Dalam hitungan jam, 2023 akan segera berlalu. Selamat datang 2024!
Umumnya masyarakat menyambut pergantian tahun ini dengan sukacita. Banyak harapan baru, doa-doa terucap dan harapan agar bisa terealisasi di masa depan.
Beragam tradisi dan kebiasaan kita kenal untuk menyambut datangnya tahun baru.
Di Spanyol, masyarakat merayakan pergantian tahun dengan memasukkan 12 anggur di dalam mulut. Memakan anggur dengan jumlah sesuai jumlah bulan dalam 1 tahun dipercaya akan mendatangkan keberuntungan sepanjang tahun.
Tradisi unik bahkan dimiliki masyarakat negara Chili. Di sana, masyarakat menghabiskan malam tahun baru dengan menginap di pemakaman.
Di Indonesia?
Ada banyak cara yang kerap dilakukan masyarakat kita untuk menyambut datangnya tahun baru. Ada yang memilih menghabiskan moment dengan liburan bersama, berkonvoi keliling kota, mendaki gunung, atau banyak juga yang cukup puas dengan tetap di rumah, menikmati kebersamaan bersama keluarga.
Meskipun begitu –diantara sekian cara – ada beberapa barang yang kehadirannya identik dengan tahun baru
Tahun Baru Berasa Kurang Lengkap Tanpa Kehadiran Mereka
Kembang Api
Di banyak negara, kembang api menjadi elemen penting perayaan tahun baru. Di Jogja sendiri, pesta kembang api biasa diadakan di beberapa ruang publik, sebut saja di kawasan Tugu.
Meskipun tidak ada catatan pasti kapan kembang api digunakan pertama kali untuk memeriahkan perayaan tahun baru, namun ada beberapa catatan sejarah yang mengungkapkan hal tersebut.
Tiongkok kuno, merupakan salah satu budaya pertama yang menggunakan bahan kimia untuk menciptakan kilatan cahaya di udara.
Pada abad pertengahan, giliran masyarakat Eropa yang menggunakan kembang api dalam beberapa perayaan, termasuk tahun baru. Sementara di Amerika Serikat, penggunaan kembang api untuk merayakan tahun baru berkembang selama abad ke 19.
Saat ini, penggunaan kembang api telah menjadi tradisi global. Ditambah dengan teknologi kembang api yang makin beragam dan menarik, banyak yang menggunakan kembang api sebagai bahan penyemarak utama tahun baruan dengan alasan kembang api merupakan simbol visual dari kegembiraan, kemeriahan, dan semangat positif menyambut masa depan.
Terompet
Tahun baru adalah terompet, dan terompet identik dengan tahun baru. Begitulah tradisi masyarakat.
Meniup terompet di malam pergantian tahun, rupanya tidak hanya berlaku di Indonesia. Rupanya, kebiasaan ini juga banyak dilakukan oleh masyarakat dari berbagai belahan dunia.
Secara historis, tradisi meniup terompet di malam tahun baru konon sudah ada sejak jaman pertengahan di negara-negara Eropa. Terompet versi pertama adalah tanduk binatang atau cangkang keong.
Hingga di sekitar abad pertengahan, desain terompet mengalami perubahan. Fungsi terompet pun makin luas dan berkembang menjadi alat musik seperti yang kita kenal saat ini.
Di Indonesia, tradisi meniup terompet ini sempat lama membudaya. Dulu, ada satu masa dimana banyak ditemui pedagang terompet kertas menjelang pergantian tahun seperti sekarang. Tapi gara-gara pandemic Covid 19, dan higienitas terompet yang dipertanyakan… sekarang jarang yang merayakan tahun baru dengan terompet kertas.
Piranti Bebakaran
Piranti bebakaran plus segala pernak-perniknya menjadi barang yang banyak diburu. Hari Ini banyak yang tiba-tiba menjadi pejuang jagung, sosis, bakso,maupun daging sapi/ayam.
Barbeque atau bakar-bakaran menjadi salah satu kegiatan yang identik dengan kemeriahan tahun baru.
Biasanya aktivitas bakar-bakaran ini dilakukan tanggal 31 Desember malam, sekaligus untuk menghalau rasa bosan selama menunggu detik-detik pergantian tahun.
Terlepas dari semua bentuk perayaan tahun baru, segala perlengkapan atau ubo rampe menyambut 2024, buat saya yang paling penting SEMANGAT. Harapan untuk esok yang baik atau bahkan lebih baik.
Terimakasih 2023. Alhamdulillah untuk semua yang sudah terjalani. Selamat datang 2024.. Berharap semua dimudahkan, dilancarkan, selalu dalam lindungan-Nya.
Happy New Year temans!πππππππ
Posting Komentar
Posting Komentar