Kucingku Keracunan

Kok nggak di kandangin? Nggak, karena Oyen sehat. Ada kandang, tapi hanya saya pakai saat kucing sakit. Kasihan  kalau hidup sekali saja tapi tak bisa leluasa bergerak, terkurung di ruangan sempit.

Kejadian yang (mungkin) berhubungan dengan kejadian dua kecelakaan itu terjadi lagi kemarin. Oyen ketakutan, tapi kali ini pemicunya petir. 

Sore itu di wilayah saya tinggal hujan deras. Paket lengkap sebenarnya; hujan deras plus angin kencang, ditambah suara petir sahut-sahutan. 

Saat di luar hujan deras dengan petir bersahutan, saya menemukan Oyen dengan wajah ketakutan bersembunyi di kolong tempat tidur di kamar. Posisi tubuhnya menelungkup, dengan sorot mata siaga. Lucu-lucu kasihan liatnya. Baru setelah suara petir mereda, Oyen mau keluar kolong itupun dengan cara jalan mirip tentara yang lagi tiarap. 

Beberapa kali memelihara kucing, baru Oyen ini yang kelihatan banget punya ketakutan ekstrem terhadap bunyi keras, dan juga suara motor yang kencang. Mm..mudah-mudahan traumanya bisa menghilang. Tapi ngeri juga kalau Oyen kembali bertualang. Ia kucing jantan, jadi peluang seperti Chilo si Kucing jantan yang menghilang tetap ada. 

Sulis
Hai, saya Sulis! Seorang ibu dari raka-alya, pernah menjadi jurnalis di sebuah tv lokal di Jogja, bisa dihubungi di raka.adhi(at) gmail.com, sulistiyowatitri98(at) yahoo.co.id, atau t.sulistiyowati80(at)gmail.com

Related Posts

3 komentar

  1. hadu kasian sekali si oyen
    ini kayaknya trauma banget
    makanya dia sensitif banget mbak
    iya semoga si oyen cepet pulih dari trauma

    BalasHapus
  2. ya Allph melas banget oyen mba lis...untung 2 nyawa masih nyelamatin dia...huhu...perute sempat kelindas amarga panik tukang motore hoho

    moga ndang cepat sembuh ya oyen...mba lis keliatan telaten tenan ngurus kucing, persis bapakku hihi

    eh iya nek kucing orene tetanggaku jenenge kembang asem mba lis tapi sifate bar bar hahhaha...biasa kucing cowo...awake pathel ngunu

    BalasHapus
  3. Ya ampuuuuun oyen, syukur ya mba dia ga napa2 pas nyaris ketabrak 😭. Kucing memang bisa trauma kok. Krn biar gimana mereka bisa tahu saat disayang, saat disakitin, atau ngerasa takut juga.

    Aku setuju kalo kucing sebaiknya jangan dikandang. Itu malah bikin mereka stress. Dikandang kalo sedang sakit aja. Supaya ga nularin ke temen2nya tapi kalo sehat biarin aja lepas.

    Kucingku ada yg 100% indoor, tapi ada juga yg sesekali masih kluar. Tapi sejak aku steril, anteng mba, ga mau kluar malah 🤣. Kerjanya tidur makan, main di rumah. Aku termasuk pro steril soalnya. Supaya lebih sehat juga mereka.

    BalasHapus

Posting Komentar