Sebagai orang Indonesia, apalagi tinggal di desa, tentu tak asing lagi dengan yang namanya singkong atau ketela. Di lingkungan sekitar, banyak yang menanam tanaman bernama latin Manihot Utilissima ini di kebun, pematang sawah, atau di sela-sela pekarangan rumah. Selain gampang tumbuh, tanaman singkong juga cepat dan mudah dinikmati hasilnya.
Daun singkong yang masih muda, enak sekali disayur. Enam sampai 9 bulan setelah ditanam, umbinya sudah bisa dipanen. Kalaupun tak menanamnya sendiri, singkong juga bisa gampang dibeli di warung, pasar, atau tukang sayur yang lewat depan rumah.
Beragam Olahan Bisa Tercipta Dari Umbi Ketela atau Singkong
Image: freepik.com |
Ya, paling praktis memang beli makanan yang sudah matang, sudah jadi, alias tinggal makan. Tapi kalau memang pas lagi pengen masak sendiri, atau misal pas punya singkong entah itu diberi tetangga yang lagi panen, tidak ada salahnya kok mengolah singkong atau ketela yang ada. Cara yang paling mudah mengolah singkong adalah dengan cara merebus, mengukus ataupun menggorengnya. Selain itu, kita juga bisa mengolah singkong menjadi bahan dasar camilan contohnya keriping singkong, keripik getuk, dan lain sebagainya.
Dari segi nutrisi, ketela atau singkong kaya akan karbohidrat sehingga bisa digunakan sebagai makanan pokok alternatif pengganti nasi. Selain itu singkong juga mengandung sumber mineral yang cukup banyak seperti kalsium, fosfor, mangan, zat besi dan kalium. Mineral ini diperlukan untuk perkembangan, pertumbuhan, dan menjalankan fungsi jaringan tubuh. Sementara kalsium diperlukan untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi.
Singkong termasuk makanan yang rendah kadar gula. Seratus gram singkong mentah hanya mengandung sekitar 1,7 gram gula, dan kadar gulanya akan menurun bila telah melewati proses pemasakan. Ketela atau singkong seringkali dijadikan menu makananan diet untuk menjaga stabilitas kadar gula dalam darah.
Sayangnya, Singkong Cepat Membusuk. Berikut Cara Menyimpan Singkong Agar Lebih Awet!
Berbeda dengan ketela rambat/ ubi yang justru akan lebih terasa manis atau lebih enak setelah lama dalam penyimpanan, singkong atau ketela pohon termasuk bahan pangan yang cepat rusak apabila salah dalam proses penyimpanan.
Setelah dipanen, singkong yang belum dikupas hanya kuat bertahan sekitar 3-5 hari di suhu ruangan. Kalau tidak segera dimasak, biasanya akan muncul seperti garis-garis kebiruan dan lama-lama akan berubah kecoklatan pada badan singkong. Di tahap-tahap awal, singkong masih bisa dimasak. Tapi kalau warna sudah berubah kecoklatan, maka rasa singkong pun akan berubah dan tampilan menjadi tidak menarik sama sekali. Ketela atau singkongpun akan berubah rasa dan menjadi tidak layak untuk konsumsi.
Lantas bagaimana cara menyimpan singkong agar awet? Saya merasa lebih praktis menyimpan singkong dalam posisi sudah terkupas, baru kemudian memasukkannya dalam kulkas. Teknisnya mirip dengan cara menyimpan tahu agar awet, yaitu menggunakan media air.
- Setelah nendapatkan singkong/ketela, kupas segera dan cuci di bawah air mengalir. Potong-potong sekalian sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Di samping mempermudah saat penyimpanan, cara ini juga mempersingkat waktu persiapan saat singkong atau ketela hendak dimasak.
- Siapkan wadah, masukkan singkong yang sudah dicuci. Kemudian beri air matang sesampai keseluruhan singkong terendam. Beri sejumput garam.
- Tutup wadah, dan simpan singkong kupas dalam lemari es.
- Ganti air setiap dua hari sekali.
Dengan cara menyimpan singkong dalam posisi sudah dikupas, singkong akan lebih tahan lama dan bahkan bisa bertahan sampai 2 minggu. Selain itu, saat ada keinginan memasak ketela atau singkong waktu persiapan yang kita gunakan akan lebih cepat dan praktis.
Selain menyimpannya dalam bentuk kupasan-mentah, kita juga bisa kok menyimpannya sebagai frozen food. Caranya cukup mudah; kukus ketela sampai setengah matang, jangan lupa bumbui dengan sedikit garam meja dan juga kaldu jamur, kemudian angkat. Setelah dingin, masukkan dalam lemari pendingin. Saat butuh sewaktu-waktu ingin memasaknya, kita tinggal memanaskannya sebentar atau menggorengnya. Mudah dan praktis bukan?
Perihal singkong memang jadi masalah mengingat mudah busuknya apalagi kalau sudah begitu tidak bisa diolah. Pas banget ini buat yang punya panenan singkong bisa diolah setelah beberapa hari. Terima kasih informasinya!
BalasHapusWah baru tahu aku. Bisa tahan lebih lama ya. Makasih tipsnya, Lis.
BalasHapusBener nih mba lis, singkong didiamkan di lantai esokane jadi biru njuk kacel...akhire ga bisa dipangan...taksave dulu ah tipsnya. biasanya singkong kih pengen takbikin kolak ne pas ada pelengkap telo en pisang
BalasHapus