Libur sekolah hampir tiba. Sudah punya rencana mau kemana? Setelah kurang lebih dua tahun banyak menahan keinginan untuk melakukan kegiatan wisata, akhirnya penyebaran virus Corona lebih terkendali. Sektor wisata yang bisa dikatakan sempat mati suri saat pandemi, belakangan nampak bergeliat lagi. Ahamdulillah..
Liburan ke Pacitan bersama keluarga ini sebenarnya sudah terjalani beberapa waktu lalu, dan baru hari ini sempat menuliskannya dalam artikel untuk blog ini. Maafkan atas kemalasan saya ya😊
Kenapa Pacitan? Biar tidak di Jogja lagi dan lagi.. ha..ha. Sebenarnya itulah alasan utamanya. Jadi intinya kami pengen liburan di luar Jogja yang kira-kira bisa dinikmati semua anggota keluarga, dengan waktu perjalanannya tidak terlalu lama, dan biayanya juga terjangkau. Setelah melalui proses musyawarah mufakat berdasarkan sila ke 4 Pancasila mengingat-menimbang-dan memutuskan, akhirnya ditetapkanlah Pacitan sebagai tujuan.
Dari Jogja, Pacitan berjarak sekitar 130an kilometer dan bisa dijangkau kurang lebih 3 setengah atau 4 jam-an bila kondisi jalan lancar. Dalam prakteknya (karena selalu ada aktivitas berhenti entah keperluan ke toilet, isi BBM, sholat atau mbeli cemilan) Jogja-Pacitan kami tempuh sekitar 5 jam perjalanan.
Kemana saja selama di Pacitan?
Homestay Pak Gimun
Jadi, dari Jogja kami sengaja berangkat Sabtu siang menjelang sore. Anak-anak paginya sekolah, jadi nunggu mereka pulang, istirahat sebentar, terus berangkat.
Tujuan pertama, Homestay Pak Gimun, tentu untuk tujuan menginap dan berisirahat.
Baru pertama booking di homestay ini dengan referensi ulasan di google maps dan cari kontak personnya di nomor yang tertera. Jumlah kamar yang tersedia lumayang banyak, dengan harga yang cukup ekonomis. Kami memilih kamar dengan harga sewa 250.000/malam dengan fasilitas wifi, TV, dan AC. Satu kamar ada 2 tempat tidur, cukup untuk kami berempat.
Penampakan homestay Pak Gimun di malam hari |
Secara keseluruhan, tempat menginap ini lumayan. Minusnya, pas ke sini TV di kamar rusak, jadi sama sekali tidak bisa menggunakan fasilitas ini. Untung jaringan wifi yang tersedia ngebut. Plusnya, Ibu yang punya ramah. Bisa pesen makan melalui beliau juga.
Rekomendasi 3 Destinasi Wisata Pacitan; Menarik dan Lokasinya Saling Berdekatan
Obyek wisata terdekat dari Homestay Pak Gimun adalah Pantai Klayar. Jarak Homestay dengan pantai sekitar 1,6 kilometer. Jadi sebenarnya bisa banget kalau mau jalan kaki dari Homestay ke pantai, sekalian olahraga
Pantai Klayar
Akses jalan menuju pantai sudah baik dan bisa dilalui semua jenis kendaraan. Harga tiket untuk masuk ke Pantai Klayar 15 ribu/orang. Meskipun sedikit lebih mahal dari tarif masuk di deretan Pantai Gunungkidul, tapi harga bisa dibilang bersahabat untuk jenis wisatawan keluarga atau rombongan.
Setau saya, pantai Klayar ini termasuk pantai yang sudah cukup terkenal di Pacitan dan sudah terkelola dengan cukup baik. Pantai termasuk luas dan landai. Selain berjalan kaki, pengunjung bisa juga menyewa ATV untuk menyusuri kawasan Pantai Klayar.
Fasilitas penunjang kawasan wisata bisa dkatakan lengkap. Penginapan atau homestay yang bener-bener menghadap ke pantai banyak. Ibu-ibu yang kepengen belanja souvenir atau oleh-oleh, bisa milih kios/pedagang dengan leluasa. Haus atau lapar? Banyak warung makan yang menyediakan menu-menu khas daerah pantai.
Satu daya tarik khas nya Pantai Klayar adalah fenomena alam Seruling Samudera atau air mancur yang menyembur melalui lubang pada batu karang. Kalau istilahnya Alya, mirip ikan paus yang sedang menyemburkan air saat mengambil udara.
Utuk bisa melihat fenomena ini dengan jelas, cara yang paling aman adalah dengan naik di bukit di sisi timur atau Klayar Hill. Meskipun bukit, tapi akses ke tempat ini mudah dan aman untuk anak-anak sekalipun. Cukup membayar 3000 rupiah per pengunjung, mengikuti anak tangga yang tak begitu curam, dan kami sekeluarga bisa menikmati Pantai Klayar dari ketinggian. Tak hanya itu, bahkan pengunjung juga bisa menikmati Seruling Samudera sambil kulineran dari Klayar Hill.
Menyusuri Sungai Maron, Amazonnya Pacitan
Wisata Sungai Maron berjarak sekitar 6,5 kilometer dari kawasan wisata Pantai Klayar. Daya tarik utama wisata Sungai Maron adalah menyusuri Sungai Maron dengan perahu nelayan sampai ke muara di lautan/Pantai Ngirboyo.
Dengan menyewa perahu + pengemudi dengan tarif 100 ribu/perahu/ rute bolak-balik, kami diajak untuk melihat keasrian dan kealamian kawasan sepanjang Sungai Maron. Dengan waktu tempuh sekitar 45 menit – 1 jam, perahu akan menyusur tubuh sungai sepanjang Demi keamanan dan keselamatan, setiap penumpang diwajibkan menggunakan pelampung di badan.
Kalau biasanya Alya hanya melihat Sungai Amazon via tayangan National Geographic di Youtube, tempo hari bocah saya punya kesempatan menyusuri Sungai Maron, “Amazon” nya Pacitan. Ya, pastinya tidak se alami dan tidak sebesar sungai Amazon, tapi saya yakin pengalaman itu akan membekas sampai dia besar nanti.
Sebagai sebuah tempat wisata, wisata Sungai Maron ini cukup menguji adrenalin baik itu saat menuju lokasi (jalan berkelok) maupun saat berada di atas perahu. Sayangnya, belum semua kendaraan bisa masuk ke lokasi karena ukuran jalan yang relatif sempit.
Gua Gong
Jalan dari Sungai Maron menuju Gua Gong adalah jalur jalan yang juga dilewati saat perjalanan pulang ke Jogja, jadi mubazir kalau tidak dimanfaatkan untuk mampir. Seperti diketahui, Gua Gong adalah gua yang paling besar dan bisa dikatakan wisata gua yang paling terkelola dengan baik di Pacitan.
Sama seperti Pantai Klayar, akses jalan menuju Goa Gong sudah bagus dan bisa dijangkau dengan kendaraan pribadi beukuran kecil maupun besar. Jarak parkiran ke lokasi terpisahkan ruas jalan, dan bisa dijangkau dengan jasa ojek maupun jalan kaki. Dengan tarif 5000 rupiah, puluhan tukang ojek standby di area parkir menunggu pengunjung yang mau diantarkan sampai pintu retribusi. Jarak yang harus diituju tidak terlalu jauh sebenarnya, mungkin hanya 250-an meter. Jalan kaki? Bisa banget.
Tiket masuk ke Gua Gong, kalau tidak keliru 10.000/pengunjung. Setelah membeli tiket, pengunjung harus berjalan kaki menuju mulut gua dengan jarak sekitar 400 meter. Kalau yang bagian ini wajib jalan, karena tidak ada jasa ojek dan tidak bisa dilalui kereta dorong bayi. Jadi, kalau misalnya bawa bocah yang belum bisa berjalan sendiri...kalau saya mending skip. Bakalan capek.
Sebelum memasuki gua lebih dalam, bisa menyewa senter terlebih dahulu mengingat suasana gua yang cenderung remang-remang. Harga sewa 5 ribu/pengunjung.
Konon, dinamakan Gua Gong karena cerita masyarakat sekitar yang sering mendengar suara mirip bunyi gong dari dalam gua saat malam hari. Secara ilmiah, bunyi ini berasal dari tetesan air yang menimpa stalakmit dan kemudian dipantulkan. Ada pula yang mengatakan bahwa nama Gua Gong diambil karena keberadaan satu batu di dalam gua yang apabila ditabuh akan mengeluarkan bunyi dan menggema seperti bunyi gong.
Begitu memasuki gua, mata langsung dimanjakan dengan keindahan stalaktit dan stalagmit yang sudah dilengkapi dengan cahaya lampu warna-warni. Selain menambah kecantikan gua, keberadaan lampu-lampu tersebut juga digunakan untuk menerangi stalaktit maupun stalagmit agar bisa dilihat jelas oleh pengunjung.
Untuk bisa menyusuri gua sepanjang 256 meter ini, rute yang harus dilewati pengunjung sudah dibuat sedemikian rupa dengan undak-undakan permanen sehingga mudah untuk dilalui. Tak ketinggalan, kipas-kipas angin berukuran besar juga ditempatkan dibeberapa sudut untuk mengusir bau pengap khas gua dan juga agar pengunjung tidak merasa gerah/kepanasan selama di dalam gua. Asal tidak banyak acara berhenti untuk mengambil foto/video, satu setengah jam cukup untuk menyusuri tubuh Gua Gong ini.
Sama seperti Pantai Klayar, di sekitaran Gua Gong juga banyak kios-kios yang menjajakan oleh-oleh khas Pacitan, baik yang berupa barang cinderamata maupun panganan khas yang siap dibawa pulang sebagai buah tangan.
Itu tadi oleh-oleh dari saya berupa tulisan hasil pengalaman. Semoga bermanfaat😊
ingin sekali menyusuri Sungai Maron, penasaran dengan Amazonnya Pacitan. DIlihat dari gambar saja sudah bagus, apalagi lagi datang langsung kesana. Bisa jadi destinasi wisata bersama keluarga ataupun teman juga ya :D
BalasHapushore libur sekolah
BalasHapusaku libur kerja satu bulan wkkwkw
lagi cari referensi sebulan mau ngapain aja nih
kayaknya pacitan bisa deh
aku pengen banget ke sungai amazon itu
tapi pantainya bagus
sekarang Pacitan juga ada JLSnya kan ya jadi aksesnya lebih mudah