Kamis, 30 Juni 2022.
Sedikit berperang melawan dingin, pagi itu saya pacu motor saya lebih cepat dari biasanya. Saya ingat pesan Mba Henny dari Dompet Dhuafa agar kami tepat waktu; pukul 06.30 diusahakan sudah sampai di titik kumpul, pada sebuah guest house yang terletak tak jauh dari Pabrik Gula Madukismo.
“Kita sebisa mungkin on time ya teman-teman, karena kita akan visit ke beberapa titik dengan jarak yang lumayan jauh," pesan beliau melalui What Apps Group. Jujur, ini seperti de Javu. Saya seakan dibawa ke masa lalu yang kadang ngangeni.
Dulu, sekian tahun yang lalu...pernah melewati hari-hari dimana harus bangun pagi, meninggalkan rumah seharian, ke lapangan bersama teman-teman, bertemu narasumber, menggali data, menuliskannya, dan hari itu saya melakukannya kembali.
Tapi untuk urusan karir, saya anggap itu masa lalu. Bagaimanapun, pilihan hidup sudah ditentukan dan itulah yang terbaik.
Terimakasih untuk Dompet Dhuafa Jogja yang sudah memberi saya kesempatan untuk mengikuti Journey to JogAgroWisata. Selain bisa kopdar-an dengan teman-teman blogger, acara ini rupanya bisa jadi semacam sarana untuk bernostalgia😊
Teman-teman blogger semangat mengikuti Journey to JogjAgrowisata |
Di event Journey to JogAgroWisata, bersama teman blogger dan juga rekan jurnalis beberapa media kami diajak mengunjungi 3 lokasi, melihat secara dekat realisasi program Dompet Dhuafa dalam upayanya memajukan perekonomian masyarakat. Satu lokasi berada di wilayah Sedayu, Bantul. Lokasi kedua dan ketiga berturut-turut berada di Sentolo, Kulon Progo dan Kecamatan Nglipar, Gunungkidul.
Orang Jawa bilang, hari itu kami njajah desa milangkori..jadi Bolang dalam sehari 😄
Seperti kita tahu, dompet Dhuafa merupakan lembaga amil zakat yang mengelola dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf. Dalam usahanya untuk mengentaskan kemiskinan, lembaga ini memiliki 5 pilar program utama meliputi bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial-dakwah, dan budaya.
Ekonomi pemberdayaan merupakan salah satu program Dompet Dhuafa. Dalam pelaksanaanya, program tersebut diwujudkan melalui pembentukan kelompok usaha serta program berkelanjutan melalui pelatihan dan pendampingan.
DD Farm, Mengembangkan Dana Dalam Bentuk Peternakan Untuk Penuhi Kebutuhan Domba Kurban
Kandang DD Farm yang berada di Sentolo, Kulon Progo, Yogyakarta |
Mengembangkan bisnis dari dana zakat, infak, dan sedekah adalah tujuan utama pendirian Dompet Dhuafa Farm (DD Farm). Berlokasi di Sentolo, Kulon Progo, DD Farm Yogyakarta merupakan satu dari 10 usaha peternakan yang di miliki Dompet Dhuafa, dan berfokus pada usaha peternakan domba.
Sejak awal, DD farm ini sengaja dikembangkan dengan konsep social enterprise. Dari usaha peternakan ini diharapkan nantinya akan ada keuntungan yang didapat, manfaat yang terus mengalir ke penerima yang lain, dan diharapkan terus berkembang dari waktu ke waktu.
Tak jauh berbeda dengan konsep Kampung Ternak Nusantara, program ini juga bergerak dengan melakukan pendampingan terhadap masyarakat dengan harapan bisa memajukan kesejahteraan. Bedanya kalau kampung ternak berbasis individual, DD Farm berbasis komunal. Dengan kata lain DD farm merupakan peternakan terpadu yang dikelola langsung oleh Dompet Dhuafa dengan melibatkan masyarakat lokal.
Domba kurban DD Farm yang berlokasi di Sentolo, Kulon Progo |
Mulai beroperasi kurang lebih satu tahun yang lalu, saat ini DD farm dikelola oleh 6 orang pekerja atau yang biasa disebut Anak Buah Kandang (ABK). Selain bekerja, para ABK juga belajar menjadi peternak produktif dengan cara praktek langsung.
“Buat kami untung itu nomer dua...Tapi di sini yang utama adalah pemberdayaan. Para ABK di sini belajar bareng, mengawali semua dari nol. Nanti kalau mereka sudah merasa cukup ilmu dan pengalaman, mau berusaha sendiri, dipersilakan. Bahkan ABK yang keluar, nantinya akan diberikan bibit domba yang nantinya kalau sudah memenuhi syarat akan dibeli kembali oleh DD,” ujar Satiya Jati yang akrab di sapa Mas Yayak selaku Lurah kandang DD Farm.
Komitmen DD Farm Siapkan Domba Sehat Sesuai Syariat
Dompet Dhuafa menjamin domba yang dikurbankan adalah domba yang telah melewati proses pemeriksaan kesehatan dan bebas PMK |
Domba menjadi salah satu kebutuhan penting masyarakat, terlebih menjelang Idul Adha seperti saat ini. Dalam kapasitas penuh, kandang DD Farm Sentolo bisa menampung hingga 1400 ekor domba, namun saat ini populasi kandang baru mencapai 900-an ekor.
Ada beberapa jenis domba yang dikembangkan dalam kandang yang berdiri di atas lahan seluas 3500 meter persegi ini, diantaranya jenis domba garut, domba ekor tipis, dan domba ekor gemuk.
Dalam kesempatan yang sama, mas Yayak mengatakan bahwa dengan domba yang dimiliki, DD Farm dan siap memasok kebutuhan hewan kurban untuk Dompet Dhuafa sendiri, lembaga lain, dan juga melayani permintaan pembelian atas nama individu.
“Kami jamin domba-domba yang berasal dari DD Farm adalah domba yang sehat karena sudah mengalami proses quality control yang ketat” begitu tambahnya.
Maaf, kandang kami Lockdown!
Pengumuman mengenai pembatasan masyarakat yang bisa memasuki areal kandang ini terpampang dengan jelas di bagian depan lokasi kandang. Pembatasan tegas terhadap akses keluar-masuk ini tentu saja terkait dengan Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) yang mewabah menjelang Hari Raya Idul Adha 2022 ini.
Kebijakan ini juga yang menjadikan tidak semua dari kami bisa masuk ke areal kandang, atau lebih tepatnya dibatasi secara jumlah atau waktu. Hanya perwakilan dari 3 blogger yang bisa masuk, itu pun tidak lama dan melalui proses screening terlebih dahulu. Tak mengapa, demi kesehatan para domba dan kebaikan bersama.
Sebagai unit yang menyediakan pasokan hewan kurban, DD Farm bertanggungjawab melakukan mitigasi untuk memastikan domba yang disalurkan adalah domba yang sehat.
“Selain melakukan pembatasan akses manusia , karantina juga kami lakukan. Domba keluar setelah kami pastikan bebas penyakit, benar-benar sehat. Kami melibatkan banyak mitra baik itu dari dinas kesehatan hewan, dan juga dokter hewan untuk terlibat dalam melakukan pemeriksaan hewan kurban di kandang," papar mas Yayak terkait kesiapsiagaan DD Farm menghadapi ancaman PMK pada domba.
Domba yang akan digunakan sebagai hewan kurban telah melalui proses karantina dan jaminan quality control yang ketat |
Dompet Dhuafa Tebar Hewan Kurban
Bagi kaum muslim, ibadah kurban merupakan perintah yang disyariatkan sebagai bentuk kesetiaan umat kepada Allah SWT. Untuk yang mampu melaksanakannya ibadah ini tak hanya untuk mendekatkan diri kepada –Nya, tetapi juga menjadi momen untuk berbagi.
Tak perlu repot, karena saat ini masyarakat bisa dengan mudah melakukan ibadah ini melalui program Tebar Hewan Kurban Dompet Dhuafa. Selain membantu kelangsungan roda ekonomi para peternak, program ini juga memastikan penerima daging kurban adalah orang-orang yang berhak dan tepat sasaran.
Daging kurban yang dikelola Dompet Dhuafa akan didistribusikan dari daerah perkotaan ke wilayah-wilayah yang belum terjangkau hewan kurban. Melalui program Tebar Hewan Kurban, Dompet Dhuafa juga menjembatani pendistribusian daging kurban ke wilayah yang membutuhkan, meliputi daerah miskin, tertinggal dan pedalaman, masyarakat yang tinggal di wilayah bencana dan juga daerah rawan konflik, bahkan ke beberapa titik di luar negeri.
Menurut saya pribadi, mekanisme pendistribusian seperti ini lebih menjamin untuk tepat sasaran. Pernah mendengar atau mengalami sendiri kan adanya penumpukan daging kurban sehingga konsep berbagi kepada yang membutuhkan, terasa kurang bermakna?
Kalau itu yang terjadi, bisa jadi inilah waktu yang tepat untuk berkurban, #JadiManfaat bersama Dompet Dhuafa. Kesempatan yang datang hanya satu kali dalam setahun ini, sayang kalau dilewatkan begitu saja.
Diversifikasi Hasil Panen Petani Melalui DD MinaPadi Sedayu
Selain DD Farm di Sentolo Kulonprogo, lokasi yang juga kami sambangi hari itu adalah Dusun Polaman, Kelurahan Argorejo, Kecamatan Sedayu, Bantul.
Implementasi teknik MinaPadi untuk meningkatkan hasil panen petani |
Petak-petak sawah yang dipagari dengan jaring baik di bagian tepi maupun atas, menjadi ciri mencolok lahan para petani yang mendapatkan pendampingan dari Dompet Dhuafa. Tak hanya ditanami padi, sawah juga digunakan petani untuk memelihara ikan jenis nila. Penggunaan jaring dimaksudkan untuk melindungi tanaman padi dan ikan dari predator seperti burung dan juga regul.
Konsep Mina Padi ini tak lepas dari potensi yang dimiliki areal persawahan di Dusun Polaman sendiri. Stok air yang melimpah dan terus mengalir melalui selokan mataram, menjadi pertimbangan utama.
“Sayang kalau air yang sepanjang tahun ada ini tidak di manfaatkan. Oleh karena itu dipikirkan bagaimana agar penduduk tidak hanya menikmati 1 macam komoditi setiap masa panen, tetapi kalau bisa lebih” Papar Nuryanto Harimurti selaku SPV Ekonomi Dompet Dhuafa Jogja.
Dalam hal pengembangan teknik bertanam sistem mina padi ini, bentuk pendampingan yang dilakukan Dompet Dhuafa meliputi bantuan dalam bentuk bibit ikan, sarana produksi pertanian, penerapan teknologi tepat guna, dan juga bantuan dalam hal pemasaran.
Saat ini program pemanfaatan lahan persawahan dengan teknik Mina Padi ini telah merangkul 34 petani setempat. Satu tahun berjalan, proyek pendampingan dalam bidang pertanian ini kini telah memasuki masa panen ke empat.
“Kalau dulu masih mikir lauk..sekarang sudah bisa panen lauk sendiri” Ujar Wagiran salah satu petani yang sudah merasakan manisnya bertani dengan teknik mina padi ini.
Selain memanen ikan, masyarakat juga bisa menikmati beras untuk mereka konsumsi sendiri. Jika terjadi surplus panenan, maka beras juga digunakan sebagai produk zakat fitrah oleh Dompet Dhuafa.
Dompet Dhuafa Dampingi Mount Vera, Perkaya Gunungkidul dengan Produk-Produk Olahan Aloe Vera
Mount Vera Agrotech, salah satu unit usaha yang mendapatkan pendampingan dari Dompet Dhuafa |
Salut! Satu kata yang bisa saya ungkapkan kepada sosok Alan Efendhi, Pemuda asal Desa Kantongan, Nglipar, Gunungkidul yang berhasil membudidayakan, serta mengambil manfaat dari tanaman Aloe Vera atau yang biasa kita sebut lidah buaya.
Ketika mayoritas penduduk Gunungkidul yang lain bertanam jati atau membudidayakan singkong, kala itu ia berani melawan arus. Sempat dipandang aneh oleh warga sekitar, namun kini ia telah membuktikan kalau apa yang ia lakukan adalah hal yang tepat dan bermanfaat.
Bernaung dalam sebuah unit usaha pertanian Mount Vera Agrotech, saat ini usaha yang dirintis Alan bersama keluarga di tahun 2018 ini telah berhasil membudidayakan tanaman lidah buaya pada lahan seluas kurang lebih satu hektar.
Batang lidah buaya yang sudah dipanen kemudian dimanfaat kan sebagai bahan dasar pembuatan produk minuman dan juga cemilan berwujud keripik. Adapun kapasitas produksi minuman yang dihasilkan bisa mencapai 1000 cup dalam sehari, dengan omzet sekitar 30 juta/bulan.
Mr Kriuk, kripik dengan bahan tambahan lidah buaya, siap menjadi oleh-oleh khas Gunungkidul |
Minuman segar dalam kemasan, salah satu contoh produk yang dikembangkan dari tanaman lidah buaya/aloe vera |
Dalam jenis usaha ini, bentuk pendampingan usaha yang dilakukan Dompet Dhuafa meliputi bantuan bibit tanaman, pelatihan dalam pengolahan hasil panen, dan juga suntikan dana.
Matahari semakin condong ke barat. Langit meredup dan kami harus mengakhiri petualangan kami. Yang pasti, banyak pelajaran baru yang kami petik hari ini.
Wabah PMK bikin peternakan tiarap. Menjelang idul adha pula. Habis manusia yg dilockdown dan divaksin, sekarang giliran ternak.
BalasHapus