enalin, namanya Cemong. Warna bulunya Calico, belang tiga, ato kalau orang Jawa nyebutnya kembang telon. Karena persebaran warna bulu dibagian muka agak tidak beraturan, jadilah ia kami panggil Cemong..atau kadang Mong-Mong.
Cemong datang ke rumah awal puasa kemarin, malam-malam dan dalam keadaan lapar. Kasihan kan? Sepertinya ia kucing buangan menilik tubuhnya yang kurus, tapi jinak. Saat saya pegang, ia sama sekali tidak melawan, menandakan ia sudah terbiasa berinteraksi dengan manusia.
Saya beri ia makan..dan semenjak itu, Cemong sering datang ke rumah. Kalau pagi-sore, ia bebas masuk ke rumah dan makan dryfood bareng si Milku, tapi kalau malam..ia tidur di luar. Biasanya ia suka tidur di teras belakang.
Sebenarnya saya kasihan, karena bisa dikatakan saat ini Cemong belum punya “keluarga” yang sesungguhnya. Pak Suami tidak suka kucing, dan kurang suka ada Cemong di rumah. Itulah alasan kenapa sempat Cemong ini saya open adopt di komunitas hibah kucing di wilayah saya tinggal. Tapi rupanya, ia belum juga mendapakan forever home sampai saat ini. Terlebih, posisinya yang saat ini bunting. Tidak banyak yang mau merawat ibu kucing dan bayi-bayinya.
Balik lagi ke Cemong dan warna bulunya. Di dunia perkucingan, Calico ini dianggap sebagai warna bulu yang bagus. Apalagi kalau si pemilik adalah kucing jantan, maka dipastikan ia akan menjadi rebutan.
Keistimewaan Kucing dengan Warna Bulu Calico
Sebenarnya, ini bukan pertama rumah dipakai basecamp kucing warna mbang telon. Duluuu..ada “Mamak” dan “Beng-Beng” yang juga berwarna kembang telon. Kalau saya pribadi, kucing dengan warna belang tiga ini warna yang paling”eye catching” di dunia perkucingan. Kalau ia manusia bisa dikatakan ia golongan kembang desa, alias cantik. Dan entah ada hubungannya atau tidak, kucing dengan warna Calico ini saya amati adalah kucing yang paling rajin beranak-pinak. Sebentar-sebentar hamil, trus lairan. Cemong ini juga. Kemarin sudah saya niatkan untuk saya bawa steril, agar tidak overpopulasi. Eh…ternyata sudah kadung bunting atau hamil. Duh!!
Terlepas dari itu semua, ternyata kucing belang tiuga, kembang telon atau calico ini seringkali diangggap istiimewa, diantaranya:
Kucing Belang Tiga, Hampir Semuanya Betina
“Mesti wedok!” Biasanya begitu kalau ketemu kucing belang tiga dan tebak-tebakan jenis kelaminnya.
Sampai di usia segini, saya belum pernah ketemu dengan kucing belang tiga dengan jenis kelamin jantan. Ternyata, ada alasan ilmiah kenapa kucing belang tiga dengan jenis kelamin jantan jarang ditemukan.
Alasan kenapa kucing calico jantan sangat jarang ada adalah karena mereka mengalami keabnormalan genetik, dimana mereka mengalami kelebihan kromosom X yang mengakibatkan tingkat kematian dalam kandungan maupun setelah lahir cenderung tinggi.
Dianggap Sebagai Kucing Keberuntungan
Kepercayaan bahawa kucing membawa keberuntungan bisa ditemui dalam berbagai kebudayaan. Orang-orang Mesir percaya bahwa kekuatan kucing hidup dapat melindungi dari segala macam kejahatan. Di Eropa, kucing diperlakukan dengan hormat karena dianggap mampu menjaga hasil panen.
Di Amerika Serikat, Inggris, Irlandia, Jepang, kucing tiga warna dianggap sebagai kucing pembawa keberuntungan. Maneki-neko, patung kucing yang sering ditempatkan di pintu masuk rumah dan tempat usaha di Jepang , juga terinspirasi dari kucing belang tiga. Di Pulau Jawa pun berkembang mitos bahwa kucing ini pembawa hoki atau keberuntungan bagi pemiliknya.
Terlepas benar atau tidaknya mitos-mitos diatas, kalau saya melihara kucing ya karena sejak dulu memang seneng dengan kucing, apapun warnanya. Balik ke Cemong --kucing yang datang ke rumah dan sekarang menjadi teman Milku--Kalau memang jalannya harus kami rawat, akan kami rawat semampunya.
Posting Komentar
Posting Komentar